Taehyung memandangi jam di laptopnya. Sudah jam 9 dan Seokjin belum pulang. Beberapa hari ini Seokjin pulang terlambat, tanpa mengabarinya, hal yang tak pernah dia lakukan sebelum ini.
Cklek!
"Hai, babe!"
Ini dia! Yang ditunggu datang juga.
"Hai Hyung! Dari Starbucks lagi?"
Seokjin mengangguk, kemudian memeluk Taehyung yang duduk di meja makan mungil mereka dari belakang, mengecup puncak kepala, pipi, dan bibirnya, membuat Taehyung tersenyum melupakan kegalauannya.
"Hyung kenapa jadi suka sekali berlama-lama di sana?"
"Uhm, karena kopinya enak, babe. Karena apalagi?" tanya Seokjin heran, "Ini, kubawakan untukmu. Aku mandi dulu, ya."
Taehyung menerima gelas plastik berisi strawberry cloux cream frappuccino dari Seokjin yang sudah masuk kamar mandi mungil di apartemen yang sudah mereka tinggali bersama setengah tahun ini. Seokjin adalah mahasiswa tingkat akhir, sementara Taehyung di tahun keduanya. Mereka mulai dekat sejak tahun pertama Taehyung kuliah, saling mengagumi dan memberi perhatian sampai Seokjin memberanikan diri mengajak Taehyung menonton bioskop, dan mencium lembut bibir Taehyung saat mengantarkannya kembali ke apartemen yang ditinggali bersama sahabatnya, Jimin. Enam bulan lalu, Yoongi dan Jimin yang lebih duluan pacaran memutuskan untuk tinggal bersama, membuat Seokjin dan Taehyung memutuskan hal yang sama. Sedikit terlalu cepat, tapi Taehyung tak mau jadi obat nyamuk Yoongi dan Jimin di apartemen lamanya.
Selama tinggal bersama, Seokjin selalu mengabarinya jika pulang terlambat atau jika menginap di tempat temannya yang lain. Sekarang Seokjin sepertinya melupakan hal itu. Dan yang paling mencurigakan, segelas frappuccino ini! Taehyung membalik gelasnya takut-takut. Selalu dengan tulisan tangan yang sama, emoticon yang sama, dengan pesan-pesan yang Taehyung yakin, bukan sekedar untuk teman biasa.
'Have a great day, Hyungi. Your bright smile makes mine too. Binnie.'
Binnie!! Siapa dia?! Taehyung menggigit bibirnya. Setiap kali Seokjin pulang membawa minuman, Binnie selalu memberinya pesan yang jika Taehyung kumpulkan, jelas akan bisa membuat sebuah cerita cinta.
"Kamu tidak suka frappuccino-nya, Tae?" tanya Seokjin yang baru keluar dari kamar mandi, "Ini memang kubawakan untukmu."
Taehyung menggeleng, matanya terpaku pada tubuh Seokjin yang masih setengah basah dengan bulir-bulir air yang mengalir di kulitnya yang lembut.
"Aku habiskan, ya." Seokjin nyengir dan meyedot habis isinya.
Taehyung menatap lekat-lekat Seokjin yang hanya berbelit handuk di sekeliling pinggang. Tak pernah dia melihat orang lain yang lebih tampan dari Seokjin, dan dengan tubuh se-hot Hyung-nya itu. Darah Taehyung mendidih, berani sekali Binnie menggoda Seokjin!
"Hyung! Siapa Binnie?!" tanya Taehyung.
Alis Seokjin mengkerut, "Binnie?"
"Binnie yang selalu memberi Hyungi minuman Starbucks!"
Seokjin memiringkan kepalanya, terlihat bingung, "Aku membelinya, babe. Tidak ada yang memberiku."
"Binnie yang menuliskan pesan ini." Taehyung menunjuk gelasnya.
"Bukankah semua orang dapat pesan seperti ini? Apa istimewanya sampai kamu mengingat Binnie?"
Taehyung jadi salah tingkah, "Bukan begitu, Hyung! Barista Starbucks kan banyak, kenapa hanya dia yang selalu menulis untuk Jin-hyung? Dan pesannya! Urgh! Itu bukan pesan yang biasa kuterima jika aku beli minuman di Starbucks!"
KAMU SEDANG MEMBACA
He likes Americano, I like Strawberry Choux. Then, whose Matcha is it?
FanfictionSeokjin suka Taehyung, Taehyung suka Seokjin. Mereka berpacaran dan bahagia bersama. Tapi, Seokjin tiba-tiba jadi sering menghabiskan waktunya di Starbucks dengan orang lain! Seokjin tidak selingkuh, kan?