Bertemu

10 3 0
                                    

Matahari amat terik bersinar terang membuat dahaga bagi setiap orang, langkah kaki setiap insan dengan kesibukan masing-masing tak luput dari semangat untuk masa depan. Kini zaigham tengah berada di pinggir jalan menunggu pamannya tunggu sekarang dia adalah Abinya.

"Zaigham!" Panggil Hamzah tidak lama datang menghampiri putranya dengan membawa beberapa bunga mawar dan bunga yang sepertinya untuk ditaburkan ke makam.

"Untuk apa beli bunga?"tanya zaigham penasaran.

"Nanti kamu juga tahu." Ucapnya. Lalu mengajak putranya masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan. Cukup lama sekitar tiga puluh menit waktu untuk menemui seseorang yang tidak lain uminya, selama diperjalanan tidak ada pembicaraan apapun membuat kedua insan itu seperti orang asing.

Memasuki perkampungan yang cukup asri, masih banyak pepohonan yang begitu rindang. Udara yang menyejukkan meluluhkan rasa penat yang sedari tadi mengganggu.

Melewati persawahan dan sebuah sungai, tempat ini begitu tidak asing bagi zaigham tapi seperti ada kenangan yang belum bisa dia ingat.
Tibalah di sebuah rumah sederhana dengan bunga-bunga yang bermekaran indah, ada sosok pria tua yang sedang merapikan tumbuhan ini dengan bersenandung ria. Tetapi seketika melihat zaigham dan Hamzah langsung terdiam membeku dengan tatapan tajam dan penuh kekecewaan.

"Ini tempat siapa?" tanya zaigham penasaran. Dia tidak mengerti kenapa pria tua itu seperti membenci kehadiran Abinya itu. Bahkan tatapan begitu mengecewakan.

"Assalamualaikum. Pah?"ucapnya ingin bersalaman dengan sosok pria tua di depannya. Namun tidak ada pergerakan hanya terdengar suara tajam.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Hamid pria tua itu yang tidak lain ayah dari istrinya Hamzah. Hamzah hanya diam dengan wajah yang tidak bisa ditebak, seperti ada rasa tidak suka.

"Saya tidak ingin basa-basi, ini zaigham cucu papah dan mamah. Putra dari Mawar" ucapnya menjelaskan membuat Hamid memandang wajah zaigham dengan penuh rasa syukur dan haru tetapi tidak dengan melihat Hamzah yang akan menjadi sosok yang kasar.

"Cu-cuku ini, kau sudah besar nak"ucapnya menghampiri zaigham dan mengelus pipinya dengan lembut. Zaigham hanya tersenyum dan sebisa mungkin menenangkan kakeknya itu supaya tidak menangis.

"Kek, ini loh pupuk yang dicari ada di gudang paling ujung. Sepertinya kakek lupa menaruhnya hingga sulit dicari" teriaknya dari balik pintu gudang di seberang sana. Namun yang dipanggil tidak menyahut membuat langkah kakinya menuju beberapa orang yang mungkin tidak asing bagi perempuan paruh baya itu.

"Astaga kamu ngapain di sini" ucap Lela ibunda dari istrinya Hamzah itu. Berlari kecil membawa lidi yang dipegangnya untuk memukul Hamzah.

"Aduh mah sakit, st-op mah. Hamzah kesini  hanya mengantarkan cucu mamah" ucapnya sambil menghentikan pukulan mamah mertuanya itu. Lela berhenti dan memandang lelaki muda itu dengan lekat matanya, bibirnya sangat mirip dengan Mawar anaknya itu.

"Ya Allah cu, ini kamu bener?. Kenapa baru sekarang kamu ke sini" ucapnya bertanya memandang zaigham.

"Maaf nek, Zaigham baru mengetahuinya" jawab zaigham dengan lembut menjelaskan apa yang terjadi. Mendengar penuturan cucunya itu. Kedua orang tua yang sedang menatap Hamzah semakin horor.
Hamzah hanya terdiam membisu melihat tatapan kedua mertuanya yang begitu tajam dan mengintimidasi dirinya.

Setelah tadi dipersilahkan masuk Hamzah menanyakan keadaan Mawar.

"Bagaimana keadaan Mawar mah, pah?"tanya Hamzah menetralkan suasana.

"Dia baik, sekarang Mawar sedang ada di kebun. Bentar lagi juga dia pulang, kalian tunggu saja dulu" ujarnya memberi tahu keduanya.

Hari mulai sore senja menyelimuti langit beredar disetiap celah memasuki malam yang akan datang. Lalu datanglah perempuan cantik dengan rambut yang ikat rapih dengan balutan busana kebaya sederhana dengan warna coklat muda yang amat indah.

Belum sempat dia mengucapkan salam. Mawar sudah terkejut dan tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi.

"Mawar!" Panggil Hamzah berdiri memandang wajah mantan istrinya itu.

ZAIGHAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang