04) still with you
pleasee play the song up there! thank u
Kalo kamu inget aku, aku ada kok. Di hati kamu.
"Mama, aku udah jarang ke makam Bino. Boleh ke sana? " Bino, teman Abel yang sudah pergi ke atas. Mereka berpisah kabar sebelum Abel pindah, pergi karena kecelakaan yang tidak terduga.
Abel mengetahuinya saat ia sudah pindah ke kota lain. Rasanya sakit, sudah hampir 2 tahun Bino meninggalkan Abel disini. Meninggalkan nya di tempat asing, dan mengingkari janjinya untuk menemaninya disini.
"Boleh, hati-hati yaa. Nitip salam dari mama. "
"Hehe iya, nanti aku sampein. Biar nono seneng.. " Abel tersenyum. Namanya tahu, kalau anak perempuannya ini rindu. Merindukan seseorang yang sudah pergi.
"Udah sana berangkat sayang, cerita sama Bino apa aja yang kamu laluin. Biar lega. " Abel masuk dalam pelukan mamanya, rasanya sangat sesak. Abel akan menceritakan semua yang ada di hatinya nanti.
"Kita nanti ketemu no, ga sabar hehe. "
"Haloo, gimana kabarnya disana? seneng ga, banyak coklat, banyak es krim, banyak sate ya.. " Abel sudah sampai. Sampai di rumah terakhir Bino. Tangisnya perlahan muncul, ia tidak tahan. Untuk menangis di pundak Bino, yang sekarang.. cuma sebuah batu bertuliskan namanya, "Bino Haidar".
Abel mengelus batu nisan itu, membayangkan bahwa yang ia elus adalah rambut Bino. Lembut..
"Bi, inget ga kita dulu jajan sate? tiga piring loh. Sampe pipi kamu mbul hehe. " Tangannya mengelus batu bagian samping, rasanya sama seperti mengelus pipi Bino. Bedanya yang ini dingin.
"Aku bawain bungaa!! bunga matahari, kayak kamu yang jadi matahari nya Abel. " Ia meletakkan buket bunga itu tepat ditengah tanah penuh rumput hijau.
Abel memeluk makam Bino erat. Melepaskan tangis dan isaknya disana. Angin membuat rambut Abel bergerak, rasanya seperti di elus Bino.
"Muah, see u next time No."
"Hahh... bukunya udah di ambil orang, ga kedapetan deh."
January, 21.
Abel berkunjung ke salah satu toko buku di kotanya, mencari judul buku yang ia cari kemana-mana. Tapi, di toko buku yang bisa dibilang cukup lengkap pun tidak menyisakan buku yang ia cari.
"Halo, cari buku ini ya?" Kata seorang lelaki dibelakangnya. Telinganya tertutup headphones dan.. badannya harum. Abel melirik buku yang di pegang lelaki tersebut, menyadari bahwa benar itu adalah buku yang dia cari.
"IYAA! Kok bisa ada di lo? bukannya udah sold out?" Dirinya terheran dengan dua buku yang ada di genggaman lelaki di depannya ini.
"Ah ini gue ambilnya double hehe, boleh ambil satu nih. "
"Wow, thanks?" Saat Abel mengambil satu buku tersebut, ia bingung. Bagaimanya caranya ia mengucapkan terimakasih jika ia tidak tahu nama lelaki di depannya ini.
"Eehh, Bino. " Katanya.
"Lucu, namanya lucu."
"Hahahaha masaa?"
Bino. Bino adalah harta yang sangat berharga bagi Abel. Sejak saat itu, mereka berteman. Dan tidak menyangka akan satu sekolah. Mereka menghabiskan waktu bersama selama dua tahun, berkeluh kesah, antar jemput, dan melakukan hal konyol lainnya. Walau.. memang akhirnya akan ada salah satu dari mereka yang menjauh, tapi kali ini keduanya pergi. Abel pindah, dan Bino? pergi ke suatu tempat yang indah pastinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak ; haechan on revisi
FanfictionBersamamu itu indah, namun sayangnya hanya mimpi. Dan bisa kah aku tinggal sejenak? menghabiskan seluruh hari bersamamu. "Abel, gue udah gaada. " "Tapi lo selalu dateng ke mimpi gue Bimo. Bagi gue, lo masih dan selalu ada. " @ sejenak . 0n g0ing