Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mikey...aku ingin sekali melihat mu dengan (name) hidup bahagia, menikah lalu mempunyai anak. Dan ia sangat mirip dengan mu. Ia pasti sangat menggemaskan mengingat ibunya adalah wanita yang cantik."
Mikey mendengus malu. Sejujurnya apa yang dikatakan Emma ia juga ingin merasakannya. Tapi sekarang meyakinkan dirinya kalau (name) masih hidup saja sulit.
"Apa apaan itu?"
"Hey."
"Hm?"
"Jika sesuatu terjadi pada ku,"
"Bodoh, tidak akan ada yang terjadi."
Mikey mencoba untuk tetap tenang demi meyakinkan Emma digendongannya kalau tidak akan ada kejadian buruk. Meski begitu Emma yakin ia akan berakhir digendongan Mikey.
Emma tersenyum.
"Katakan pada Draken...'
Angin berhembus cukup keras. Malam ini adalah pertarungan antara Tenjiku va Touman dan teganya mereka menambah beban pikiran Mikey.
"Ken-chan, aku mencintaimu, oke?"
Mikey mendengus kecil, ia tersenyum kearah Emma digendongan belakangnya.
"Katakan sendiri padanya." ucap Mikey.
Tak membalas perkataan Mikey, Emma menoleh ke arah Takemichi disampingnya lalu tersenyum dengan air mata yang berlinang.
"Takemicchi..."
"Ya?"
" jaga..."
"...Mikey untukku, oke?"
Tak lama Mikey berhenti melangkah merasakan tak ada lagi sepasang tangan yang melingkari lehernya. Takemichi yang juga menyadari itu pun terkejut.
"Emma-chan?"
Dengan gemetar Mikey melirik kearah Emma yang sudah menutup matanya.
"Emma? Emma!"
"Emma! Hey! Aku berjanji pada Kenchin untuk menjaga rahasia ini tapi, kenchin. Dia mencintai mu. Kalian saling mencintai." Mikey tersenyum pedih.
