Part 4. Menikmati Kehidupan Di Zaman Kuno

32.9K 5.1K 120
                                    

Xia He begitu menikmati suasana di zaman kuno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xia He begitu menikmati suasana di zaman kuno.

Tidak ada yang lepas dari pandangannya sedikit pun saking antusiasnya melihat kehidupan zaman kerajaan dengan mata kepalanya sendiri.

Suasana di sini sebenarnya tidak jauh beda dari zamannya. Hanya saja di sini tidak ada kendaraan motor atau pun mobil. Yang ada hanya lah kereta kuda yang berlalu lalang.

Di balik cadarnya, Xia He tersenyum puas melihat kehidupan manusia di masa lalu itu.

Kapan lagi dia bisa melihat kehidupan orang zaman kerajaan secara langsung 'kan.

Xia He menunduk ketika merasakan kakinya di tabrak oleh sesuatu.

Seorang anak kecil bertubuh gempal sedang tersungkur di depannya dengan tubuh yang bergetar samar.

Alis Xia He menyatu. "He--"

"Huaaaaaaa!!!" Tangis anak kecil itu sambil berlari pergi.

Xia He melongo melihat kejadian tersebut. Anak kecil itu yang menabraknya, anak kecil itu pula lah yang menangis. Bahkan Xia He belum sempat memarahinya karena tidak berhati-hati.

"Nona tidak kenapa-napa, 'kan?"

Xia He menjawab pertanyaan pelayannya dengan anggukan.

"Jangan sampai aku bertemu dengan anak kecil yang aneh itu lagi." Ketus Xia He sembari melanjutkan perjalanannya.

Mu Nian mengikuti Xia He dari belakang dengan wajah yang tidak nyaman karena semua orang tengah menatapnya dengan tatapan aneh.

Tatapan yang dulunya sering diterima oleh seorang Xia He.

Mu Nian menunduk dalam-dalam sehingga wajahnya tertutupi oleh rambut hitam panjangnya.

Xia He yang melihat ketidaknyamanan Mu Nian merasa sangat puas tapi itu bukan berarti dia berhenti sampai di sana.

Dia menarik Mu Nian masuk ke dalam toko pakaian dan memilih pakaian terbuka lainnya untuk Mu Nian. "Mulai sekarang, kau harus memakai semua pakaian yang kuberikan saat kita hendak keluar dari kediaman. Tidak ada penolakan atau aku akan mencari pelayan lainnya yang dapat ku atur."

Mu Nian hanya bisa menatap Xia He pasrah. Dia tidak bisa membantah sama sekali karena tidak ingin kenyamanan yang dirasakannya di dalam kediaman Xia He selama ini hilang begitu saja.

Di dalam Kediaman Xia He, dia tidak perlu bekerja keras dan bisa menikmati semua fasilitas yang ada.

Tentu akan sangat berbeda jika ia berada di luar kediaman. Bisa jadi dia akan menjadi pelayan tertindas. Apalagi pelayan-pelayan di dalam Kediaman Perdana Mentri sangat lah kejam.

"Kau tetap lah di sini! Jangan kemana-mana!" Titah Xia He secara tiba-tiba.

Mu Nian langsung mencegah Xia He. "Jangan tinggalkan aku sendirian, nona." Melasnya.

Xia He berdecak kesal. "Kau ini sudah besar dan jangan merengek seperti anak kecil saat hendak ku tinggal. Oh ayolah, aku hanya pergi sebentar bukan meninggalkanmu selamanya di sini."

Beberapa pelanggan yang berada di dalam toko terkikik geli mendengar perkataan Xia He.

Para pelanggan itu mencap Mu Nian sebagai pelayan manja. Tak hanya itu, mereka juga mengkritik pedas pakaian Mu Nian.

Xia He meninggalkan Mu Nian sendirian di dalam toko.

Kala sudah keluar dari toko itu, Xia He merentangkan tangannya lebar-lebar. "Aku akan menikmati waktuku di zaman kuno ini!!" Ujarnya bahagia.

Xia He langsung meninggalkan toko. Mencoba berbagai macam makanan yang dijual di sana.

Selain itu, dia juga membeli begitu banyak baju dan perhiasan. Lalu menyuruh si pemilik toko untuk mengantarkan secara langsung ke dalam kediamannya.

Puas dengan pakaian dan perhiasan yang sangat menarik di matanya, berlanjut ke toko obat dan kecantikan.

Ia membeli berbagai macam bahan untuk mempercantik dirinya. Selama sebulan ini, dia menargetkan wajahnya menjadi cantik supaya tidak dihina-hina lagi oleh orang lain.

Terkadang menjadi gadis cantik itu perlu agar dirimu sedikit dihargai di dunia yang kejam ini.

Setelah semuanya selesai, Xia He beristirahat di bawah salah satu pohon yang sangat rindang.

"Menyenangkan juga berada di zaman kuno ini." Kekehnya. Namun tidak lama setelah mengatakan itu, ia melihat kereta putra mahkota lewat.

Xia He refleks bersembunyi di balik pohon. Kemudian ia mengintip dari balik pohon itu.

Ia mengerjap kaget ketika melihat betapa tampannya wajah pangeran mahkota.

Pria itu berwajah tirus, berambut hitam pekat, dan memiliki hidung yang sangat mancung.

"Pantas saja Xia He asli sangat tergila-gila dengannya." Cetus Xia He tapi kemudian menepuk kepalanya sendiri untuk menyadarkannya pada realita kehidupan.

Ingat, pangeran mahkota itu musuhnya dan musuh tidak boleh dikagumi sama sekali!

Bersambung...

2/7/21

Xia HeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang