1.

698 72 0
                                    

Tepat 40 hari kematian ibunya singto seorang anak yang baru saja lulus SMA, ia harus menerima keputusan sang ayahnya yaitu pindah ke Thailand, tempat kelahiran dan asal ayahnya. Bahasa baru, budaya baru, dan kehidupan baru yang harus dihadapi singto.

"sing, rapihkan semua barangmu karena minggu depan kita akan pindah ke thailand dan tinggal bersama nenek disana" ucap lelaki yang sudah berumur setengah abad pada lelaki muda yang baru saja memasuki rumahnya

"kenapa yah? bahasa thai juga aku sudah lupa, aku gatau kehidupan disana." jawab singto yang baru saja pulang ke rumah dari tempat dimakamkan ibunya

"mau tidak mau sing. nenek yang memaksa, perlahan juga kau bisa mengikuti budaya dan bisa memperlancar bahasa thai perlahan."

"gimana bisa aku pindah ke thailand sedangkan ada ibu disini?" jawab sang anak dengan sedikit menaikan nada bicaranya

"sudah saatnya sing tau kebenarannya"
"kau harus tau, sebenarnya keluarga ibumu juga sudah tidak pernah pedulikan kita lagi semenjak ibumu meninggal. lebih baik kembali ke thailand daripada disini."

"kenapa ayah rahasain ini dari aku? kenapa ayah baru ngomong?"

"maafkan ayah sing... ayah tidak bermaksud merahasiakan"

"ya tidak apalah yah... aku mengerti. aku akan mengikutimu saja"

"baiklah sing, minggu depan kita akan berangkat dan cobalah diingat lagi bahasa thai"

Singto merupakan anak blasteran Thailand dan Indonesia. Ibunya asli darah Indonesia dan ayahnya asli darah Thailand. Singto pernah belajar bahasa Thai dulu, namun sudah lupa lagi karena ia belajar bahasa thai umur 6 tahun sedangkan ia sekarang umur 18 tahun.

"ayah mulai hari ini aku akan panggil ayah pho ya. biar terbiasa di thailand nanti." ucap Singto sambil memasukkan beberapa barang ke kardus

"terserah kamu saja sing, yang penting kamu bisa dengan cepat memperlancar bahasa thai" balas seorang yang akan dipanggil 'pho'

Saat perjalanan menuju bandara

"sing, nanti saat kau bertemu nenek wai dan salam yang sudah pho ajarkan, ke nenek. ok?" ucap ayah singto yang sedang sibuk dengan HPnya.

"iya pho. Tapi kira-kira nenek masih inget aku ga ya?" ucap singto sembari tertawa renyah

"masih ingat dong. kan setiap hari pho kirim foto kamu ke nenek. hehehehe." kata ayah singto sambil menunjukkan hasil foto diam-diam dirinya

"kok aku ga perna tau sih ayah foto aku diam-diam?"

"hehehe, rahasia" ucap ayah singto sambil terkekeh karena muka anaknya yang menunjukkan ekspresi sebal, bingung, dan rasa penasara jadi 1

"terserah pho sajalah. aku mau tidur saja, nanti pas sudah sampai bangunkan ya pho.' ucap singto yang sudah diposisi tidurnya

at Suvarnabhumi Airport, Thailand

"mana nenek pho? katanya akan menjemput" tanya anak muda yang sedang mendorong trolley berisi koper dia dan ayahnya

"tunggu biar pho telfon dulu"
"itu dia sing." ucap ayah singto sambil menunjuk seorang wanita berumur 70 tahun.

"anakku dan cucuku! sudah lama aku tidak berjumpa kalian" ucap wanita berumur 70 tahun yang harus dipanggil nenek oleh singto

"sawadee krab, ibu... sudah lama sekali kita tidak bertemu bu."

"sing cepat tunjukkan salam yang sudah pho ajarkan pada nenek"

"sawadee krab nenek." salam singto sembari me-wai neneknya tanda hormat

"sawadee ja... kau sudah besar sing. terakhir kamu kesini kamu masih setinggi dada nenek, sekarang malah nenek yang sedada kamu tingginya. tetapi gantengnya tetap sama, tidak berubah" ucap nenek singto sambil memeluk cucunya yang sudah lama tidak bertemu untuk melepas kangennya

"heeheheh, akukan bertumbuh nek"

"mau sampai kapan kalian berpelukan? ayo pulang aku lelah sekali" kata pria berumur setengah abad itu yang sudah kesal karena cape dan lapar

"mari pulang, nenek udah masak banyak makanan khusus kalian."

"yang bener bu? aku sudah kangen sekali masakan ibu."
"sing kamu harus coba masakan nenek! masakkannya paling enak sedunia." ucap ayah singto yang hanya singto balas senyuman karena tingkah ayahnya

at Grandma Singto house

"taruh dulu barang kalian dikamar. oh iya, sing kamarmu diseberang kamar ayahmu ya."

"ok nenek. terima kasih"

"sopan sekali anakmu, bon." puji nenek singto

hai hai hai

hehehe sorry klo garing ceritanya. part 1- gatau berapa masih cerita-cerita tenang kehidupan singto yang baru di Thailand

oiya gara-gara ini tempatnya di Thailand, anggep aja mereka ngobrol pake bahasa Thai.

klo suka jangan lupa votenyaaa

thank uuu <3

He's not my biasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang