「 Awake 」(Based on a true story)

212 16 0
                                    

"Maybe i can't—never fly. Maybe i can't touch the sky."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Genre: Suspense, Tragic, Romance, Spiritual experience, Fantasy.

Rated: M audience

Tags:
• kook!dom
• ji!sub
• bxb
• Angst
• Hurt/comfort
• mention of suicidal plan
• mention of death threats
• mention of mental illness

Happy reading ~

.

.

.

.

.

Derap langkah terburu saling bersahutan memenuhi lorong sebuah gedung apartemen di lantai tujuh. Empat orang lari tunggang langgang dengan raut penuh keresahan. Sebaris kalimat yang menjadi penghias postingan gambar disalah satu media sosial adalah penyebabnya.

"Jangan lagi nyariin aku, ya? Aku mau pergi jauh."

Adalah satu baris kalimat yang dimaksud menjadi pendukung postingan sebuah foto ruangan yang diduga kamar dalam pencahayaan yang minim. Seutas tali di lantai yang tak sengaja tertangkap kamera juga turut menjadi clue akan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Mereka tahu, teman mereka satu ini memiliki kasus yang berbeda—dan tak bisa dianggap enteng. Semua hal bisa terjadi, semuanya bisa menjadi kemungkinan. Keputusan yang sangat amat salah jika membiarkannya sendirian dalam keadaan yang tidak stabil seperti itu.

"Nomor berapa unitnya?!" Ujar seorang wanita dengan tergesa.

"Tiga kosong satu! Cari nomor tiga kosong satu di deret sebelah kanan!"

Langkah kaki yang terburu serta isi kepala yang tak tentu arah membuat mereka kehilangan fokus. Mata terus menilik nomor-nomor yang tertera pada pintu coklat berjajar, akan tetapi isi pikiran mereka tertuju pada satu kemungkinan yang mungkin mereka temukan kala pintu unit itu terbuka.

"Ini! Ini unitnya! Kalian kelewat!" Seru seorang pemuda bermata sipit yang jaraknya agak jauh dengan tiga orang lainnya.

Usaha membuka pintu gagal sebab dirasa terkunci dari dalam. Keempat muda-mudi itu nampak semakin kalut kala tak mendapatkan jawaban saat mereka berusaha mengetuk—ah tidak! Menggedor secara brutal pintu sambil meneriaki nama si pemilik unit.

Menghubungi pihak apartemen dan meminta kunci cadangan adalah percuma—akan terlalu banyak mengulur waktu; sedangkan mereka tak memiliki waktu sebanyak itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk mendobrak pintu saja—masalah tanggung jawab kerusakan itu urusan belakangan. Yang penting mereka berhasil masuk ke dalam tanpa kata terlambat.

Sedang sang pemilik yang dikhawatirkan tengah berdiri di atas kasurnya dengan seutas tali tambang dengan simpul mati—cukup untuk menjerat sesuatu hingga tak berdaya. Gebrakan dan seruan dari luar agaknya tak sampai pada gendang telinganya; kepalanya dipenuhi dengan raung kekosongan.

Wajahnya memerah basah dipenuhi lelehan air mata, pun mata kecilnya yang biasanya memendar indah, kini redup dan membengkak karna terlalu banyak mengeluarkan cairan. Pikirannya kosong dan hanya ingin semuanya cepat berakhir.

Diarahkannya kepala itu pada sebuah simpul tali yang terbentuk, sesaat—saat ia menghilangkan pijak pada kasurnya; berat badannya akan ditumpu oleh jerat tali di leher yang semakin mengecil mempersempit nafasnya. Dan saat itu terjadi, maka semuanya akan benar-benar berakhir.

"SATU! DUA! TIGA!!"

"Rusak anjir pintunya."

Tepat dihitungan ketiga pintu apartemen terbuka lebar—dengan kasar karna dibuka dengan paksa. Disaat bersamaan, sebuah tubuh menghilangkan pijakannya dan menggantung di langit kamar dengan leher yang terjerat. Teriakan panik dari keempat orang itu seketika memenuhi unit itu kala netra melihat yang tergantung di langit kamar.

[Slow] Kookmin OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang