3

283 26 21
                                    

Jumat! H-1 sebelum ujian penerimaan Konkuk, Seokjin, Taehyung, dan Soobin duduk mengeliling meja di lantai 2 Starbucks. Iced Americano, Strawberry Choux, dan Matcha mereka mengembun tak tersentuh hingga es di dalamnya meleleh. Pasti minuman mereka nanti hambar!

Soobin dengan serius mengerjakan soal, sementara Taehyung mengawasi stopwatch di ponselnya, dan Seokjin mengawasi Soobin mengerjakan soal sambil membuat catatan untuk menganalisa kesalahan yang dilakukannya.

"Stop! Waktu habis, Soobin-ah!" seru Taehyung.

"Ah!" Soobin berteriak kesal, "Aku kurang 2 soal lagi, Hyung!"

"Memangnya aku peduli? Waktumu mengerjakan 30 menit!" kata Taehyung kejam.

Seokjin mengambil kertas Soobin, kemudian menyorongkan sedotan gelas ke mulut Taehyung dan Soobin sebelum mereka mulai berdebat.

"Minum dulu! Kalian sudah berusaha keras."

Taehyung dan Soobin memandang Seokjin sebal.

"Kurasa, makin lama kalian makin menikmati keberadaan satu sama lain. Kalian tahu, seperti kakak adik yang selalu bertengkar ketika bertemu, tapi saling kangen ketika salah satu tidak di rumah." Komentar Seokjin sambil menyedot kopinya dan memeriksa pekerjaan Soobin.

"Aku?! Kangen dia?! Hyungi bercanda!" Taehyung mencibir.

"Kalau saja aku kenal Jin-hyung duluan, pasti aku yang duduk di situ dan tidak membenci Taehyung-hyung." ujar Soobin percaya diri menunjuk Taehyung yang duduk di sebelah Seokjin.

"Talk to my hand, Soobin-ah!" kata Taehyung sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Seokjin dan makin merapatkan tubuhnya ke tubuh Seokjin, "Setelah besok, kami tidak perlu menemuimu lagi! Aku senang sekali."

Seokjin berdehem melihat Soobin sedikit pucat.

"Paling tidak, sampai Februari nanti." Taehyung cepat-cepat meralat ucapannya, "Kami akan menikmati liburan semester sebelum aku harus melihatmu lagi di kampus saat orientasi murid baru Konkuk."

Soobin menggigit bibir, mengawasi Seokjin menandai soal-soal yang dikerjakannya.

Seorang pria berkemeja hitam, bercelana hitam, dan ber-apron hijau menghampiri meja mereka.

"Appa!" sapa Soobin pada pria itu.

"Soobini abeonim, annyeong haseyo." Sapa Seokjin yang diikuti Taehyung begitu menyadari siapa pria itu.

"Seokjin-ssi, annyong haseyo. Dan anda?" tanya ayah Soobin pada Taehyung.

"Saya Kim Taehyung, teman Seokjin-hyung."

Soobin nyengir lebar menggumamkan 'teman' di balik punggung ayahnya yang juga tampan.

"Seokjin-ssi, maafkan kami yang sudah merepotkan dan menghabiskan waktumu. Terima kasih sudah membantu Soobin belajar selama ini."

"Tidak Soobini abeonim, saya senang bisa membantu Soobin. Dan terima kasih untuk semua kopi gratis yang kami terima selama ini. Anda membantu kelancaran konsumsi kafein saya."

Ayah Soobin dan Seokjin tertawa terbahak, sementara Taehyung dan Soobin tak paham kenapa mereka tertawa.

"Baiklah, kalian lanjutkan belajar, ya." ayah Soobin beralih ke putranya, "Nak, Appa pulang dulu, ya. Appa sedikit tak enak badan. Nanti tolong bantu para barista hyung dan noona untuk beres-beres, ya."

Soobin mengangguk. Memejamkan matanya ketika ayahnya mengelus lembut kepalanya dan mengawasi ayahnya turun tangga. Soobin tiba-tiba muram.

"Hyungdeul, bisakah aku masuk Konkuk? Lihat! Salahku banyak!"

He likes Americano, I like Strawberry Choux. Then, whose Matcha is it?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang