Chapter 18

2K 107 19
                                    

Tak terasa sudah satu minggu Maura bekerja menjadi pelayan di restoran ini. Maura tidak percaya bahwa Lelya pemilik restoran ini adalah tante Tiara dunia memang sangat sempit bukan? Restoran ini cukup ramai membuat Maura kewalahan karena baru kemarin salah satu pelayan disini mengundurkan diri karena akan menikah dan tentu itu semakin membuat pekerjaan Maura bertambah sekarang.

Tentang kecelakaan kemarin untung saja sekarang sudah membaik dan tidak terlalu sakit lagi sebab ia sering meminum obat yang Dokter berikan tempo hari. Maura selama seminggu ini merasa bersalah kepada Mami dan Papi nya karena ia masih tidak memberitahu mereka bahwa ia bekerja di sini menjadi pelayan.

Saat ini Maura membersihkan meja setelah para pelanggan selesai makan. Meski tangan nya sudah pegal tetapi Maura harus terbiasa mulai sekarang dan ia juga harus merelakan tangan nya yang halus sekarang mulai terasa kasar. Maura tidak menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikan nya dan mendekati Maura. Orang itu duduk dan memanggil Maura.

Maura langsung mendekati orang itu dan menanyakan ingin memesan apa. Maura merasa risih saat pria itu menatapnya dengan pandangan nakal dan ia segera pergi setelah orang itu memesan makanan. Beberapa menit akhirnya makanan orang itu selesai dan Maura mengantarkan makanan.

"Ini pesanan anda Pak." ujar Maura menaruh makanan yang dia pesan tetapi Maura terkejut saat pria itu malah mencengkram pergelangan tangan nya.

"Bisakah Nona manis ini menemani saya makan? Saya yakin akan terasa nikmat saat Nona manis menemani saya." ujar pria itu menatap nakal Maura. Maura jelas menolak dan meminta di lepaskan tetapi pria itu tidak mau melepaskan tangan Maura membuat Maura ingin menangis karena ia belum pernah mengalami hal seperti ini.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" Caty pegawai yang sudah lama bekerja di tempat ini mendekati Maura dan pria itu yang membuat keributan. Pria itu pun menjelaskan bahwa ia ingin makan di temani oleh Maura tetapi Maura malah menolaknya. Caty  mengangguk mengerti dan mengalihkan tatapan nya kepada Maura.

"Harusnya kau turuti saja permintaan nya Maura. Dia hanya ingin kau temani makan tidak lebih kau malah membuat keributan disini." tegur Caty kesal. Maura sendiri ingin mengatakan sesuatu tetapi Caty langsung memotongnya dan menyuruhnya untuk menemani pria itu. Mau tak mau Maura menuruti perkataan Caty dan menemani pria ia Maura tebak adalah pria hidung belang terlihat dari tatapan pria itu yang nakal saat melihat nya.

"Seperti itu kan lebih enak." pria itu mengedipkan sebelah mata nya dengan genit saat Maura duduk di samping nya. Maura terdiam menunggu pria itu untuk selesai makan karena Maura berpikir lebih baik mengelap meja daripada harus duduk di samping pria hidung belang ini.

Maura semakin tidak nyaman saat pria itu memaksa nya untuk ikut makan bahkan pria itu dengan kurang ajar memegang tangan Maura sampai akhirnya Leyla datang dan mendekati meja mereka. Maura menghembuskan nafasnya lega saat Leyla menyuruhnya mengantar pesanan di meja satu lagi tak butuh waktu lama Maura segera beranjak pergi. Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore itu artinya jam kerja Maura sudah habis, Maura bersiap untuk pulang tetapi saat ia berjalan ke Halte Bus seseorang menarik tangan Maura membuatnya terpekik.

"Kenapa kau buru-buru sekali." suara bernada genit itu membuat Maura merinding takut dan ia semakin ketakutan karena orang itu adalah pria kurang ajar yang mencoba merayunya. Maura jelas meronta saat pria itu membawa nya ke belakang restoran yang jelas tidak ada siapapun. Maura mencoba berteriak tetapi pria itu menutup mulutnya.

Air mata Maura jatuh karena ia berpikir bahwa dia akan memerkosa nya karena Maura mencoba sekuat tetapi kekuatan nya tidak sebanding dengan kekuatan pria itu."Tenanglah sayang. Kenapa kau menangis hm?" Maura seketika mual melihat pria itu yang menatap nakal kearahnya. Pria itu mendorong Maura sampai terjatuh di tanah.

"Apa yang kau lakukan! Lepaskan aku." Maura terisak melihat pria itu malah semakin mendekati nya. Seumur hidup Maura ia belum pernah di lecehkan sedemikian rupa oleh seorang pria. Maura mencoba mengambil ponsel nya dengan cepat dan menghubungi Zara tetapi sahabatnya itu tidak mengangkat nya dan bersamaan dengan itu ponselnya di ambil secara paksa dan pria itu malah mendorong nya membuat tangan Maura memar.

"Kau ingin menelfon siapa? Kekasihmu? Lupakan dia sejenak sayang, lebih baik kita bersenang-senang." ujar pria itu mencoba memeluk Maura tetapi untungnya Maura bisa menghindar dan menendang kaki pria itu sampai dia mengaduh kesakitan. Maura langsung lari saat pria itu kesakitan dan Maura berlari kencang sampai ia tidak menyadari bahwa sebuah mobil mewah mendekatinya.

"Arghhhh..." teriak Maura memejamkan matanya karena ia berpikir ia akan tertabrak tetapi saat membuka kedua matanya ia mendengar suara yang tidak asing memarahinya.

"Apa kau gila! Kalau kau ingin..." ujar orang itu dengan nada marah tetapi ucapan nya terhenti saat melihat Maura berlari dan memeluknya dengan erat.

"Arka.. Benarkah ini kau. Arka Aku takut sekali. Dia ingin melecehkan ku." isak Maura memeluk Arka dengan erat. Maura sungguh takut dan ia tidak bisa berpikir jernih sekarang. Saat yang ada di pikiran Maura adalah memeluk Arka yang mampu membuatnya merasa aman dari pria jahat itu. Arka jelas terkejut saat Maura tiba tiba memeluknya dan menangis, ada apa dengan gadis ini? Sampai akhirnya ia melihat seorang pria berlari mendekati mereka.

Arka menatap pria itu sejenak kemudian melihat Maura yang semakin memeluk nya dan menangis seketika ia sadar bahwa pria itu mencoba melecehkan Maura. Arka melepaskan pelukan Maura kemudian mendekati pria itu dan menghajar nya tanpa belas kasihan. Arka tidak memberikan pria itu membalas pukulan bahkan Arka tidak mendengarkan Maura yang meminta nya berhenti.

"Apa yang kau mau heh! Apa ini?." Arka meninju wajah pria itu sampai bibirnya robek dan berdarah. Maura seketika histeris melihat Arka terus saja memukul pria itu tanpa ampun bahkan darah segar sudah mengalir deras membuat Maura semakin panik."Arka aku mohon hentikan. Dia bisa mati!" Maura berusaha menghentikan Arka bahkan Maura memeluk Arka dari belakang.

Arka mengatur nafasnya kemudian melepaskan pria itu yang sudah tak berdaya. Arka mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian melemparkan nya kearah pria itu. Setelah itu Arka mengajak Maura masuk kedalam mobil nya. Tadi awalnya Arka ingin pulang karena merasa ia tak enak badan tetapi ia terkejut saat seseorang tiba tiba saja datang dan hampir ia tabrak lebih terkejut nya Maura adalah orang yang hampir ia tabrak.

Di dalam mobil Maura masih saja menangis meski Arka sudah menyuruhnya berhenti tetapi entah kenapa air mata nya terus jatuh. Arka melirik Maura yang menangis seraya memeluk tubuhnya. Arka tidak mengeluarkan suara lagi melihat betapa takut dan sedihnya Maura."Aku tidak ingin pulang.." Maura berkata tersendat menatap sosok pria yang saat ini membuat nya merasa aman berada di samping nya.

Arka menatap Maura dan mengangkat salah satu alisnya mendengar ucapan Maura."Antar kan aku ke Zara atau Vela." lanjutnya lagi tetapi tidak ada sahutan dari Arka. Di perjalanan Maura memejamkan kedua mata nya mengingat dulu ia tidak pernah mengalami hal hal sulit atau menakutkan seperti sekarang.

"Turunlah." ujar Arka membuat Maura tersentak kemudian Maura membuka kedua mata nya dan terbelalak karena ini bukan rumah Vela maupun Zara. Arka sudah turun dari mobilnya dan melirik Maura yang masih duduk di dalam mobil. Maura turun dari mobil dan menanyakan kenapa ia di bawa ke sini dan ini rumah siapa?

"Ini Mansion ku." Arka seakan tahu dengan pikiran Maura sekarang dan tanpa dia bertanya Arka sudah menjelaskan nya sendiri. Maura jelas terkejut karena Arka malah membawa nya ke Mansion pria itu.

"Kenapa kau membawaku ke sini? Aku ingin ke rumah Zara atau Vela." Maura berkata panik dan Arka hanya menatap Maura dengan datar.

"Rumah ku lebih dekat daripada rumah mereka. Rumah mereka dan rumah ku sama saja, bukan? Tidak ada beda nya." ujar Arka lalu masuk kedalam rumahnya meninggalkan Maura yang mengangga tak percaya.

Selamat pagi.
Kaya nya part kemarin sepi vote nya menurun tapi ya sudah lah.
Vote komen dan follow dan tinggalin jejak kalian jangan lupaa.

06.07.2021.
08.57 wib

Yang TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang