breaking the memories

15 6 0
                                    

"Kita putus!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita putus!"

Hai, ini Abel. Iya gue abis putus dari cowo sialan macam anjing. Se bego-begonya orang juga ga bakal mau sama si cewe bangke yang ada di sebelah dia. Lebih tepatnya, tempat pelarian si bego.

"MAU PUTUS LO? SINI MAJU LO ANJIR CEWE SIALAN, BIKIN COWO ORANG PERGI AJAAAA ARGGHHH!!!" 

Perkelahian itu di mulai dari jambak-jambakan, sampai tarik tas masing-masing. Cowo yang tampan juga engga, baik aja engga, tapi kenapa gue... tetep aja nangis?

"Hu...hu... gue putus Raa." Sekarang, sampai besok rumah Ara akan selalu jadi tempat galau Abel. Tempat dimana Abel bisa menangis sekencang-kencangnya dan sekuat-kuatnya. Ara tidak keberatan, karena malah tanpa adanya Abel ia akan sendiri seperti barang berdebu. 

Tisu sudah jatuh kemana-mana. Teman Abel yang lainnya alias Zi, berdiri tepat dihadapannya sambil menaruh tangan di pinggang. "Bisa ga si jangan nangisin cowo kayak gitu? ga guna."

"Mirror dongg, kemana lari lo disaat lo putus balik sama Zidan? emang cocok deh lo berdua, plin-plan banget sama hubungan." Kata Abel. Yah, circle mereka memang tidak akan pernah lepas dari permasalahan tentang cinta. Apalagi Abel, sebenarnya cerita yang ia punya akan melebihi dua buku jika di ceritakan. Tapi, tempat pelarian pertama Abel ya cuma Bimo. Jadi tidak akan ada orang yang protes sebanyak apapun ia berkeluh kesah.

"Please, gue.. lupa kalo ini Bimo's birthday."  Makeup berantakan, tisu penuh merah lipstik, handphone lowbat, adalah teman pulang sejati Abel. Karena nyatanya, rumah temannya ini akan mengundang tangis, dan tentunya amarah mama Ara karena tisu dirumahnya selalu habis bersih saat dua orang ini datang. Yaps, Abel dan Zi. Ara juga tak kalah ambyarnya.

"Dahhh all!! gue baru dapet kabar kalo besok liburr, nanti gue traktir. Love you soo muchh beb." 

2 am at Bimo's home.

"Hey boy, baru sadar lo ultah!! sorry yaa, gue abis putus sama cowo sialan." Wangi bunga sudah menyambut Abel datang. Segera ia taruh tas hitamnya ke rumput, dan mengelus nama Bimo. Bimo memang sudah pergi, tapi rumahnya selalu harum. Selalu menyambut kapan saja Abel datang kemari, tempat yang sebelumnya sudah di bicarakan mereka berdua.

Tahun ke tahun, ulang tahun Bimo selalu Abel catat dimanapun. Buku tulis, kalender hp, kalender yang ada di dinding, meja belajarnya, dan tempat-tempat tak masuk akal lainnya. Alasannya sih, agar Abel tidak melupakan hari spesial itu. Namun, tempat yang ia beri tanggal malah semakin sedikit kemungkinannya untuk dilihatnya.

"Hm.. masih inget ga? sama kue coklat yang dulu kita lewatin setiap berangkat?" Kue coklat yang diatasnya terdapat manisan winnie the pooh, kue itu akan selalu jadi kue idaman Bimo. Kenapa? karena ia sangat menyukai pooh, setiap mengobrol, pooh akan jadi salah satu topik dari 1000 hal yang Bimo bicarakan. Abel rindu itu. Sangat rindu. "i bought it!!" Lanjutnya.

Handphone Abel bergetar di sakunya. Sepertinya memang Bimo ingin dilihatkan kue yang lucu itu. Namun, bukannya tersenyum, Abel malah memasang wajah tak suka melihat bagaimana notifikasi chat melayang di layar. Iya, itu mantannya. Waktu yang tidak tepat, atau mungkin sebenarnya tepat?

"Nihh, so cutee kann??" Galeri Abel terbuka. Memperlihatkan foto cake kecil duduk di atas meja kayu. Manis, mungkin itu adalah kata-kata yang akan di ucapkan Bimo jika melihat kue lucu ini. Abel juka sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, ternyata kue itu sangaatt manis seperti apa yang Bimo jelaskan dulu. Rekomendasi makanan dari Bimo tidak pernah gagal, karena semua makanan itu masih Abel kunjungi sampai sekarang. Membuatnya juga bernostalgia saat datang.

Jam di layar handphone Abel menunjukkan pukul 3 sore, mungkin hari ini akan jadi hari yang singkat untuk mereka berdua. Karena Abel akan ada acara, tapi tubuhnya siang ini tidak tau mengapa sungguh berkeringat. Mungkin, efek dari saat Abel bertengkar dan menangis tadi. Atau mungkin memang akhir-akhir ini cuacanya sedang sangat panas? Ah entahlah, yang penting Abel akan segera pulang kerumah.

"See you next time ya, gue ada acara nanti malem. Badan mandi keringett, dadaahh!" Bibir Abel mengecup keramik bertuliskan Bimo Jeiko, ia tersenyum. Lalu mengambil tas hitamnya dan perlahan berjalan meninggalkan tempat itu. 


Sejenak ; haechan on revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang