Bermain dengan Rara

8 3 0
                                    

Mentari mengedarkan cahayanya mengelilingi bumi ini dengan kehangatannya. Zaigham kini tengah berada di taman belakang rumahnya bersama gadis kecil yang tak lain Rara.

"Om igam, kemari cepat ada belalang di sini," ucapnya menyuruh zaigham mendekat.

"Wah banyak sekali," lihat zaigham memandang arah yang ditunjukkan Rara padanya. Rara tersenyum dan mulai berlari kecil untuk menangkap belalang itu. Zaigham memandang gemas dan ikut membantu Rara sampai dia terguling ke sana kemari untuk mendapatkannya.

Rara tertawa kencang melihat zaigham seperti itu, dari kejauhan tersenyum kecil memandang mereka tanpa sepengetahuan siapapun. Rasanya hangat namun tidak lama.

"Nenek!"panggil Rara pada wanita paruh baya itu yang tengah berbicara dengan sosok pria yang tak lain pengawal di rumah ini.

"Eh uyut nenek yang cantik. Sedang apa? Hmmm," tanya Fatimah yang tidak lain adalah nenek zaigham.

"Rara sedang menangkap belalang bersama Om igam nek," ucap Rara menunjuk lelaki di sebrang yang sedang menatap mereka dengan diam.

"Oh baiklah lanjutkan tapi jangan lama-lama kasian Om igam nanti sakit," ujarnya tanpa didengar oleh zaigham. Membuat Rara bingung.

"Kenapa Om igam sakit?" Tanya Rara penasaran. Fatimah hanya tersenyum dan berbisik membuat Rara mengangguk mengerti. Setelahnya Rara kembali menghampiri zaigham lalu Fatimah bergegas pergi.

"Om sudah yuk, Rara bosan," ucapnya menarik lengan zaigham dan benar apa yang dikatakan oleh nenek buyutnya itu. Zaigham hanya mengangguk dan memandang bingung dengan perlakuan Rara.

"Rara mau ke mana?" Tanya zaigham melihat kepergian keponakannya itu. Tidak ada jawaban Rara melangkah dengan cepat. Tidak lama kembali dan menyodorkan sesuatu ke zaigham.

"Ini Om, maafkan Rara. Lain kali Rara nggak ajak Om main sembarangan," ucapnya memberikan barang yang ternyata obat gatal. Zaigham terdiam dan langsung melihat lengan dan tubuhnya yang penuh bintik-bintik merah yang sangat besar. Dia lupa bahwa sedari kecil mempunyai alergi terhadap serangga.

"Ternyata nenek masih peduli dengan aku,"ucapnya dalam hati tersenyum.

Hari mulai sore, terlihat senja telah menampakkan diri dengan warnanya yang begitu indah. Zaigham sangat lelah setelah bermain dengan keponakannya itu yang sangat aktif bahkan zaigham dibikin kewalahan untung saja kakak iparnya segera datang dan menyuruh Rara untuk menyudahi kegiatan.

"Rara sudah sayang, besok lagi kasian Om igam cape" ucapnya lembut mengusap kepala gadis kecilnya itu. Terlihat Rara juga lelah dan mengangguk.

"Baik mami. Om igam besok main lagi yah" katanya lalu mencium pipi zaigham membuat sang empunya terkejut dan hanya tersenyum lebar "sangat manis"

"Iyah keponakan Om yang cantik"balas zaigham memegang kedua pipi gembul milik gadis kecilnya itu. Sedangkan sang empunya hanya tertawa kecil penuh kasih sayang.

"Baik, terimakasih sudah merawat putri mbak yah zaigham. Oh Iyah nanti malam ada yang perlu kita bicarakan bersama keluarga besar, mbak Najwa harap kamu bisa menerimanya" katanya menyampaikan pesan nenek Fatimah.

"Baik mbak, terimakasih infonya" ucap zaigham mengiyakan. Meski sangat penasaran zaigham tetap bersikap biasa saja dan berusaha menerima apapun nanti.

ZAIGHAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang