Chapt 02.

2.3K 441 62
                                    

II.

Perintah dari sang captain membuat Luna segera beranjak dari posisi nya, ia berjalan bersama satu teman nya yang bernama Aurel. Tugas Aurel yaitu memperagakan gerakan keselamatan yang akan Luna ucapkan nanti. Kedua nya mulai berjalan ke arah para penumpang yang sudah terduduk dengan rapih

Luna dan Aurel tersenyum mula menyapa para penumpang, suasana di dalam pesawat itu ntah kenapa membuat Aurel agak heran seperti suasana yang berbeda, dirinya dengan Luna pun segera menyapa para penumpang maskapai 1330 itu.

"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan Boeing 1330 dengan tujuan ke Bali, Indonesia. Penerbangan ke Bali akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dan 30 menit, dengan ketinggian jelajah 33.000 kaki di atas permukaan air laut. Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan 1330 ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada Anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka dihadapan Anda, mengencangkan sabuk pengaman, dan membuka penutup jendela. Atas nama kapten Jeffrian Adrianus dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami." Ucap Luna dengan lantang sembari tersenyum

Banyak penumpang yang mengikuti aturan pesawat yang Luna berikan,

di dalam kokpit sang kapten melihat foto wanita yang ia cintai, Arinda Gisella Putri. Wanita yang sudah hampir 2 tahun menemani Jeffrey itu tersenyum dalam fotonya.

"Rin, tunggu saya ya? saya akan datang sebentar lagi" ucap nya pelan

Dave yang disana menjadi Co-Pilot tersenyum tipis

"duh kapten ini kenapa seperti Budak Cinta sekali sih? Hahaha.. Saya jadi teringat sama Cindy kalau begini"

Jeffrian hanya tersenyum, dan segera menyalakan pesawat nya

"berdoa dulu Dave.." ucap kapten yang segera diikuti Dave

"Tuhan, saya tahu saya bukanlah hamba mu yang taat pada agama, saya bukanlah orang yang baik, tapi Tuhan tolong berikanlah saya dan para penumpang saya keselamatan, saya ingin mengantarkan mereka pada tujuan yang seharusnya" Ucap Jeffrian dalam hati

setelah melakukan segala mecam pengecekan Jeffri dan Dave pun segera menjalankan pesawat mereka agar cepat lepas landas.

Bumi

"Duh Jess, kakak deg-deg an nih.." ucap seorang laki laki di salah satu tempat duduk nya

Gadis yang dipanggil Jess itu hanya memutarkan mata nya malas

"ah kakak nih apa sih? Hanya naik pesawat saja kok deg-deg an? Lebay ah!"

"yah Jess! Kamu ini, kan kita ngga tau kalo kita akan sampai ke Bali atau ngga?" ucap kakak nya pelan

di lain kursi pula seorang wanita tengah memeluk lengan kekasihnya

"Mas, aku ngga sabar.. Tamu2 undangan kita aku dengar sudah di Bali beberapa, pasti nanti pesta nya akan indah, iya kan mas?"

Tangan lelaki itu mengelus puncak kepala wanita nya

"iya akan indah, seperti langit biru itu.. Nanti aku pasti akan menangis melihat mu memakai gaun putih itu"

Kedua nya pun tersenyum manis

Tak terasa, pesawat pun kini perlahan sudah terbang ke atas.. Langit pun mulai terlihat, terdengar suara anak anak kecil yang tengah gembira dapat melihat langit biru itu.

di area para awak kabin, para pramugari dan pramugara tengah mempersiapkan cemilan untuk para penumpang, Luna, Aurel, Sintia dan para pramugara yang bernama Rendi, Naren, dan Jidan sang bungsu mulai menata cemilan nya

"Sin, ngerasa aneh tidak sih? Aku merasa sedikit apa ya? Tidak biasa begitu" ucap Rendi pada Sintia

"Ah kamu mah! semalam menonton film Horror kan bareng si Naren? Sampai si Naren teriak begitu keras semalam" sahut Jidan

Naren segera mencubit lengan Jidan dengan keras

"Sembarangan kamu ini Jidan, ku lempar dari sini baru tahu rasa kamu"

Aurel yang menyimak pun segera melerai mereka

"kamu merasakan nya juga Ndi? Aku kira hanya aku saja.. Kenapa ya?" ucap Aurel pelan

mereka pun mengendikan bahu nya seolah tidak peduli

Sintia dan Naren pun segera berjalan untuk mengantarkan cemilan kepada para penumpang yang berjumlah 182 penumpang itu, Sintia melihat ada anak kecil yang sedang rewel ia pun segera menghampiri anak kecil itu untuk menenangkan nya

"Hai! Anak cantik kenapa menangis?" tanya Sintia

Anak kecil yang tengah mencubit lengan kakak nya itu memberhentikan cubitan nya dan menatap Sintia dengan ekspresi kebingungan

"A-aku cantik? Tapi kakak.. Maaf aku ini seorang laki laki" ucap anak kecil itu

Astaga, Sintia malu karena mendengar omongan lelaki kecil di depan nya

"ah begitu? Kalau begitu anak tampan kenapa menangis? Apa kamu mau coklat? Kakak bisa kasih kamu coklat!" sahut Sintia yang tengah menahan malu nya itu

Lelaki kecil itu menganggukan kepala nya semangat dan Sintia pun segera mengambil coklat di dorongan yang ia bawa

Lain di Kokpit, Sang Pilot dan Co-Pilot tengah memfokuskan netra nya pada mesin didepan nya

"Capt! jangan lupa menyapa para penumpang.. ini sudah saat nya" ucap Dave

Jeffrian pun mengarahkan mic yang terpasang di Headset nya itu ke arah bibir nya

"Selamat Siang para tamu yg terhormat, disini kapten anda berbicara dari ruang kemudi, selamat datang di pesawat Aircomp Boeing 1330.

Saat ini kita sedang menjelajah di ketinggian 30.000 ribu kaki, dengan kecepatan rata-rata 878km per jam. Cuaca di sisa perjalanan dilaporkan cerah, suhu diluar saat ini menunjukkan 28 derajat celcius.

Akhirnya atas nama crew yg bertugas kami ucapkan terimakasih telah terbang bersama kami. Selamat Siang" Ucap Jeffrian menyapa para penumpang.

TBC.

Hai semuaaa! Ini cerita pertama aku.. tadi terinspirasi dari Video tiktok punya nya @/exozen.family .. Aku ngga tau deh ini cerita bakal bikin kalian nge feel atau ngga huhuhu:(

kalau ada typo atau kalian mau ngasih saran bisa comment disini yaa! jangan lupa juga buat Vomment! Karena itu memengaruhi semangat ku buat update hehe..

Sky | Pilot J. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang