Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𖦆𖦆𖦆
"Haa?!.." heran pemuda manis itu di sambungan teleponnya
"Ya udh iya" jawabnya lagi dan panggilan itu berakhir.
Aksa panggil aja Asa atau gak Asahi,lelaki itu telah selesai dengan kegiatan mencuci piring pagi ini. handphone nya masih setia ia letakkan diantara telinga dan bahu.
"Anjirr.. untung kagk nyemplung" Asa mengumpat saat tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkar di pinggangnya, membuat hp nya hampir terjatuh.
"Mulutny.." bisik si pelaku yng suka iseng dengan Asa.
"Refleks elah ,lo ngapain sih peluk-peluk segala?!" Balasnya kesal karena di peluk tiba-tiba oleh pemuda jakung yng tak lain dan tak bukan adalah sahabat ny sendiri ,Ruto.
"Gapapa" Ruto membalikkan tubuh Asa agar menghadap kearah nya , sembari mengeratkan pelukan mereka.tidak, bukan mereka lebih tepatnya Ruto saja yang memeluk Asa.
"Gaje lu to, lepasin dah gue mau mandi.."
Seperti angin lalu, omongan Asa bahkan tidak digubris sedikitpun.Ruto masih senang meniup-niupkan leher asa yg putih itu sesekali dia bahkan mengecup ny.
Sinting kalimat yng akan terlintas di otak Asa jika disuruh menggambarkan Ruto, manusia dihadapanny ini.
Asa berdecak, memandang kesal ke arah Ruto.selain karena geli dia jga ga nyaman sama respon tubuhnya , aneh.
"Kenapa??.." Suara rendah dan berat itu menelisik ke gendang telinga nya. Asa memejamkan mata , selalu saja begini.
"Awas.." dia melirik Ruto yang terlihat nyaman dengan posisi mereka
"Bentaran Sa.."
"Gue mau pergi to, Jae udah otw kesini" Asa masih saja bersabar meladeni Ruto yg bernotabene keras kepala
"Suruh nunggu bentar, gue masih betah begini"
"Dih ogah. Awas lu, gumoh gue dipeluk-peluk mulu..!!" Asa mendorong tubuh Ruto tapi kalah telak karena emng ukuran badannya dia itu udh kalah apa lgi tenaga
"Diem bego!!.. pusing pala gue nih" ya Ruto emng lagi pusing, niatnya mau manja-manjaan sama Asahi karena emng hari ini mereka ga ada kelas. Tpi Jayden dajjal yang merangkap sebagai pacar Asahi itu selalu mengganggu niatny. Padahal kalo dipikir si Ruto yang ganggu .
Asa menghela nafas, mendaratkan punggung tangannya dikening Ruto. Panas , bisa-bisanya dia tidak merasakan ini dari tdi padahal Ruto sudah mendusel-duselkan keningnya di leher Asa.
"kalo pusing kenapa berdiri gini, istirahat sana.."
"Gamau ,Lo ngapain sih pergi?! Mending temenin gue" Ruto menatap manik mata Asa, kekesalan dapat dilihat oleh Asa,legam benar-benar menyeramkan.
