JISUNG telah memutuskan untuk menjalani kehidupan yang ada saja. Dia terlalu pusing untuk mencerna semuanya jadi daripada memikirkannya lagi lebih baik dia menjalani kehidupan ini saja. Dia juga akan mulai menerima Chenle sebagai suaminya dan juga bayinya. Anak yang dikandungnya ini. Chenle bilang ini hasil dari buah cinta mereka itu berarti mereka saling mencintai bukan?? Tapi, Jisung jadi penasaran kenapa dia bisa mencintai Chenle, ya?? Jisung pikir sepertinya dia harus menanyakan ini pada Chenle nanti, dia kepo soalnya.
"Hahh.." Jisung menghela nafasnya pelan.
"Ya, baiklah mulai hari ini mari kita jalani kehidupan yang baru ini ya, nak.. Eum, sepertinya kita lapar, ayo kita makan sekarang." Gumam Jisung pelan sambil mengelus perutnya yang buncit.
(✿❛◡❛)
Saat ini Jisung sedang mencari di mana Chenle berada. Dia tidak tahu di mana letak dapur di sini itu sebabnya dia mencari Chenle."Chenle k-kau di mana??"
"Chenle??" Panggil Jisung sambil terus berjalan dengan hati-hati.
"Aku di sini, sayang." Balas Chenle yang muncul tiba-tiba dari belakang Jisung membuat Jisung terkejut.
"Suami sialan.. Kau mengagetkanku."
"Sstt.. Jangan bicara begitu ingat ada bayi kita di sini." Ujar Chenle sambil mengelus-elus perut Jisung yang membuncit.
"Heh?! Siapa yang mengizinkanmu mengelus perutku, hah?!" Jisung berujar sambil menyingkirkan tangan Chenle dari perutnya.
"Aku kan suamimu.. Kau benar-benar amnesia ya?? Atau ini bawaan bayi kita?? Malang sekali nasibku ini." Chenle memelas meratapi nasibnya.
"Hmmmm.. Ah lupakan.. Aku lapar sekarang letak dapur di sini ada di mana?? Aku ingin makan kuah ramen." Entahlah tiba-tiba saja Jisung ingin makan kuah ramen. Ingat ya kuah.. "Kuah" itu berarti Jisung hanya ingin makan kuahnya saja.
"Hahh.. Sepertinya istriku ini benar-benar amnesia, ya?? Dia bahkan lupa denah rumahnya sendiri.. " Gumam Chenle pelan sambil menghela nafasnya. Dan tentu saja, tak kan terdengar oleh Jisung.
"Hei?? Hallo?? Suami dadakan kau mendengarku atau tidak?? Aku bertanya padamu Chenle."
"Hah?? Ohhhh.. Letak dapur ada di sana akan kutunjukkan ayo ikuti aku."
(✿❛◡❛)Sekarang Jisung dan Chenle sudah berada di dapur.
"Nah, ini dapurnya.. Kau ingin makan apa memangnya?? Sayang??"
"Wah, dapurnya bagus sekali.. Eum, kan sudah kubilang aku ingin makan kuah ramen." Ujar Jisung sambil mengagumi dapur rumah ini.
"Kuah?? Kuahnya saja??"
"Iya."
"Lalu bagaimana dengan mienya??"
"Buang saja."
"Astaga.. Sayang, kita tidak boleh membuang-buang makanan itu sangat tidak baik."
"Kalau begitu kau saja yang makan." Wajah Chenle berubah masam akibat ucapan Jisung.
"T-tapi-"
"Apa?! Kau mau menolak?! Ini kan permintaan bayimu juga." Jisung berubah ke mode galak.
"Hahh.. Iya-iya." Chenle menghela nafasnya.
Ya, Tuhan cobaan apalagi ini pikir Chenle di dalam hatinya sekarang Chenle mulai memakluminya istrinya ini pasti sedang di fase mengidam pantas saja makannya mulai aneh-aneh. Chenle harap Jisung ngidamnya yang mainstream-mainstream saja jangan yang antimainstream, ntar takutnya Chenle nggak kuat menghadapi cobaan ini.
Tapi, bagaimana kalau Jisung mengidamnya tidak sesuai dengan harapanmu, Chenle??
- /Smirk Jahat-Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Flower || CHENJI
Short StoryNyata atau hanya sebuah mimpi?? CHENLE SEME! JISUNG UKE! CHENJI AREA! JANGAN SALPAK! ©MapleeFa {Revisi selesai}