PB4

443 17 3
                                    

ara yang sangat senang saat membeli barang kesukaannya pun merasa lapar. tapi dia tidak ingim makan sekarang baru saja sampai masa harus makan. dia tau jika sesudah makan leon akan mengajaknya pulang.

"nanti saja deh tahan ya perut"gumam ara sesekali mengelus perutnya.

leon yang melihat itupun menatap heran gadisnya ini.

"sayang ada apa? kenapa kau mengelus perutmu apa kau lapar.?" tanya leon

"tidak leon hanya saja di sini dingin"bual ara.

leon pun tersenyum menanggapinya.
dia pun menggenggam tangan ara. ara yang di perlakukan tersebutpun bersemu merah.

mereka berjalan-jalan menikmati waktu berdua sesekali ara menegur anak kecil yang lewat.

ohh sungguh ini adalah hari bahagia baginya. berjalan-jalan di mall yang jarang sekali dia datangi semenjak menjadi pacar tuan leon.

saat mereka berjalan memanjakan mata tiba-tiba suara perut ara berbunyi keras dan itu otomatis membuat leom menatap ara tajam

"sayang kau lapar kan? kenapa tidak bilang? apa kau mau maag mu kambuh.? ucap leon geram dengan tingkah gadisnya ini.

"ya maap leon aku tidak ingin pulang terlalu awal"ucap ara cicit.

"sayang aku tidak akan melarangmu jika itu masih wajar sekarang kita makan tidak ada bantahan" ucap leon final.

mereka pun mencari tempat makan dan dapat leon tau ara yang sangat menyukai ayam pun mengajaknya ke sana.

saat leon masuk banyak tatapan memuja untuknya. sedangkan ara banyak yang tidak suka dengan mereka. siapa sih yang tidak tau leon alexander pengusaha terkaya banyak yang ingin menjadi kekasihnya itu.

mereka pun duduk tak lama datang seorang pelayan wanita dengan sopan menanyakan pesanan mereka.

"tuan nyonya silahkan di pilih mau pesan apa?."tanya pelayan itu.

ara dan leonpun mangmbil buku menu yang telah di sediakan.

"mm aku mau chicken chese 1 dan jus alpukat 1"ucap ara

"baiklah, dan anda tuan.?tanya  pelayan itu lagi.

"chicken hot cream level 7 dan 1 minuman dingin yang sama dengan pacar saya" jelas leon

"baiklah silakan di tunggu 10 menit ya  tuan" ucap pelayan itu.

ara pun hanya mengangguk sebagai jawabannya saja. saat sedang menunggu pesanan ara mengedarkan pandangannya ke penjuru tempat ini tidak luas dan tidak kecil juga lumayan lah desain pun bagus dan elegan.

dan saat matanya menatapa 1 meja yang di isi segerombolan anak SMA ada satu anak yang menatapnya tidak suka.

bagaimana ara tau? ya dari postur-postur tubuh mereka melihatkan mereka masih anak sekolahan. dari yang ara lihat anak itu bernama dina dari mendengar suara-suara berisik temannya yang sedari tadi memanggil dia.

ara yang malas mengurusi tingkah laku anak SMA tersebutpun hanya melihatnya sekilah. terlihat dia emosi di pandang ara seperti itu.

dia pun menggebrak meja dengan cukup kuat tak banyak orang yang terkejud akan tindakannya itu tak banyak yang memandang dia sengit.

dina, gadis itu berjalan ke arahnya dia cukup heran gadis itu kenapa. leon hanya diam saja sesekali menatap gadisnya.

"hei kau kenapa kau menatapku seperti itu ha? tanya gadis itu dina.

"aku? kenapa aku.? tanya ara

"sok polos banget sih lu gua tau dari tadi lu liatin gua sinis" ucap dina emosi.

teman-temannyq yang satu meja dengannya tidak ada yang menghentikan mereka malahan mereka menatapan ara sengit

"ya terus kenapa? bukannya lu yang liatin gua sinis hahaha lawak kali anda" jawab ara sarkas.

leon hanya melihat pertikaian mereka  dia akan maju jika gadisnya terluka.

"wahh ngajak berantem ni bocil, lu jangan bangga mentang-mentang lu sama om-om lu itu uppss" ucap dina merendahkan ara.

teman dina yang mendengar itu pu. tertawa.

"kasih paham din"teriak temannya.

dina yang merasa bangga pun berdekap dada banyak pasang mata yang melihat mereka. mereka di sana tidak ada yang mau memisahkan mereka. mungkin gadis itu tidak tau jika wanita yang du hinanya adalah pacar leon alexander.

"apa bocil? lu yang bocil apa gua baru SMA aja belagu sekira belum nginjek kuliahan jangan sok keras lu"ucap ara sinis. dina pun emosi dia baru sadar ara sudah dewasa tapi penampilan dan postur tubuhnya saja yang mungil.

"lu ya" ucap dina emosi sambil menunjuk muk ara.

"iya kenapa seharusnya lu belajar sopan sama yang lebih tua dengan lu sikap kaya gini bangga gitu? malahan orang liat lu jijik lu tu ya gak mencerminkan anak sekolahan. lu masih sekolah aja udah pake bedak tebel amat tu bibir merah banget hahaha belum waktunya lu dandan kaya gitu" jelas ara santai namun menusuk

"ya biarin lah mendingan gua yang gini dari pada lo jalan sama om-om gini"ucap dina mengejek.

orang di sana terkejud dengan ucapan dina cukup berani Sekali anak itu.

ara yang mendengar itupun emosi seketika dia menendang kursi yang ada di sampingnya.

BRAKK

di sana semua orang kaget melihat ara yang emosi gadis polos jika emosi ternyata menakutkan. suasana di sana cukup tegang.

"maksud lu apa ha om-om? lu pikir gua jalan sama om-om buka mata lo dia pacar gua dia masih muda kenapa lu iri sama gua uhh kasian gak mampu ya dapetin cowok kaya gua body tepos aja lu banggain" ucap ara sarkas

dina kaget melihat ara marah dan dia cukup takut melihat ara seperti ini.

"ya..ya kenapa masalah buat lo?" ucap dina gagap.

teman-temannya tidak ada yang mengeluarkan suara mereka kaget dengan amarah ara. sedari dulu ara sangat susah jika di suruh mengontrol emosinya.

"kau jika ke sini hanya ingin membuat drama lebih baik jangan bukannya kau yang mempermalukan malah kau yang di permalukan lihat sekelilingmu gadis kecil" ucap leon yang sedari tadi diam. dia tau jika ara sudah emosi sangat susah untuk di kontrol.

dina yang mendengar itupun melihat sekelilingnya banyak yang mencibirnya dan itu membuatnya malu seketika.

"kau dengarkan ini dia gadisku dia yang kau hina tadi dia yang kau lihat dari awal masuk dengan tatapan tidak suka. yang bermasalah di sinu hanya kau yang terlalu emosian sikap labilmu masih belum hilang gadis kecil dan oh iya kau bersekolau untuk belajar dan apa ini masih kecil memakai make up setebal ini kau ini murid sekolah apa bukan? belajarlaj yang rajin masih mending aku melepaskan mu biasanya aku tidak akan melepaskan mangsaku" ucap leon panjang dia geram melihat gadisnya di perlakukan seperti itu.

tidak banyak tanya dina keluar karena malu dan di susul oleh temannya. suasana menjadi tenag kembali dan pesanan mereka pun datang.

Always MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang