Fearless
Tak banyak yang tahu. 2 bulan menuju pernikahan, ada ketakutan yang hadir dalam hariku. Bukan, bukan tentang ketakutan tak bisa menjadi sosok istri yang baik. Karena kalau ketakutan tentang itu, sejauh yang kupelajari dari setiap obrolan dengan teman-teman perempuan yang akan menikah, rasa takut tak bisa menjadi sosok istri yang baik, sangatlah normal dan dialami banyak perempuan. Aku pun merasakan hal itu.
Sebetulnya, kita bisa menyikapinya dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dan, tidak perlu sempurna. Karena setelah menikah nanti, waktu akan tetap memberi ruang pada kita untuk belajar. Belajar berlayar dengan ombak yang ringan, sedang, berat bahkan sangat berat sekalipun. Waktu akan tetap memberi kita ruang.
Tapi ada ketakutan lain yang hadir.
"Kontrak project ini hanya tersisa 2 bulan dan berakhir tepat di bulan Juni, saat aku menikah nanti. Hafa, apa langkahmu selanjutnya?" Gumamku.
Benakku begitu sibuk mencari jalan untuk menjadi bagian dari langkahku. Meskipun alhamdulillaah, hari-hari menuju pernikahan dipenuhi dengan ketenangan dan kebahagiaan, namun aku menyadari bahwa langkah selanjutnya haruslah dipersiapkan. Terlebih, untuk seseorang yang well-planned sepertiku. Ketidakpastian langkah yang harus diambil rasanya begitu menakutkan. Hal ini semakin menakutkan karena bila aku tidak segera menemukan titik terang, keadaan nanti mungkin akan mencederai nilai yang selama ini kupegang. Kemandirian.
Kali ini, aku tidak mau memperdebatkan tentang istri yang kesehariannya di rumah dan istri yang berkarir. Sepemahamanku, hadirnya kita adalah tentang memaksimalkan manfaat yang bisa kita berikan di muka bumi ini. Baik di dalam rumah ataupun di luar rumah. Namun, apapun pilihannya, kemandirian seharusnya menjadi nilai yang selalu kita pegang. Sekalipun kita memiliki pasangan hidup.
Karena aku percaya bahwa: "A healthy relationship is where two independent persons just make a deal that they will help one another to be the best version of themselves". Yang mandiri, bukan hanya laki-laki, tapi sebagai perempuan pun harus mandiri. Dan hal itulah yang selama ini diajarkan mamah bahkan sejak aku kecil.
"Kak, percaya deh, rezeki setelah menikah itu maa syaa Allah banget! Bener banget emang, kalau menikah itu membuka rezeki."
Triya, adik tingkatku yang baru saja menikah 2 bulan lalu menyampaikan hal yang seketika menenangkan hatiku. Entah mengapa, bercerita padanya selalu menyenangkan. Ucapannya saat itu membuatku seketika tersadar bahwa tidak perlu risau, karena ada Allah. Terlebih untuk hamba-Nya yang berniat melaksanakan salah satu sunnah Rasul.
"Tenang, ada Allah" ucapku dalam hati.
---
"Hafa, mau coba daftar jadi Branch Manager TR Edutech gak?"
Sebuah pesan WhatsApp muncul dari calon suamiku, kak Iman. Sebetulnya kami begitu jarang berkirim pesan, karena niatnya memang saling menjaga. Dan bila ada pesan darinya, berarti memang ada hal penting yang harus dibicarakan.
"Mau kak! Tapi Hafa kan bercadar"
"Gapapa, ga dipermasalahkan kok! Boleh kirim CV terbarunya?"
Kak Iman memang sosok yang suportif. Tapi dalam hal ini, sebetulnya aku cukup bertanya-tanya. Apa ia sungguh-sungguh menawarkanku untuk mendaftar menjadi Branch Manager di TR Edutech? Bila nanti aku lolos, bukankah posisiku akan sejajar dengannya? Apakah tidak masalah? Karena yang aku tahu selama ini, kebanyakan pria tidak mau bila wanitanya sejajar. Apalagi di perusahaan yang sama.
Seketika itu juga, kuambil laptop dan kubuka sebuah dokumen bertuliskan "Jawaban dari Pertanyaan Ta'aruf Hafa". Aku ingat betul saat ta'aruf secara virtual (karena saat itu di tengah pandemi Covid-19 dan ia sedang ditugaskan di luar kota), aku sempat mengirimkan 24 butir pertanyaan dalam 1 dokumen untuk kak Iman melalui mamahku. Dan salah satu pertanyaan yang aku sampaikan, berkaitan dengan karir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Membaikkan Dunia, Mendekatkan Surga
Romance'Uwu' adalah nuansa yang sangat aku hindari ketika membagikan cerita, khususnya cerita cinta. Karena setiap pasangan pasti memiliki ke'uwu'annya masing-masing. Seharusnya, ada lebih banyak kebermanfaatan yang dibagikan daripada sekedar ke'uwu'an. It...