SC| 8. Abu-Abu

101 6 0
                                        

Ruang makan saat ini begitu sunyi, hanya ada bunyi sendok dan garpu yang beradu. Semua orang yang berada di meja makan nampak sangat fokus terhadap makanan masing masing, berbeda dengan Alenna. Wanita berumur sembilan belas tahun itu dengan susah payah berusaha membuang muka dari Alfa yang beberapa kali ini tertangkap basah sedang menatap Alenna diam diam dari ekor matanya. Alenna dapat menghembuskan napas lega saat suara tangis Yerikho menggelegar di seluruh sudut rumah mewah milik keluarga Frasa, Alenna menyunggingkan senyum manisnya,"Aku tengokkin Yerikho dulu ya,"

"Aku udah selesai, aku temenin aja ya," ucap Alfa yang ikut beranjak dari tempat duduknya. Alfa mengangkat sebelah alisnya penuh saat merasa dirinya ditatap oleh seluruh anggota keluarganya, tak terkecuali Alenna. Wanita itu yang paling menunjukkan wajah bodohnya.

"Eh, gak perlu, nanti malah ngerepotin. Biasanya juga ngurusin Yerikhonya sendiri," Alenna berusaha menolak lembut keinginan Alfa.

"Gak, gak ngerepotin kok, lagian aku itu suka banget sama anak kecil," dengan berat hati, Alenna menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Alfa. Kedua orang tua Alfa dan Frasa tercengang melihat pemandangan didepan mata mereka saat ini.

"Cie, batu es habis belajar dari mana? Kok ngomongnya lembut gitu," ledek Frasa membuat kakaknya itu melotot kesal, sedangkan Alenna mendelik tajam menanggapi ucapan Frasa barusan.

"Biasa aja kali ngelihatnya. Heum, saya dapat mencium bau bau bunga cinta yang bertebaran,"

Tak tahan dengan ledekan sang adik, Alfa langsung mengambil sebiji buah anggur kemudian melemparnya tepat mengenai wajah adiknya itu. Alenna terbelalak saat melihat kejadian itu, ternyata Alfa dan Frasa tak se akur yang ia bayangkan. Jauh dari kata akur malahan.

"Aduh! Mama papa, lihat itu Kak Alfa jahat banget. Masa adiknya yang cantik ini dilempari pake buah anggur!" Adu Frasa dengan emosi yang mengebu ngebu, matanya memandang tajam kearah sang kakak.

"Alfa, jangan gitu sama adiknya. Kamu juga Frasa, kak Alfanya jangan diledekin mulu, kasin itu mukanya merah kayak kepiting yang habis derebus aja. Biarin aja, orang kalau lagi falling in love jangan digangguin," bukannya membela anak sulungnya itu, Rina malah ikut ikutan meledeki sang anak. Frasa dan Rina kompak menertawai wajah merah Alfa, sedangkan Alfre, ayah dari Frasa dan Alfa hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan senyum kecil saat melihat tingkah harmonis dan hangat keluarga kecilnya itu. Alfre tak dapat menyembunyikan rasa bahagia ketika ia dapat melihat kehangatan dari putra sulungnya yang dingin dan datar itu yang didapatkan dari gennya.

"Ma!" Alfa merengek manja, tak terima dengan ledekan Rina. Semua orang makin dibuat tercengang dengan tingkah manja Alfa kali ini, si batu es ini tiba tiba merengek. Luar biasa.

"Luar biasa! Kak Alfa ngerengek? Biasanya aja ngomong sekata dua kata doang,"

"Bodo !" Alfa langsung menarik lembut tangan Alenna, pergi dari ruang tamu, "Eh, eh,"

Alenna hanya pasrah saat Alfa menggenggam lembut tangnnya dan menarik tubuhnya naik kelantai atas, dimana kamar Alenna dan Yerikho berada. Alenna terus mengikuti langkah Alfa yang semakin cepat karena suara tangisan Yerikho yang semakin keras. Alenna langsung berlari meninggalkan Alfa serta melepaskan genggaman pria itu pada tangannya, ia masuk kedalam kamar dan dengan cekatan membawa tubuh mungil Yerikho kedalam gendongannya.

"Cup, cup. Anak mama jangan nangis lagi ya, malu dilihatin sama om Renold," ucap Alenna menujuk Alfa yang hanya mampu berdiri didepan pintu kamar Alenna. Tanpa sadar, senyum dibibir Alfa mengembang begitu saja tanpa diperintahkan dengan pipi yang memerah seperti tomat matang.

Ah, mengapa aku jadi tersipu!, ucap Alfa dalam hati.

Alfa melangkahkan kakinya mendekati Alenna yang masih sibuk menenangkan Yerikho, bayi itu masih belum bisa tenang.

"Yerikho, jangan nangis lagi ya. Kasian mamanya," ucap Alfa dengan suara yang begitu lembut, tangisan menggelegar Yerikho seketika berhenti yang menyisakan keheningan diantara mereka. Saking lembutnya suara Alfa, tak hanya Yerikho yang terdiam, Alenna pun ikut tertegun saat suara lembut itu masuk kedalam pendengarannya.

"Good boy, " gumam Alfa, diciumnya seluruh wajah Yerikho. Bayi mungil itu hanya tertawa saat merasakan ciuman Alfa yang bertubi tubi pada wajahnya, biasanya Yerikho akan menagis merasa tak nyaman saat seseorang mencium wajahnya.

"Terimakasih, kak Alfa," lirih Alenna tanpa mau menatap wajah tampan milik Alfa, wajah tampan yang akan mengingatkannya pada masa masa remajanya yang sangat suram.

"Panggil aku, Renold. Aku lebih suka kamu memanggilku Renold, bukan Alfa" napas Alenna rasanya tercekat saat mendengarkan permintaan yang dilontarkan Alfa kepadanya. Alenna rasa itu akan sedikit sulit untuk ia lakukan.

"Apa kau sengaja membuatku mengingat hal menyakitkan itu lagi?"

"Tidak! Bukan itu maksudku. Aku hanya nyaman dengan panggilan itu," Alenna memejamkan matanya, ia berusaha menahan emosinya. La tak akan menujukkan emosinya dihadapan Yerikhko, itu hanya membuat putranya takut padanya.

"Itu tak disengaja, dulu kau salah paham. Aku tak pernah menyukai sahabat kekasihku yang telah menjadi mantan kekasihku, kau yang salah karena mencintai kekasih sahabatmu," ucapan Alenna sangat pelan namun, Alfa dapat merasakan kebencian disetiap kata kata yang dilontarkan oleh Alenna padannya.

"Masalahnya bukan itu—"

"Bisakah kau biarkan aku dan Yerikho, hanya berdua!" Perintah Alenna dengan penuh penekanan yang membuat Alfa dengan berat hati keluar dari dalam kamar milik Alenna.

Baru saja Alenna akan menutup rapat pintu kamarnya, tiba tiba Frasa datang sambil meneriaki nama Alenna yang membuat Yerikho yang terdiam kembali menangis.

"Alenna! Aku mau tanya," Alenna memejamkan matanya, malam ini adalah malam yang benar benar menguras emosi dan untung saja persedian kesabarannya masih tebal.

Oekk...oekk

"Jangan berisik Fra, Yerikhonya mau tidur," ucap Alenna dengan suara yang rendah, lebih terdengar seperti bisikan.

Frasa hanya menujukkan wajah cengengesannya sambil menujukkan jari tengah dan jari telunjuknya tanda damai. Frasa berucap dengan suara kecil,"maaf ya, aku gak tau,"

Perlahan, tangis Yerikho mulai berhenti terganti dengan deru napas teratur. Alenna meletakan tubuh mungil Yerikho pada kasurnya, menyelimutinya dengan selimut bayi bermotif kartun kotak berwarna kuning.

Alenna berjalan mendekati Frasa yang duduk disebuah sofa sambil memainkan ponselnya, hingga tak menyadari keberadaan Alenna saat ini.

"Kamu mau ngomong?" Frasa hampir terlonjak kaget saat suara Alenna tiba tiba masuk kedalam pendengarannya.

"Ngagetin! Iya ada yang mau aku tanyain ke kamu, tapi gak disini," Frasa menarik lengan Alenna dan membawanya keluar dari dalam kamar, Alenna berjalan mengikuti langkah cepat Frasa, hingga mereka berhenti didepan sebuah kamar dengan pintu yang bercatkan warna putih.

Frasa mengetuk pintu didepan mereka kemudian, membukanya tanpa persetujuan sang pemilik kamar.

"Eh, eh. Kok--?" Mata Alenna terbelalak saat melihat Alfa yang sedang berbaring dengan earphone yang tersumpal dikedua telinganya, matanya terpejam, tak menyadari kedatangan mereka berdua.

"Eh," Alfa dengan cepat bangkit dan mencopot earphone yang berada dikedua telinganya saat menyadari keberadaan adiknya dan Alenna didalam kamarnya.

"Kenapa?" Tanya Alfa ragu, ia merasa gugup saat dirinya tak sengaja melakukan kontak mata dengan Alenna yang memandangnya dingin.

"Hubungan kalian itu apa sih sebenarnya?"

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang