empatbelas

734 134 19
                                    

entah sudah berapa kali Makayza terkantuk kakinya sendiri, dia tengah memeluk buku Transfigurasinya, matanya yang setengah terpejam memaksakan kakinya bergerak munuju aula depan.

"Eh, Makayza" seseorang menahan tubuhnya yang hampir ambruk, gadis itu seperti mendapatkan kesadarannya, dia menoleh, Cedric Diggory tengah menopang tubuhnya.

Gadis itu menguap lebar tanpa malu, mengerjapkan matanya beberapa kali dengan Cedric yang masih setia menahan berat tubuhnya.

"Hoaamm, aku benci belajar, sepertinya aku harus mencari Charlie lagi.." gumamnya, dia mengucapkan terimakasi pada Cedric lalu memutar balik, tapi seseorang sudah menangkapnya lebih dulu.

"Elleanor, eh?" tanya Karkarof kepala sekolah Dumstrang yang wajahnya licik.

Makayza mendecak sebal "Yang ini Makayza bukan Elleanor!" jawabnya sebal.

"KAY!" seseorang lagi lagi meneriaki namanya, Makayza makin kesal.

"Bisakah mereka berhenti memanggil ku?! aku muak sekali mendengar namaku disebut setiap saatnya" Well ya, kurasa kesadarannya sudah hadir sepenuhnya.

"Hei! Yang lain mencarimu, Profesor McGonagall meminta kita berkumpul di ruangannya" Lee Jordan, komentator Quidditch, berdiri di hadapannya dengan tampang galak yang ia buat buat.

"Ah, aku belum selesai mengerjakannya! aku saja ingin mencari Charlie..

"Untuk apa mencari kakaknya si kembar?!" potong Lee, Makayza menyeringai kecil.

"Minta untuk dinikahi!" sahutnya bercanda, lalu berlari menuju kantor Profesor McGonagall meninggalkan Lee Jordan dan beberapa anak Dumstrang yang menatapnya keheranan.

"Nah Miss Black, dari mana saja kau?" tanya Profesor McGonagall galak, Makayza menyengir minta maaf sebelum akhirnya bergabung dengan Hermione dan lainnya.

Makayza duduk menyender, tidak seperti murid perempuan lainnya yang duduk dengan anggun, di depan sana Profesor McGonagall tengah berceramah tentang Yule Ball, sampai akhirnya dia menyuruh Ron untuk maju dan berdansa dengannya, disitu pula tawa Makayza pecah. setelah nya Profesor McGonagall menyuruh mereka bangkit dan berdansa bersama, Harry mendekat ke arah Makayza.

keduanya saling tatap canggung, tertawa bodoh sebelum akhirnya Profesor McGonagall memarahinya dan menyuruh keduanya belajar dansa.

"Yang lain diam dulu! mungkin Mr.Potter dan Miss Black mau menunjukan bagaimana caranya" ucap Profesor McGonagall.

Makayza dan Harry makin canggung, gadis itu menaruh kedua tangannya di bahu Harry, sedangkan lelaki itu melingkarkan kedua tangannya pada lengan Makayza.

dan keduanya bergerak mengikuti irama musik yang di putar Mr.Flich.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

"Bagaimana caranya kita mengajak mereka pergi, jika mereka saja berjalan secara gerombolan?!" tanya Ron kesal, Makayza mengendikan bahu acuh.

"Aku duluan, mau menghampiri Daphne dan lainnya, sampai jumpa!" ucapnya tanpa memperdulikan teriakan Ron yang menyuruhnya kembali

"Ada apa ini?" tanya Makayza, menatap wajah Daphne dan Theo yang memerah, dia duduk disebelah Mattheo yang cemberut.

"Tanya saja Lovebird itu" sahut Mattheo kesal, Makayza terkekeh, dia mengerti.

"Bagaimana, kau sudah mendapatkan gaunmu?" tanya Daphne, jelas sekali mengalihkan pembicaraan.

"Sudah" jawab Makayza suram "tapi, kau tahu, sedikit aneh gaunnya. aku mau mengirim surat, menyuruh ayah memberikan gaun baru" lanjutnya

"Kenapa memangnya?" tanya Mattheo.

"Yang benar saja, ayahku membawakan aku gaun berwarna hitam, satu diantaranya tanpa lengan, bagaimana kalau gaun itu melorot saat aku pakai?!"

"Keren, yang berdansa denganmu akan menang banyak" sahut Theo, Makayza mendelik.

"Kau akan pergi dengan siapa?" tanya Mattheo, Makayza mengendikan bahu bingung.

"Matthew, mungkin?"

"MANA SERU!" Potong Theo "Pergilah dengan lelaki lain, siapa tau cocok dan kalian bisa berkencan!" lanjutnya.

"Aku menyukai seseorang, tapi aku yakin orang itu tengah mencari seribu cara untuk mengajak orang yang akhir akhir ini ia sukai" ucap Makayza, matanya menerawang.

lalu tak lama sosok Harry dan Ron datang, jelas sekali Harry menatap seeker Ravenclaw itu dengan penuh minat. dia tidak menyadari keberadaan Makayza yang ada di sebrangnya.

"Dia akan menyesal tidak melirikmu" Ucap Mattheo, yang mengerti kemana arah pandang Makayza.

"Kalian kenapa tidak pergi bersama saja?" usul Daphne, "Si galak dari Slytherin dan si galak dari Gryffindor!"

ini sudah beberapa hari dari setelahnya, Hermione terus menggerutu tentang Ron dan Harry yang tak kunjung mengajak mereka, Makayza sendiri hanya menghela nafas bingung, dia sudah janji akan pergi dengan Mattheo pada akhirnya.

"Kau sudah baca buku itu kemarin Makayza" Tegur Hermione, Makayza membaca sampulnya "Kumpulan Mahluk Mistis yang tak kasat mata" ia mengangguk membenarkan.

"Kalau begitu aku akan cari buku lain" pamitnya, meninggalkan Hermione dan berjalan ke lorong buku. dia berjalan ke kawasan buku Astronomi, mengambil salah satu buku yang berjudul 'Rasio Bintang'

dia baru akan kembali ke tempat duduknya, tetapi Viktor Krum tepat berdiri di belakangnya membuat Makayza menjerit tertahan.

"Maaf" ujarnya, "Boleh aku titip ini untuk temanmu?" tanya nya, mendorong sebuah kotak berwarna merah yang di pitai.

"Beri saja sendiri, kau pikir aku burung hantu?!" sahut Makayza galak, Krum agak terkejut, sebelum akhirnya merogoh saku jubahnya dan mengeluarkan 2 batang coklat dari Paris.

Makayza menyengir dan menarik Coklat dan kotak itu dengan segera "Nah, begini baru aku suka, jika kau punya coklat lain aku akan menerima nya dengan senang hati" lalu dia berjalan menuju Hermione, menyerahkan kotak itu dan pamit pergi.

dia teringat Remus, sepertinya Remus akan suka coklat ini, berbagi satu dengan Daddynya tak ada salahnya kan, apalagi ini coklat yang terbilang sangat mahal.

dia mengambil perkamen dan menulis suratnya.

Untuk Remus Lupin
Grimmauld Place no 12

Dad!
lihat aku dapat 2 batang coklat mahal dari ViktorKrum, si Seeker dari bulgaria itu! dia menyogok ku dengan dua batang coklat mahal ini, dan aku teringat kau, aku yakin Daddy pasti akan suka coklat ini oleh demikian aku membaginya satu. tolong bagi itu juga pada ayah Sirius ^-^
DAN TOLONG BERITAHU DIA UNTUK BELIKAN AKU GAUN BARU, KARENA AKU TIDAK MUNGKIN MEMAKAI GAUN BERWARNA HITAM TANPA LENGAN, BAGAIMANA KALAU GAUNNYA MELOROT SAAT AKU BERDANSA? OH TIDAK ITU MIMPI BURUK!

NB: kalau bisa gaun berwarna ungu atau hijau!

Anak kalian yang cantik jelita
Makayza Black.

Makayza menggulungnya lalu mengikat  surat itu di kaki Hedwig, burung hantu milik Harry.

Hedwig mengepakan sayapnya yang seputih salju di hadapan Makayza, lalu terbang cepat meninggalkan sangkar burung hantu


—✩ Makayza Black

Hoi, ini cerita kayanya cuma ampe part 20 deh, aku mau cepetin gitu, kek tiba tiba ntar tahun ke 6, udah jelas ending nya beda dari Harry Potter yang asli. ku harap kalian love it yeah.

btw ending yang enak gimana yh, Makayza sama Harry atau Mattheo, atau ku buat metong sjh? xixie

IM BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang