JISUNG mulai terbangun dari tidur sorenya tadi. Saat menengok ke sampingnya dia terkejut. Ternyata Chenle sudah tidur di sampingnya sambil memeluknya pantas saja pinggangnya terasa berat. Saat hendak melepaskan tangan Chenle dari tubuhnya Chenle malah semakin erat memeluknya seolah tak ingin di lepaskan padahal kan Jisung lapar pengen makan."Tidurlah lagi.. Aku masih ingin memelukmu." Ujar Chenle dengan mata terpejam. Jangan lupakan deep voicenya yang sexy.
"Tapi aku lapar.." Balas Jisung.
Mendengar itu Chenle pun langsung membuka matanya.
"Kau lapar??"
Jisung mengangguk."Eum.. Sangat."
"Kau ingin makan apa, hm??"
Jisung berpikir sebentar.
"Ah, bubur ayam sama minumannya es teh hangat."
Chenle mengerutkan keningnya tumben istrinya ini makannya normal eh tapi bagian minumnya kok agak(?)
"Emang ada es teh hangat??"
"Ada."
"Ku pikir hanya ada es teh dan teh hangat saja di dunia ini ternyata ada juga yang es teh hangat.. Aku baru tahu."
"Mainmu kurang jauh paling."
(✿❛◡❛)
Di pertengahan makan tiba-tiba Jisung berhenti kemudian beralih menatap Chenle dengan penuh penasaran di hadapannya.
"Kenapa berhenti? Buburnya gak enak?"
Jisung menggeleng."Bukan."
"Lalu??"
"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.. Ini benar-benar membuatku penasaran setengah mati."
Salah satu alis Chenle terangkat sedikit ke atas."Apa itu??"
"Eum.. Kapan pertama kali aku bertemu denganmu?"
Chenle mengingat-ingat."Di kampus saat itu aku adalah seniormu dan kau adalah maba di kampusku. Waktu itu kau memanggilku tapi kau malah pergi setelah memanggilku."
"Kenapa aku pergi??"
"Aku juga tidak tahu.. Tapi samar-samar aku dengar kau bilang salah orang tapi entahlah.. Kau masih amnesia, ya?"
"Mungkin(?) oh, iya kenapa aku bisa mencintaimu?"
"Hm.. Kenapa ya? Mungkin karena perjuanganku tak berakhir sia-sia hingga kau luluh pada suamimu yang super keren serta kaya ini." Chenle berujar sambil menaik-naikkan salah satu alisnya.
"EH?! Bukan aku yang mengejarmu?!"
"Tidak. Tapi aku lah yang mengejarmu duluan mulai saat itu waktu itu hari di mana kau membuat jantungku berdetak untukmu, berdebar untukmu. Sedangkan kau.. Kau bahkan selalu menghindariku." Chenle cemberut. Kesal karena Jisung dulu sukanya menghindarinya terus.
"Eh?! Iyakah?! Aku tidak tahu."
"Benaran. Kau satu-satunya lelaki cantik yang menghindariku di saat yang lain mengejarku bahkan ingin memanfaat kekayaanku sedangkan kau.. Kau tidak pernah memanfaatkan kekayaanku paling-paling kau hanya memanfaatkan wifi rumahku."
"Dan akhirnya aku menerima cintamu?"
"Tentu. Bahkan besoknya aku langsung melamarmu untuk menikahimu."
"Eh?! Tidak pacaran dulu?"
"Tidak. Kita kan pacarannya setelah menikah. Dan itu semua kulakukan karena aku benar-benar serius untuk menjalin hubungan denganmu. Rasanya jika hanya pacaran itu seperti bermain-main saja sedangkan aku.. Aku tidak mau memain-mainkan perasaanmu."
Wajah Jisung ngeblush mendengarnya. Chenle bisa so sweet juga ya. Dalam hati Jisung pintar juga dia milih suami mana kaya lagi apalagi wifinya lancar jaya.
"Sepertinya aku tidak salah dalam memilih suami, ya."
"Tentu. Saja Chenle gitu loh.. Suamimu yang tampan." Chenle narsis.
"Jadi, buah hat- hoamm.. Hati kita ini kita membuatnya dengan penuh cinta, ya?" Jisung sedikit menguap.
"Tentu, kau mengantuk lagi ya?"
Jisung menganggukkan kepalanya."Sepertinya."
"Kita akhiri percakapan malam ini.. Sekarang ayo tidur aku akan menggendongmu."
Jisung sih menurut saja terlanjur ngantuk dia tuh. Malas nolak tawaran gendongnya Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Flower || CHENJI
NouvellesNyata atau hanya sebuah mimpi?? CHENLE SEME! JISUNG UKE! CHENJI AREA! JANGAN SALPAK! ©MapleeFa {Revisi selesai}