SC | 5. Menghindar

151 11 0
                                        


Tujuh hari lamanya Alenna dirawat pasca proses bersalin anak pertamanya, akhirnya Alenna diperbolehkan untuk pulang. Bau obat obatan yang kurang disukainya akan segera terganti dengan udara segar di luar sana dan ia akan merawat putranya itu bersama dengan Frasa, yang nampak begitu excited dengan kabar ini. Alenna begitu gembira saat dirinya bisa melihat wajah tampan putranya namun tak dapat dipungkiri, dia juga merasa sedih karena wajah putranya itu benar benar jiplakan dari wajah ayah yang tidak pernah menganggap anaknya.

"Len," panggil Frasa yang sama sekali tak ditanggapi oleh alenna. "Alenna!" Panggil Frasa sekali lagi namun, dengan suara yang lebih keras dan itu berhasil menyadarkan Alenna dari lamunannya,

"Eh. Kenapa, Fra?" Frasa hanya menggelengkan kepalanya memaklumi keadaan Alenna saat ini, dirinya tau jika Alenna merasa sakit hati saat melihat wajah anaknya yang begitu mirip dengan pria yang telah menghamilinya. Usaha Alenna untuk melupakan pria itu hanya sebuah angan angan, mengingat bagaimana kemiripan anaknya dengan pria brengsek itu.

"Jangan sedih, aku selalu ada buat kamu. Lupain aja orang yang nyakitin kamu, yang seharusnya kamu ingat adalah orang yang selalu buat diri kamu bahagia." Alenna menghela nafas berat kemudian menyungingkan senyum manis, sambil menganggukkan kepalanya.

"Gini dong, masa sudah punya anak masih saja galau galauan," ucap Frasa sedikit bercanda, berusaha mencairkan suasana dan berhasil membuat Alenna terkekeh kecil.

Pandangan Alenna beralih pada seorang bayi kecil nan tampan yang membuat hidup Alenna kembali berarti. Alkano Yerikho, Alenna memberikan nama itu pada putra tampan berharap bisa menjadi seorang pria yang bertanggung jawab, Jauh dari sifat buruk Erlang ayahnya

"Len, Yerikhonya sudah tidur?" Tanya Frasa yang sedang sibuk merapikan barang barang milik Alenna sebelum pulang sedangkan Alenna sedang sibuk menyiapkan barang barang milik Yerikho,"sudah, nyenyak banget lagi,"

"Nanti malam kita jalan jalan, yuk! Ajak Rikho juga." Alenna menghentikan kegitannya, matanya melirik keatas. Frasa memandang penuh harap kearah Alenna yang nampak sedang berpikir,

"Gak ah, lagian Rikho baru umur seminggu" tolak Alenna, ia menatap kearah Rikho yang masih sangat mungil dan lemah. Alenna sebenarnya ingin menerima tawaran Frasa mengingat dirinya yang pulih dengan cepat karena dirinya melakukan persalinan secara normal.

"Ayolah, Len. Lagian kumu kan sudah pulih, kalau masalah Yerikho kamu titipin sama orang tua aku saja. Kamu lihatkan gimana exaltednya orang tua aku saat lihat anak kamu, mereka aja menganggap Yerikho sebagai cucu mereka sendiri. Alenna nampak berpikir atas saran yang diberikan oleh Frasa. Alenna menarik nafas dalam,"yaudah deh, tapi aku yang traktir kamu ya,"

"Lah, lah. Kok gitu sih!" Ucap Frasa tak terima atas permintaan sahabatnya itu.

"Yaudah, kalau kamu gak mau," Alenna hanya mengangkat bahunya acuh sedangkan bahu Frasa meluruh menandakan dirinya pasrah akan permintaan Alenna,"iya, iya. Kamu yang bayarin aku."

"Harusnya gitu, kan kamu sudah bayar uang perawatan dan bersalinku," Frasa hanya mendengus kesal, Frasa tak meminta Alenna untuk mengembalikan uangnya, ia ikhlas.

"Aku kan sudah mengatakan beberapa kali kalau kamu gak boleh merasa merepotkan ku beserta keluarga besarku." peringat Frasa membuat Alenna menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.

"Ya, tapi uang yang kamu keluarkan tidak sedikit. Dua puluh lima juta." ucapan Alenna seketika menggantung diudara saat mulutnya dibekap oleh telapak tangan milik Frasa.

"Ish! Sudah aku bilang kan jangan dpermasalahkan," ucap Frasa kesal dengan tangan yang masih membekap mulut Alenna, membuat Alenna memberontak,"umm, Fra-- sssa! Ak umm, su hu huh sah nafass!"

Frasa langsung melepaskan tangannya yang sebelumnya membekap mulut Alenna lalu menujukkan cengiran khasnya. "Kamu jahat banget, sih!?" Gerutu Alenna dengan suara yang sedikit membentak hingga membuat tidur Rikho terganggu akibat keributan yang diciptakan oleh Alenna dan Frasa. "Oekk... oekk!" Tangis Rikho pecah memenuhi setiap sudut ruangan tempat Alenna dirawat.

"Astaga! Kalian apain cucu oma sampe nangis gini," heboh Rini, ibu Frasa yang menganggap Rikho sebagai cucunya sendiri yang tiba tiba datang membuat Alenna dan Frasa merasa terkejut.

"Ma--mama?" Tanya Frasa gagu.

"Tante," lirih Alenna yang merasa tak enak pada ibu dari sahabatnya itu.

" Sudah berapa kali mama katakan, jangan panggil tante. Panggil saya mama, mama. Ingat itu" ucap Rina tegas dengan pandangan yang masih fokus pada Rikho yang berada digendongannya, wanita yang menganggap dirinya sebagai nenek itu sibuk menenangkan tangisan Rikho.

Alenna hanya mampu menelan kasar salivanya saat mendengar ketegasan dari setiap kata yang meluncur dari mulut eanita paruhbaya itu sedangkan, Frasa sibuk menggodanya dengan beberapa kali menyenggol tubuhnya.

"iya, tan --eh, ma,"

"Kalian pulang hari ini kan?" Tanya Rina yang ditanggapi anggukkan oleh kedua putrinya itu,"kalau gitu, Alenna tinggal di rumah mama aja. Itung itung bantu ngurus Rikho, mama kan jadi plesbek pas zaman Frasa sama kakanya waktu bayi. Ihh, gemess deh," Frasa hanya mendengus mendengar kalimat panjang yang dilontarkan oleh mamanya, apa tadi? Plesbek? Sok gaul amat, mana salah lagi. Mamanya itu benar mempermalukannya sebagai anak.

"Tapi ma, nanti malah ngerepotin---**

"Shut shuttt, gak ngerepotin. Mama malah senang, anak cewek mama nambah satu dan mama dapat cucu yang imuttt banget,"

"Tapi nanti malam Frasa jalan sama Alenna, ya. Mama baik baik jaga Yerikhonya yal" Perintah Frasa dengan gaya bossynya yang membuat Alenna ingin memukul kepala sahabatnya itu, dasar anak durhaka. Rina hanya mendengus kesal memaklumi kelakuan putrinya itu yang otaknya 'kurang seons.

Alenna nampak begitu cantik dengan dress berwarna baby pink selututnya, ia menepati janjinya untuk menemani Frasa berjalan jalan malam ini. Frasa tak kalah cantik dengan Alenna, crop hoodie berwarna sama dengan dress milik Alenna dan celana jeans yang panjangnya menutupi mata kakinya. Mereka berdua nampak kompak menggunakan sepatu berwarna putih tulang, itu benar benar menyempurnakan penampilan Alenna dan Frasa.

"Yuk, nanti kemalaman" desak Alenna membuat Frasa memandang jengah kearah sahabatnya itu.

"Iya, tunggu aku mau ambil tas ku"Frasa mengambil sling bagnya kemudian menarik tubuh Alenna masuk kedalam mobilnya.

Frasa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, cukup dengan waktu lima belas menit mereka telah sampai disebuah pasar malam yang terletak tak jauh dari sebuah restoran mewah yang berada di ibu kota provinsi kalimantan tengah.

"Iss, Fra. Pelan pelan dong! Jangan seret seret" gerutu Alenna kesal karena tubuhnya melewati restoran mewah itu.

"Iya, iya. Maaf" Frasa memelankan langkahnya dan melepaskan tangannya yang sebelumnya menggenggam erat tangan Alenna.

Saat mereka mulai melewati restoran mewah itu, tiba tiba sebuah suara memanggil manggil nama Alenna dan dengan reflek Alenna menolehkan kepalanya mencari seseorang yang nemanggil namanya tadi. Betapa terkejutnya Alenna saat melihat wajah pria yang menjadi kekasihnya satu tahun yang lalu, pria brengsek yang membuatnya kehilangan masa depan, keluarga, dan masa remajanya. Rasa sakit pada dada Alenna terasa begitu menusuk, membuat dadanya sesak. Kecewa, marah, sedih, dan rindu bercampur aduk membuat Alenna tak dapat mengerti isi hatinya,

"Alenna! Aku merindukanmu!" Teriakkan pria itu membuat Alenna tak tahan berada terlalu lama disini, apa katanya tadi merindukannya? Cih, bullshit. Kemana saja pria brengsek itu selama ini? Bersenang senang mempermainkan banyak wanita, dasar playboy. Tanpa babibu, Alenna menarik tubuh Frasa menjauhi tempat terkutuk itu.

"Len, apaan sih!?"

"Hiks, aku gak bisa! KENAPA? KENAPA FRA! Saat hidup aku sudah tenang, kenapa dia datang lagi. Hiks-- aku takut, aku takut dia menyakiti anakku! Dia benci anakku Fra"isak Alenna membuat kemarahan Frasa memuncah hingga keubun ubun.

"Erlang, pria brengsek itu kembali!"

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang