Awal:01

412 174 313
                                    

"Selamat pagi bunda."Sapa gadis cantik yang baru saja turun dari kamarnya ia pun menghampiri sang bunda yang sedang membuat sarapan

"Pagi sayang, ko udah bangun."ucap sang bunda Karna tidak biasanya Prima bangun sepagi ini

Prima Adiwija gadis cantik dengan rambut panjangnya, anak satu-satunya sekaligus anak kesayangan Arsi. Ia tinggal hanya dengan bundanya. Prima terlahir dari keluarga broken home. Ayahnya meniggalkannya dan sang bunda sejak ia kecil.

"Hehe iya, aku pengen bantuin bunda kasian bundaku nanti kecapean bersih-bersih sendiri mulu.." jawab Prima ia benar benar merasa bersalah selama ini, karena tidak pernah membantu sang bunda. Bukan karena tak ingin, hanya saja kondisi nya yg tidak memungkinkan.

Arsi tersenyum mendengar ucapan putri kesayangannya itu. "yaudah sana bersih-bersih tapi jangan terlalu cape ya, bunda gamau kamu kecapean," Perintahnya. Prima hanya tersenyum lalu segera bersih-bersih.

Just info dirumah ini tidak ada pembantu, bukan karena tidak mampu untuk mempekerjakan pembantu, hanya saja bunda Arsi atau bundanya Prima tidak butuh karena dirumah ini hanya di huni oleh 2 orang yaitu dirinya dan Prima.

"Sayang. Udah bersih-bersih nya, ayo sarapan. Bunda udah selesai," panggil Arsi.

"Iya bunda. Sebentar," jawab Prima, lalu segera menghampiri sang bunda yang sudah menunggu nya.

.....

"Bunda," panggil Prima setelah selesai menghabiskan makanannya.

"Kenapa sayang?" jawab Arsi antusias.

"Bunda kenapa gak mempekerjakan pembantu aja? Aku kasian sama bunda, tiap pagi harus masak, bersih-bersih rumah, ditambah ngurus pekerjaan. Apa gak cape? Aku aja yg cuma bersih-bersih sebentar udah cape,"jelas Prima panjang lebar, ia tidak tega melihat bunda nya yang melakukan apapun sendiri bahkan mengurusi dirinya pun sendri.

Arsi hanya tersenyum mendengar penjelasan Prima barusan. Jika boleh jujur dirinya memang cape, tapi mau bagaimanapun ini sudah menjadi tugasnya, menurutnya. "Ngga ko sayang, bunda ga cape, malah bunda seneng bisa ngerjain semuanya sendiri. Lagi pula bunda kan udah terbiasa, jadi ga akan berasa cape," ucapnya sambil tersenyum meyakinkan Prima.

"Tapi bun..."ucap Prima terpotong.

"Katanya Arsya mau kesini, ko belum dateng? jadi main kan?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Prima menghembuskan nafasnya pasrah. Selalu saja bundanya mengalihkan pembicaraan jika membahas pembantu, padahal kan niatnya baik.

"Jadi, mungkin lagi dijalan, "jawab Prima, Arsi hanya mengangguk.

"Yaudah sana, kamu mandi dulu nanti klo Arsya nya dateng dia gaperlu lama-lama nungguin kamu mandi," saran Arsi.

"Iyaa nanti aku mau cuci piring dulu,"

"Gausah biar bunda aja nanti kelamaan,"

"Iyaa deh Prima mandi," Prima pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan bundanya sendiri.

Arsi hanya geleng-geleng melihat tingkah putrinya.

......


"Asalamualaikum," ucap seseorang dibalik pintu. Arsi yang mendengarnya pun segera menghampiri dan membukakan pintu.

"Waalaikumsalam, eh Arsya." jawab bunda tersenyum.

"Prima nya ada bunda?" tanya Arsya, jangan heran kenapa manggil bunda karena Arsi yang memintanya. Bella pun sama.

ArsyarareyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang