"Yora!"
Yora membalikkan badannya begitu mendengar teriakan seorang temannya.
"Kenapa, Sia?"
"Kau pulang sama siapa? Angkot ya? Ikut aku"
"Belum pun ku jawab Iya udah main bilang ikut aja!"
Sia tertawa. Gadis berdarah campuran chin-bat alias cina batak itu menggaruk tengkuknya. "Yaudah! Jadi kau pulang sama siapa?"
"Sorry for saying sorry to you. Tapi aku pulang sama cowokku. Papayyy!!!" Yora tertawa puas melihat temannya itu menekuk wajah.
Senang sekali menggodanya.
Mayora, keluar dari sekolah yang sudah menjadi tempat dia menempuh pendidikan dua tahun ini. Murid kelas 11 semester dua yang sebulan lagi akan PKL.
Mengambil jurusan Akuntansi bukan kemauannya, melainkan karna ketidakmampuan Yora untuk membayar uang pendaftaran.
Waktu itu Yora datang dari kampung ke kota Medan hendak mencari tempat untuk menuntut ilmu. Berkeliling bersama Abang sepupunya yang umurnya terpaut 7 tahun. Yang mana saat itu abangnya tengah kuliah semester akhir di salah satu universitas swasta di Medan.
Yora yang tidak diterima di salah satu SMA negeri di kota Medan frustasi. Itu satu-satunya harapan agar dia bisa sekolah di kota. Dia tak mau di kampung sampai beruban.
Keberuntungan memihak Yora. Seorang guru di salah satu sekolah swasta yang sekarang menjadi tempat Yora belajar menghampiri Yora dan abangnya yang kecewa karna tidak menemukan nama MAYORA SEMBIRING di daftar siswa yang diterima.
Dengan baik hatinya guru itu menawarkan Yora untuk bersekolah di sekolah itu tanpa membayar apapun di pertama sekolah. Pakaian dan semua uang pendaftaran digratiskan. Melihat nilai Yora yang sebenarnya mencukupi.
Berakhirlah Yora disekolah ini. Dengan jurusan akuntansi karna itu merupakan jurusan dengan uang SPP termurah.
Yora dan lelaki yang berstatus kekasihnya itu duduk di pondok kelapa. Yang mana didepan mereka sudah disediakan sepiring Indomie goreng dan kelapa muda yang sudah dipotong ujungnya.
Terdapat sebuah sedotan dan sendok disana tanpa adanya payung kecil seperti yang di TV.
Yora mulai menikmati makanannya sedangkan Juan, lelaki itu masih sibuk dengan ponselnya.
"Makan itu!" Perintah Yora.
Juan mengangguk dan mulai makan dengan hikmat. Melupakan ponselnya yang masih terbuka tergeletak begitu saja di atas meja. Yora memperhatikan layar ponsel Juan melalui ekor matanya.
Dimana layar ponsel tersebut menampilkan foto seorang gadis yang sepertinya tak tahu kalau dirinya difoto.
Yora menggenggam erat sendoknya. Tentu dia sangat mengenal gadis itu. Yora memilih diam. Emosinya sedang tidak bagus sekarang. Tak baik dia mengungkapkan nya ketika emosinya sedang tidak pada tempatnya.
Juan yang menyadari keterdiaman Yora kebingungan. Yora memang pendiam pada makhluk hidup berjenis kelamin laki-laki tapi tidak pada Juan. Biasanya gadis itu akan sangat cerewet.
"Yora?"
"Hm?"
Juan semakin takut. Wajahnya memucat seketika. Sebuah deheman mampu membuat Juan mengerti ada apa dengan Yora.
"Kau nggak papa?"
Yora berdecih. Mata tajamnya menatap Juan dengan sangat mengintimidasi. "Tadi malam kemana? Beli pangsit?" Sarkas Yora, karna tadi malam lelaki didepannya ini mengaku pergi keluar sebentar untuk membeli pansit.
Juan mulai berkeringat. Bisa gawat kalau Yora sampai tahu. "Iya beli pansit. Kan semalam udah ku bilang" Juan mencoba untuk santai. Walau jantungnya sudah meroket ke angkasa.
"Kak Jelly jualan pansit ya? Kok aku baru tahu"
Damn!
Juan sudah tak bisa mengelak. Walau sebenarnya dia tak tahu darimana Yora bisa tahu. "Yora, gini ceritanya. Semalam kan aku bilang mau beli pansit sama Juda, nah pas lagi di jalan jumpa kami sama orang Jelly. Sekalian main jadinya"
"Main sama hatinya?"
Juan melotot. "Apanya! Itu cuman kebetulan jumpa disitu doang. Nggak ada unsur kesengajaan"
Yora tersenyum. Percayalah ini artinya lampu merah untuk Juan. Biasakah lelaki itu kabur darisana sekarang juga?
"Kita putus ya"
Kan! Apa Juan bilang!
***
Sudah dua Minggu lamanya Yora putus dengan Juan. Putus bukan berarti hilang bak ditelan bumi. Mereka masih sering bertukar kabar dan pergi jalan-jalan bersama.
Yora merupakan tipe gadis santai namun menghanyutkan. Sikapnya yang tahan banting membuatnya tak pernah dendam pada siapapun. Tapi jangan salah, gadis itu akan sangat mengerikan kalau sudah marah.
Pernah lihat marahnya orang sabar? Kalau belum tunggu sampai Yora marah. Maka kamu akan mengetahuinya.
"Belum balikan klen?"
Sia yang mengisi kursi disamping Yora memulai pembicaraan setelah fokus dengan ponselnya.
Ia tak sengaja melihat layar ponsel Yora yang menampilkan chatnya dengan Juan."Nggak bakal balik. Aku udah bilang kan. Siapapun yang mau datang, silahkan. Pintunya terbuka lebar. Kalau mau pergi ya silahkan. Pintunya terbuka lebar. Tapi jangan berhenti di pintu. Itu halangin orang jalan namanya!"
"Makasih nak! Udah ku rekam. Nanti ku jadikan sound tik tok ya!"
Yora memutar bola mata malas. Lalu kemudian tertawa karna Mika, salah satu sahabatnya benar benar melakukannya. Menjadikan ucapan Yora barusan sebagai Sound tik tok.
"Terus terus?"
Yora menautkan alisnya heran. "Terus apa?"
Sia berdecak. "Terus si Juan posisinya dimana? Di pintu atau udah keluar?"
Yora diam. Itu pertanyaan yang sampai sekarang dia tidak tahu jawabannya. Juan posisinya sudah dimana?
Yora menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Jiwa dan batinnya sangat lelah. Baru 5 menit ia merebahkan tubuhnya, kini dia sudah duduk dengan buku catatan pengeluarannya minggu ini.
Uang di tangannya tinggal 20. 000. Sekarang masih hari Sabtu. Berarti uang 20.000 itu hanya bisa untuk ongkos dan jajannya di hari Senin nanti sebelum kirimannya datang di sore hari.
Selalu saja begitu. Uangnya akan benar-benar tinggal sangat sedikit. Mungkin kalau terjadi sesuatu pada Yora dia tidak akan bisa apa apa karna tak memiliki uang.
Dia hanya tinggal sendiri di kota terbesar ketiga di Indonesia itu.
Dan Yora tak berani meminta uang. Ia hanya menunggu sampai orang tuanya sendiri yang akan menyinggung masalah uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTANKU GLOW UP!
Teen FictionMantan glow up? tentu sjaa! hal itu yang di alami oleh seorang gadis berdarah Batak Karo bernama Mayora Sembiring. Tenang saja, walau dia orang Batak tapi tak makan manusia. Dia masih waras. Gadis yang sangat sangat malang dalam kisah percintaan. me...