5

1.5K 136 5
                                    

"yang jungwon." si pemilik nama mengerang protes. ia melepas kaos putihnya dan melemparnya dengan asal.

"aku harus membayarnya dengan seks kan?" teriaknya sebal. sunghoon menghela napasnya. ia mengambil kembali pakaian jungwon. memasangkan kembali pada pemilik kaos.

"tidak. seks bukan bayarannya." sanggah sunghoon. jungwon mencebik sebal. ia menarik tubuh sunghoon untuk dipeluknya.

"lalu kenapa kakak marah-marah?" tanya jungwon dengan suara yang semakin mengecil. terdengar semakin takut menghadapi pemuda di depannya.

"jungwon sudah besar. bahkan sudah dekat dengan orang yang suka padanya. park jongseong, bukan?" jungwon semakin erat memeluk tubuh sunghoon.

"iya. kakak cemburu? nanti aku tidak akan dekat-dekat sama kak jongseong lagi. asal kakak tidak marah lagi." sahut jungwon. sunghoon mengusap pelan kepalanya.

"kakak akui, kakak cemburu. tapi kakak hanya sepupumu saja. jungwon akan hidup dengan orang lain suatu hari ini. kakak juga. harusnya kakak sudah siap dengan semua ini, tapi kakak masih memiliki rasa cemburu. marah. kecewa. tentu saja. kakak juga akan hidup bersama orang lain. tapi ternyata sesakit ini." jelas sunghoon. jungwon menangkup kedua pipi kakak sepupunya itu. ia mengecup bibirnya.

"tahu engga, jungwon juga cemburu. bahkan engga suka lihat kakak jalan bareng kak jaeyun." kata jungwon. bibirnya masih cemberut.

sunghoon melumat bibir atas jungwon. menyalurkan perasaan terlarang mereka. perasaan yang tak seharusnya tidak boleh mereka miliki. antara saudara sepupu. sebenarnya boleh, hanya saja, keluarga mereka sangat menaati budaya adat. ciuman itu akan menjadi ciuman terakhir mereka sebelum menjalankan kehidupan mereka masing-masing.

© kumiko m.

a ragged book (sungwon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang