Part 2. Kehidupan Baru

37.2K 5.3K 217
                                    

Pelayan itu terlihat terkejut mendengar teriakan histeris sang majikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pelayan itu terlihat terkejut mendengar teriakan histeris sang majikan. Saking terkejutnya, pelayan itu terjatuh ke lantai dengan wajah syok.

Sementara Kara, terdiam kesakitan di tempat akibat memori pemilik tubuh bermunculan di dalam otaknya. Berputar ulang layaknya sebuah video.

Kejadian demi kejadian di lihatnya di dalam ingatan pemilik tubuh. Mulai dari kecil sampai sebesar ini. Tanpa terkecuali.

Kala semua ingatan itu berhasil di dapatkan, baru lah rasa sakit yang dirasakannya berhenti.

Gadis cantik itu memejamkan mata hazelnya lelah dan menghela nafas kasar.

Bisa-bisanya dia masuk ke dalam tubuh orang lain dan paling parahnya, tubuh orang yang ditempatinya sangat lah jelek, bodoh, sakit-sakitan, dan tidak tahu malu.

Setidaknya jika jiwanya masuk ke dalam tubuh seseorang, hendaknya jiwa dia masuk ke dalam tubuh perempuan pemilik reputasi yang baik.

Tapi biar bagaimanapun, ini sudah terjadi.

Dia akan mengembalikan reputasi baiknya yang sudah dicoreng oleh pemilik tubuh ini sejak kecil.

Mulai sekarang, dia adalah Xia He bukan Kara lagi. Dia putri keenam Perdana Mentri yang berstatus sebagai tunangan pangeran ketiga.

"Nona." Panggil pelayan itu dengan nada takut-takut.

Xia He menoleh ke arah pelayan.

Pelayan itu bernama Mu Nian. Pelayan pribadi Xia He sejak kecil yang tidak setia.

Mu Nian seumuran dengan Xia He dan berambisi menjadi gadis yang sempurna daripada Xia He sehingga pelayan satu itu sering membuat ramuan untuk memperjelek wajah Xia He.

Mu Nian juga selalu memanipulasi Xia He dengan pemikiran-pemikiran kotornya sehingga Xia He pun ketularan.

Mu Nian juga selalu memberikan saran menjijikkan pada Xia He yang bodoh dalam mengejar pangeran mahkota.

Xia He mengurut keningnya yang tiba-tiba sakit mengingat semua tingkah buruk Mu Nian padanya.

Hanya seorang pelayan tapi berani menjerumuskannya ke arah yang salah.

Lihat saja, Xia He akan memberikan hukuman yang setimpal atas semua perbuatan Mu Nian selama ini.

"Nona, Anda merasakan sakit lagi? Saya panggilkan tabib dulu."

Xia He langsung menangkap pergelangan tangan Mu Nian yang hendak pergi. "Tidak usah memanggil tabib."

Mu Nian hendak membantah tapi Xia He menyentak tangan Mu Nian kuat sehingga pelayan itu terduduk di kasur.

Pelayan itu sangat terkejut oleh tindakan kasar Xia He sampai tidak bisa berkata-kata.

Mendadak ia merasa bahwa Xia He yang berada di dekatnya sekarang ini bukan lah Xia He yang asli. Xia He yang lemah lembut dan tidak pernah berlaku kasar padanya karena Xia He menganggap dirinya sebagai seorang kakak.

"Apakah ada orang lain yang mengetahui hal bodoh yang telah ku lakukan hari ini?" Tanya Xia He serius.

Mu Nian menggeleng. "Tidak ada, nona."

Xia He bernafas lega. "Huh, syukur lah." Setidaknya, rumor buruk tentang dirinya tidak semakin bertambah.

Jangan sampai ada rumor lainnya, 'Xia He melakukan percobaan bunuh diri karena pangeran mahkota menolaknya dan lebih memilih kakak keduanya.'

Memalukan!

"Memangnya nona melakukan bunuh diri tadi karena apa? Untung saja aku menyelamatkan nona dengan cepat sehingga nyawa nona tidak melayang dengan sia-sia."

Xia He terkekeh. "Aku juga tidak tahu kenapa aku melakukan itu. Mulai sekarang anggap saja aku tidak pernah melakukan hal itu dan jangan pernah menceritakan ini ke orang lain kalau tidak ingin ku jual ke rumah bordil." Ancamnya tidak main-main sehingga membuat Mu Nian meneguk salivanya kasar.

"Ah ya, sekarang aku lapar. Siapkan makanan untukku!"

Mu Nian mengangguk. "Baik, nona." Kemudian berlalu meninggalkan Xia He.

Xia He mengelus dagunya melihat kepergian Mu Nian. "Tidak heran kalau Xia He asli tidak curiga pada pelayan satu itu." Komentarnya melihat bagaimana cara Mu Nian memperlakukan dirinya. Benar-benar seperti pelayan yang telaten. Padahal di dalam hatinya ada niat yang sangat buruk.

Xia He kembali membaringkan tubuhnya seraya menunggu masakan siap.

"Sekarang targetku adalah pangeran mahkota. Aku akan membuatnya menyesal telah menghina fisik Xia He dan membuatnya menjilat ludahnya sendiri." Seringainya.

Bersambung....

2/7/21

Xia HeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang