"Karen sayaang cepatlah! Ayah sudah akan terlambat bekerja!"
Karen berjalan enggan masuk ke dalam mobil jeep putih itu sebelum berpamitan dengan mama nya.
Yap benar. Kali ini Pernikahan mama nya tak bisa ia cegah.
Entah bagaimana lelaki bernama Mandala tidak mengurungkan niatnya untuk menikah meskipun telah melalui malam penuh dosa bersama nya dua minggu yang lalu, pikir karen tak habis pikir.
Terlebih lagi, Mandala bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa. Hal itu justru membuat karen makin frustasi.
Sudah seminggu ketika mereka menikah da tinggal di rumah Karen dan mamanya, tapi sama sekali tak pernah dibahas kejadian malam itu, seolah memang tak pernah terjadi.
Apa laki-laki itu sudah pikun? Pikirnya geram.
Karen tidak pernah membayangkan semuanya akan menjadi seperti ini sebelummya. Sebelumnya selalu berhasil sampai gagal.
Apa tujuan pria itu?
"Apakah kau akan terus berpura pura seolah tidak ada apa²?" Tanya karen membuka pembicaraan.
"Tentang?"
"Apa perlu ku ingatkan apa yang kita lakukan di rumah mu pada Mama?"
"Apa kau akan menyakiti mama mu seperti itu?" Balas nya acuh sembari tetap fokus menyetir.
Karen berdecih "jangan berbicara seolah² hanya aku yang bersalah"
"Kau lah yang menggodaku, Karen"
"Tapi kau yang memutuskan untuk berbuat lebih lanjut, dan jujur saja... Kau menikmati nya kan om? Oh Apa kini harus ku panggil Ayah?"
Mandala hanya terdiam.
Ide gila terlintas di pikiran Karen.
"Kau menyukai saat aku melakukan ini kan... Ayah?"
"Karen apa yang kau lakukan!"
Mandala terperanjat ketika merasakan tangan Karen tengah memijat kemaluannya di atas celana kerja nya.
Mobilnya hampir menabrak jalan pembatas tol saat Karen mencoba berpindah tempat di atas pangkuan nya.
"Kau harus memperbaiki kelakuanmu! Aku kini ayahmu, karen!"
Mandala mencoba memindahkan anak gadis nya yang kurang ajar itu dengan mengangkat badannya tapi terhenti ketika justru karen memindahkan tangan itu tepat di atas dada nya.
Dengan baju seragam SMA nya yang ketat, ia yakin Mandala bisa merasakan gundukan-nya dibalik kain tipis itu.
"Apa kau yakin tidak menginginkan ini, ayahku?"
Perlahan karen memindahkan satu tangan Ayah tiri nya itu ke pinggang, pantat, dan kini mendarat di paha nya yang sama sekali tidak tertutup rok seragam yang sudah pendek dan makin pendek dengan posisi duduk Karen yang menghadap Mandala tepat di pangkuannya, di atas kursi pengemudi.
Melihat mandala terdiam, membuat Karen semakin bersemangat. Ia sudah merasakan kemaluan ayah tiri nya telah mengeras di balik celana.
Dengan cekatan karen membuka kancing seragamnya tepat di hadapan Mandala dan mendekatkan buah dada nya yang terlihat dibalut bra berwarna merah muda ke wajah Mandala yang kian mengeras menahan sesuatu.
"Ngghhhh"
Karen tersenyum puas saat menyaksikan Ayah tiri nya kini memejamkan mata dan sedikit mengerang ketika ia menggerakan pinggul nya, ia makin merasakan sesuatu di bawah sana makin mendesak untuk keluar.
"Kau menikmati ini kan, Ayah tiri ku sayang? Hmm?"
"Karen hen..tikan..ah"
Kini gadis itu menciumi rahang dan leher Mandala sembari mengarahkan tangan pria itu agar meremas payudara nya. Pinggulnya tetap bergerak liar di pangkuan itu.
Dengan sekali tarikan, karen membuat sandaran kursi kemudi Mandala terdorong kebelakang dan kini posisinya tepat di atas Mandala yang tergeletak di bawahnya.
Ia menarik wajah Mandala agar mendekat ke buah dada nya yang telah ia keluarkan dari bra nya.
Karen tersenyum puas saat merasakan mulut Mandala bergerak mencari keberadaan puncaknya.
Saat ia mulai merasakan lidah pria itu keluar dan mencoba menjilati buah dada nya, Karen segera mundur dan melihat ekspresi Ayah tiri nya yang kebingungan dengan lidah dan tangan yang masih terlihat memdamba sesuatu yang tiba² di tarik paksa olehnya.
"Bukankah Ayah akan terlambat bekerja dan Karen akah terlambat sekolah?"
Kini karen sudah kembali ke kursi nya sendiri dan dengan santai merapikan baju seragam nya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ada apa ayah?"
godanya senang Melihat mandala yamg masih terdiam bingung dengan posisi yang sama seperti tadi.
"Ayah? Apakah ada sesuatu yang terjadi" tanya nya berpura².
"A-ah iya"
Mandala yang kembali sadar langsung membetulkan posisi kursi nya dan melajukan mobil jeep nya kembali.
Karen tersenyum puas saat dirasa telah berhasil menggoda pria yang kini telah menjadi ayah tiri nya itu.
"Aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan mudah sebagai ayah tiri ku"
Batin karen dalam hati, membayangkan berbagai rencana yang akan ia lakukan untuk menggoda pria di sampingnya yang makin lama ia merasa makin mudah untuk tergoda.
"Akan ku buat kau selalu merindukan tubuhku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Knock Knock (ONESHOT)
Historia CortaMemilukan ketika Karen mempunyai fetish untuk mengganggalkan pernikahan Mama nya dengan menggunakan tubuhnya untuk bercinta dengan setiap calon Ayah Tiri nya. ⚠️CERITA DEWASA ONESHOT⚠️ NB : Vote kalian sangatlah berarti