_______________________________________
"SUDAH SAYA BILANG! SAMPAI KAPAN PUN HARTA ITU AKAN TETEP MILIK SAYA--"
Plak..
"Berani sekali kamu berteriak kepada ayah mu sendiri hah!! "
"Ayah? Hah.. Ayah macam apa anda ini. "
Orlan menatap ke tiga orang di depan nya itu, "Orang tua mana yang tega membuang anak nya sendiri hah! "
Plak..
Kena lagi.
"Tutup mulut mu Orlan. Tidak pantas berbicara seperti itu di hadapan orang tua mu! Kita ini orang tua kamu! "
"Orang tua? Oh.. Orlan hampir lupa, ternyata Orlan masih punya orang tua.. Lucu sekali ya. "
Farhan--ayah kandung Orlan membawa selembar kertas yang berada di atas meja ruang tamu itu, dan menyodorkan kepada Orlan.
"Cepat tanda tangani! "
"Tidak akan! Harta itu di berikan kepada Orlan! Dan hanya Orlan yang berhak mendapatkan nya! "
"Cih, ambisi kalian besar sekali untuk merebut harta itu! "
"Di mana harga diri kalian hah! Hanya demi mendapatkan harta itu. Kalian mencari saya yang dulu kalian buang waktu bayi! Hanya untuk harta itu! Rendahan sekali! "
Orlan sudah tau semua perbuatan kedua orang tua nya dulu, dan itu ibu Lili yang menceritakan nya.
Farhan sudah habis kesabaran nya, dia mencekik leher Orlan hingga punggung Orlan menubruk tembok.
Orlan meringis kesakitan, dia berusaha melepas cekikan itu dan berusaha bernapas.
Farhan benar-benar tidak punya hati. Dia mencari Orlan dan membawa nya kembali ke rumah satu tahun yang lalu, semata hanya untuk mengambil harta warisan yang di berikan orang tua angkat Orlan yang sudah meninggal.
Namun, dengan Teguh Orlan menolak untuk menyerahkan harta itu. Lagi pula harta nya tidak bisa di ambil atau di cairkan sebelum Orlan berusia genap 18 tahun.
Sedangkan umur Orlan saat ini 16 tahun.
Bruk..
"Pergi kamu dari sini! Tidak berguna sekali! "
Orlan menghirup nafas panjang, dan berdiri dengan sempoyongan.
"Tanpa anda suruh pun, saya akan pergi dari sini! Berbahagia lah kalian!"
"Jangan mengambil apapun dari rumah ini! Termasuk motor--" ucapan Dafa--anak angkat Farhan dan istrinya terpotong.
"Motor itu, punya gue! Hak gue! Gue beli pake uang gue sendiri! Kalian gak berhak mengambil barang milik gue sendi--"
Plak..
Orlan sudah capek menanggapi mereka, dia pergi ke garasi untuk mengambil motor nya, dan meninggalkan rumah yang isinya iblis semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Orlando
RandomKeluarga haus harta. Orlan sudah muak sekali, orang tua kandung nya selalu memaksa menandatangani pergantian nama harta warisan, jelas dia menolak. Jadi, Orlan memutuskan untuk pergi dari rumah nya itu dan mencoba hidup mandiri. Dia juga sekalian...