𝙁𝙖𝙡𝙡𝙞𝙣' 𝙁𝙡𝙤𝙬𝙚𝙧
(舞い落ちる花びら)
⇄ ⊴ ▶ ⊵ ↺
1:01 ━━━━●──────── 3:29
❝Someday you might be in my heart❞• s p r i n g 's s y m p h o n y •
"Kegiatan organisasi? Yang bantu-bantu korban bencana itu?"
Gue mengangguk. "Iya, walopun namanya klub pecinta alam sih"
Ngomong-ngomong, selama ini gue belum pernah laporan ke Koga kalo gue mau ikut kegiatan apa pun itu. Gue takut aja gitu kalo dia jawab, "Trus? apa hubungannya sama gue? Ga penting." Kan nanti gue sedih juga, haha.
Ternyata reaksinya di luar dugaan gue.
Sekarang dia malah kayak mikir serius tentang sesuatu sampai-sampai kerutan di dahinya keliatan jelas banget.
Ternyata saran dari hacker aneh itu ada efeknya juga.
Belum lama ini orang itu bilang.
| Coba lo lebih terbuka
| Cerita tentang kegiatan lo ato apa
gitu kekItu lah yang gue coba hari ini, saat Undead dan Anzu mampir bentar ke rumah gue yang deket dari lokasi mereka live besok.
"Ada kaitannya sama berita gempa tadi pagi?" Pertanyaan Koga membuat gue kembali sadar lamunan gue.
"Eng, iya yang itu." Jawab gue.
"Kapan berangkat?"
"Tiga hari lagi, sehabis live lo kok. Gue diikutin kloter tambahan."
Dia diam sebentar lalu mengalihkan muka. "Oh..."
Sekarang gue yang bingung. Kenapa dia malah jadi aneh gini?
"...lo kenapa sih?" Tanya gue hati-hati.
Habisnya dia diem aja sejak gue cerita tentang rencana kegiatan gue itu. Padahal temen-temennya yang lain udah sibuk main ps di ruang keluarga, tapi dia malah lama di dapur sama gue yang cuma mau ngambilin minum sambil cerita. Padahal gue niatnya juga cuma mau cerita bentar sih.
"..."
"Lo harus ikut ya?" Tanyanya setelah beberapa saat.
"Em... gue biasanya ikut sih... dulu kan kita ketemu juga di pengungsian bencana, dua tahun lalu. "
"Kegiatannya wajib?" Tanyanya lagi, dan itu membuat gue berhenti seketika.
Entah kenapa dia sekarang ini lagi kayak...
"Lo nggak mau gue pergi?"
Gue bisa ngeliat raut wajahnya yang tersentak sebentar, tapi setelah itu dia balik mengalihkan muka. "Gue punya perasaan ga enak aja."
Senyum gue mengembang lebar. Gue berjalan mendekati Koga dan memamerkan seringai gue. "Khawatir ya? Hehe."
"NGGAK!" Bentaknya sambil menghindari gue. Tentu saja gue semakin ngikutin dia dan berusaha agar gue bisa ngeliat wajahnya karna dia berkali-kali membuang muka. "Eh? Beneran? Kalo ada apa2 gimana?"
"YAUDAH! KAN SALAH LO IKUT GITUAN!" Dengan masih mencak-mencak, dia menyambar botol teh 2 liter yang baru gue keluarin dari kulkas dan berjalan keluar dapur.
Gue buru-buru mengambil beberapa gelas kertas yang memang selalu gue sediain di dapur rumah gue dan berjalan mengikuti Koga.
"Ya kan klub gue..."
"SALAH LO IKUT KLUB GITUAN."
Gue menghela nafas dan menyamakan langkah untuk berjalan di sebelahnya. "Ya udah gue nggak ikut."
Dia menghentikan langkahnya tiba-tiba sehingga gue ikut ngerem mendadak.
"Hah? Boleh?"
"Kegiatan relawan gini memang nggak pernah wajib kok hahaha."
"Cih." Dia lanjut jalan lagi, tapi kali ini lebih mengentak-hentakkan kaki. Kalo kayak gini gue jadi lupa kalo dua hari yang lalu kakinya terkilir. Gue susah payah menahan tawa melihat tingkah orang satu ini.
"Ih kok ngambek? Kan gue bilang gue nggak jadi ikut."
"Serah lo mau ikut apa kagak."
"Udah nggak peduli nih ceritanya?"
"Nggak."
Gue belari kecil agar bisa memposisikan badan gue di depan Koga. Dia yang gue cegat, cuma natap nyalang ke gue dengan mulut yang menekuk.
"Lo kalo ngambek tambah gemes deh." Kata gue sambil menekan-nekan pipi Koga dengan punggung tangan karna tangan gue dua-duanya masih megang gelas.
"DIH APAAN ANJING!" Tentu aja dia ngeberontak.
"AHAHAHAH!"
"LEPASIN BANGSAT." Walaupun pada akhirnya tenaga gue kalah sama tenaga dia sehingga tangan gue dengan mudahnya berhasil disingkirkan.
"Koga,"
"APA!"
"Gue suka lo."
"TAU!"
"Duh, gue nikahin lama-lama lo berdua." Tiba-tiba suara lain memasuki perdebatan ga jelas gue dengan Koga.
Hakaze-san, si pemilik suara, sedang menyenderkan badannya kusen pintu. Gue pun akhirnya tersadar kalo kita udah di depan ruang keluarga, tempat yang lainnya main ps.
"Ga mau nikah aja lo berdua? Keliatannya sih udah klop."
"Boleh, ayo kapan? Sekarang?" Jawab gue sambil ketawa makin puas. Seneng gue kalo ada temen ngerjain Koga kayak gini.
Tapi sekali lagi diluar dugaan gue.
Koga malah melamun dengan mukanya yang merah banget, walopun masih ditekuk.
Muka gue jadi ikut panas kalo gini ceritanya. Mana dia nggak jawab apa-apa lagi, sampe gue harus manggil "Koga?"
"H-HAH?! MATA LO! GA MAU LAH GUE, ANJING!" Teriaknya sambil masuk ke dalam ruang keluarga, melewati gue yang terdiam di tempat dan Hakaze-san yang bingung ngeliatin dia.
"..."
"Kak, gue boleh berharap ga sih?"
Hakaze-san, yang sadar gue ajak ngomong mengangguk sedikit. "Kayaknya sih boleh..."
"...kayaknya."
- 15 Maret
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙥𝙧𝙞𝙣𝙜'𝙨 𝙎𝙮𝙢𝙥𝙝𝙤𝙣𝙮 ⋮ 𝘖𝘰𝘨𝘢𝘮𝘪 𝘒𝘰𝘨𝘢
Fanfiction𝐀 𝐒𝐨𝐧𝐠𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧⨾ ..⃗. ♪ 𝐅𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧' 𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 - 𝐒𝐞𝐯𝐞𝐧𝐭𝐞𝐞𝐧 *𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ ✎ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ╭┈─ ➤ ✉︎ ʸᵒᵘ ʰᵃᵛᵉ ᵃ ⁿᵉʷ ᵐᵉˢˢᵃᵍᵉ ˎˊ- | 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘪 𝘪𝘯𝘪 | 𝘎𝘶𝘦 𝘮𝘢𝘶 𝘭𝘰...