02

11 5 0
                                    

2. meet for the 1 time

(ignore the typos)


Senin 4 juni, pukul 8 pagi.

Hari Senin, hari yang biasanya di benci oleh murid-murid sekolah. Perpisahan pada kasur untuk 6 hari kedepan. Tidak bisa malas-malasan, tidur tanpa pikiran tentang tugas, ataupun pergi nongki dengan teman. Pagi ini Abel awali dengan bangun dan segera mandi. Dirinya yang bangun terlambat membuat semua pergerkannya hari ini lebih cepat dari biasanya. 

"Uhh, kenapa gue harus bangun siang si?? jadi buru-buru kan sekarang." Ucapnya sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas. Abel masih menggunakan celana pendek, tetapi badan bagian atas sudah lengkap dengan baju dan rambut yang rapi.

"Abel.." Abel mendengar suara itu lagi. Membuat badannya merinding. Ia segera menengok ke segala ruangan dengan cepat, walaupun jantungnya sudah berdetak sangat cepat sekarang.

"Mom.. Mom kesini dong, Abel takut." Katanya sembari membuka pintu kamarnya perlahan. Dirinya sangat sial mendapatkan kamar di lantai atas, dimana tidak ada orang selain Abel yang tidur di lantai itu. 

"Whats wrong sweat heart?" Jawab mama Abel menaiki tangga. 

"Aku denger orang manggil nama aku ma." Jawaban itu membuat Mama Abel kebingungan. Karena di rumah ini sekarang hanya ada dirinya dan Abel saja. 

"Ah kamu nge hayal aja kali bel.. Yuk cepetan ke sekolah, nanti telat loh."Ucap Mama Abel menepuk-nepuk pundak anak nya itu. Abel yang masih merasa takut segera mengambil semua yang ia butuhkan dan keluar dari kamar.

.

after school

"Maa, i'm home." Kata Abel yang entah darimana sudah ada di ruang tengah. Mama Abel yang sedang memasak memberi jempol ke arah kaca. Abel yang melihatnya pun tertawa.

"How's your school sayang?" Tanya Mama Abel. Abel sedikit tersenyum dan mulai menjawab pertanyaan itu.

"Not bad, sama kayak hari-hari biasa."

"Oke, good job. Sana bersihin badan terus ngemil-ngemil." Mama nya ini memang benar-benar sudah seperti sahabat sendiri bagi Abel. Abel yang mendengar ucapan mamanya itu kemudian beranjak pergi ke kamar.

"Yaa momm."

Setelah selesai mandi dan sebagainya, Abel merasa badannya sangat lelah. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidur sebentar. Ritual yang harus dilakukan Abel adalah memakai masker wajah dan body lotion. Entah mengapa, saat melewatkan hal-hal tadi Abel tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Ah tidur aja deh, lumayan biar bisa begadang nanti hehehe. " Katanya sambil menyalakan tv yang ada persis di hadapannya. Ia menaruh kembali remot itu, kemudian menutupi tubuhnya rapat dengan selimut. Tak lupa untuk menyalakan AC kamar, karena itu adalah kunci utama untuk Abel bisa tidur.

"Hoam.. " Itu adalah suara saat Abel sadar sebelum ia terlelap dalam tidurnya. Bagaimana tidak, kamarnya ini sudah sangat dingin, memiliki kasur yang dalam sekejap bisa membuat siapapun nyaman dan ingin tidur di atasnya, kemudian ritual ritualnya yang sudah ia lakukan.

.

"Arghh come on bel!! lo ga mungkin lupa bawa bukunya kan?? this is the first day of school, bukan udah sekolah lama. " Teriaknya dalam hati dengan emosi. Buku pentingnya tertinggal, bel sekolah sudah berbunyi. Menandakan semua kelas akan segara masuk, hal itu membuat Abel panik 1000%.

"Hey, what's wrong? " Kata seseorang dari belakang tubuh Abel. Suaranya berat, seperti suara lelaki. Atau memang seorang laki-laki? Ah tidak tau, dirinya hanya bisa sedikit menjauh dan menjawab pertanyaan orang itu dengan kaget.

"BUJU BUSET KAGET. " Teriakan itu membuat lelaki di depannya terpaku. Abel segera menunduk untuk mengambil buku-buku nya yang jatuh tadi. Karena merasa bersalah, lelaki itu membantu nya mengambil beberapa buku.

"E-eh sorry gue ga bermaksud... "

"No, it's okay. Gue emang anaknya kagetan hehe. " Abel membalas senyum, membuat laki-laki di depannya itu semakin merasa bersalah.

"Oh iya, gue Bino Haidar. Anak baru juga, salam kenal. " Ucapnya sambil menyodorkan satu tangan nya. Abel dengan senang hati menerima salaman itu.

"Gue... Abelia Rasy-"

"BRUK! " Secara tiba-tiba dirinya terhempas ke kursi kelas. Ia mengecek semua sudut ruangan, kenapa rasanya ini persis seperti sekolah aslinya. Tapi kenapa ia menjadi murid baru, apakah ini mimpi?

"Yap, lo lagi mimpi Abelia Rasy. " Kata seseorang dari belakang, suara yang ia kenal baru saja. Benar, itu adalah Bino. Laki-laki yang ia temui tadi. Dengan cepat ia menengok ke arah belakang, melihat wajah tampan miliknya. Wow, rasanya seperti melihat lukisan indah.

"Iya gue cakep, makasih. " Senyum tipis tercipta di wajah Bino. Dirinya mengetahui apa yang sedang Abel pikirkan. Sedangkan perempuan di depannya ini terkejut dengan pernyataan Bino.

"Hah, ga kok. Biasa aja kali. " Jawab Abel yang di akhiri dengan tawanya.

"Iya deh iya Abelia Rasy. " Jov menggelengkan kepalanya, ia maklum. Karena Abel baru pertama kali bertemu dengannya, jadi ia belum mengerti semua ini.

"Salah, nama gue Abelia Rasyi." Muka kesal Abel terlihat jelas setelah Jov salah memanggil namanya.

"Apa bedanya? kan bener Rasy. " Ucap Jov tegas. Ia tetap dalam pendiriannya.

"Yakan adaa ituuu, kurang I Bimoli Haidar. " Balasnya licik. Bino melotot terkejut dengan apa yang di katakan Abel.

"BINO! bukan bimoli, jauh amat salahnya nya. "

"Yaudah jangan salah salahin nama gue dong! " Sambil mengatakan hal ini, Abel memelototi Jov sangat dalam.

"Ya lo juga! "

"Ya ya ya ya.... " Abel terlalu jahil untuk Bino yang ngambekan. Hanya dengan jawaban ini, Bino tiba-tiba menghilang. Abel terkejut, terkejut dan terkejut saat Bino datang maupun pergi. Ia semakin yakin bahwa ini benar adalah mimpi, dirinya merasakan hal aneh lagi. Suara angin itu, suara yang membawanya sampai ke kelas ini. Ia terbawa lagi ke arah rumah.

Badannya sudah di baringkan ke kasur. Dan secara ajaib, ia tertidur. Sungguh Aneh, mimpi yang aneh. Abel bangun dalam keadaan wangi dan segar. Ia langsung melihat kalender, yang memperlihatkan ini adalah jam yang sama sebelum ia bertemu Bino.

"BERARTI BENERAN KETEMU DONG!!! AAAA. "

Sejenak ; haechan on revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang