Bab 1

61 1 0
                                    


Namaku trisya putri maharani, orang-orang biasa memanggilku dengan nama "ica" seorang anak bungsu dengan background sebagai anak broken home. Sejak kecil aku menjadi salah satu dari sekian banyak/sedikit anak yang tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki rasa bagaimana hadirnya sosok ayah dan bagaimana kasih sayang seorang ayah. Mungkin dengan background seperti itu menjadikan ku tumbuh sebagai seorang anak keras kepala.

Aku tinggal disebuah desa dipinggiran kota kecil, masa kecilku normal selayaknya anak kecil lainnya bermain dan sekolah. Setelah lulus sekolah dasar aku sekolah menengah pertama dikota tinggal dengan kakak ku satu2nya.

Aku ingat betul, bagaimana excitednya diriku pada hari pertama masuk sekolah menengah pertama disekolah itu. Membayangkan akan mempunyai teman baru seperti apa? Akan duduk sebangku dengan siapa?

Dengan membayangkannya saja sudah membuatku bahagia dan lucunya dihari pertama masuk sekolah aku duduk dibarisan paling depan dengan seorang anak lelaki bernama Nugi, masih teringat betul dimemoriku bagaimana cangggungnya kami pada saat pertama kali duduk berdua. Oh iya aku lupa, mendeskripsikan seorang Nugi seperti apa?

Dia seorang anak lelaki dengan tinggi badan yang menurutku cukup tinggi dibandingkan anak lelaki lain kebanyakan dikelasku, dengan kulit sawo matang dan senyum manis nya saat menyapaku(saat teringat membuatku secara tidak sadar menyunggingkan bibir keatas dengan sendirinya). Menurut dari omongan orang lain yang aku curi dengar secara diam-diam dia cuek dan pendiam, sering kali dengan sifat cueknya dia menjadi sedikit irit bicara terhadap anak perempuan lain dikelas namun saat bersamaku yang kurasakan dia biasa aja boleh dikatakan tidak cuek? Entah karena dia sudah terbiasa denganku atau alasan lainnya aku tidak tau.


Membayangkannya sekarang membuatku senyum sendiri, kalau kalian berpikir apakah aku akan atau pernah menyukai Nugi yang notabene teman sebangku saat itu? Maka akan kujawab dengan pasti dan lantang "iya" aku masih ingat betul bagaimana rasanya menyukai diam-diam teman sebangku ku selama setahun.

Bagaimana rasa bahagianya bisa ngobrol santai dengannya, bagaimana rasanya bercanda dengannya, bisa melihat dari dekat muka seriusnya saat dia focus belajar dan bagaimana muka saat dia tidur bersandar pada meja saat jam istirahat sekolah. Namun hubungan kami tidak pernah mengalami kemajuan apapun selama menjadi teman sebangku sampai kenaikan kelas tiba, baik aku maupun dia tidak pernah berani memulai duluan mungkin kami lebih nyaman seperti ini pada saat itu.


Oh iya lupa, selama kelas 7 aku mempunyai 3 orang teman perempuan yang benar-benar dekat dengan ku, mungkin bisa dikatakan sahabat saat itu? Bernama elva, eva siti dan juga eva ervi , lucu ya benar-benar triple E dan aku baru menyadarinya saat ini setelah menulis ini.

Bisa dikatakan dengan elva lah aku merasa paling dekat selain dari kami satu kelas, kami juga satu kompleks perumahan. Kami biasa berangkat dan pulang sekolah bersama bahkan saat ada kegiatan renang atau kegiatan dari sekolah pun selalu bersama. 




Aku ingat betul setiap memori selama 3 tahun bersamanya. Bagaimana rasanya mempunyai seseorang yang kusebut sahabat, bagaimana sabarnya dia setiap pagi saat menungguku setiap akan berangkat sekolah, bagaimana sabar dan baiknya dia mengajarkanku yang saat itu tidak bisa berenang bahkan takut untuk sekedar turun ke kolam yang agak dalam.


Entah apakah pada saat ini dia masih mengingatku sebagai temannya atau kemungkinan terburuknya melupakanku? yang pasti aku selalu berdoa dimanapun dia berada saat ini semoga dia selalu senantiasa bahagia dan sehat.






Di next part akan aku ceritakan bagaimana awal mula aku bertemu dengannya... 










NOTE : JANGAN LUPA DIVOTE DAN DITAMBAKAN KE READING LIST KALIAN:)

A Little story about my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang