Part 03 -Tinggal bersama? || Merawat!.

40 21 3
                                    

☆Happy Reading☆

* * *

"Eunghh"

Ellis mengerjap erjapkan matanya, hal pertama ia lihat adalah pria yang di tabraknya tadi yang kini menatapnya juga.

"E-eh, kamu udah bangun?" pertanyaan bodoh reflek terlontar di mulut cantik Ellis, pria yang di tanya hanya menatapnya datar dan mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kalo gitu aku pulang yah, administrasinya aku udah bayar kok" setelah mengatakan itu, Ellis berdiri berniat ingin pergi tapi tangannya di cekal oleh pria yang berada di brangkar. menaikkan alisnya bermaksud bertanya dan di jawab oleh telunjuk, yang dimana telunjuknya menunjuk kakinya sendiri.

"Kenapa?" tanya Ellis heran. pria ini bisu atau tidak bisa bicara, atau karna akibat kecelakaan itu, dia menjadi tidak bisa berbicara. pikiran buruknya langsung terangsang di otak cantik Ellis tapi buru buru ia tepis dan buang.

Pikiran buruk pun semakin menjadi kala pria itu hanya menjawab dengan mengangkat bahunya singkat.

"Kamu bisu?" tanyanya lagi seraya mencondongkan kepalanya dengan telunjuk mungilkan menunjuk wajah pria yang semakin memundurkan wajahnya kala Ellis semakin maju.

"Yaudah kalo nggak bisu, bicara dong. aku capek tau ngomong, trus gak di jawab" omelnya setelah manarik kepalanya dan berdiri tegap sambil berkacak pinggang dengan bibir mengerucut lucu.

Pria yang tak lain adalah Arsen itu hanya menatapnya datar, dalam hati ia berteriak dan berkata, di mulut saya masih ada selang pernapasan.

Sedangkan Ellis hanya menatapnya heran, hingga lama lama ia menepuk jidatnya keras sambil tertawa, mungkin ia telah menyadari kebodohannya.

"Hahaha, bilang dong kalo gak bisa bicara mas" lah? kirain kalo udah tau nggak bisa bicara karna ada selang pernapasan udah ngerti, lah ini? malah nanya lagi, tol*l.

"Eh? oke-oke. sini saya bantu buka mas" setelah itu, ia membantu melepas selang pernapasan yang menurut Arsen tadi laknat, orang dia masih bisa bernapas, kenapa harus pake selang.

Setelah selang pernapasan itu sudah terlepas segera Arsen menghela napas panjang dan menatap gadis yang sedang menatapnya dengan senyum manis, kemudian berkata, "kaki saya tidak bisa di gerakin, trus saya harus gimana?"

Ellis yang mendengar pun mengangguk lalu ia arahkan telunjuknya ke dagunya seraya ia ketuk-ketuk, seperti sedang berfikir kemudian menjawab, "maunya gimana mas?"

"Bawa saya kerumah kamu" ujar Arsen membuat Ellis melongo di tempat.

"Aku enggak punya rumah mas" ucap Ellis membuat Arsen menatapnya iba, mungkin ia berfikir bahwa Ellis tinggal di kolong jembatan.

"Nama saya Arsen. trus kamu tidur di kolong jembatan?" tanya Arsen pelan, takut menyakiti perasaan Ellis, maybe.

Ellis yang di tanya seperti itu sontak membolakan matanya dengan mulut yang terbuka lebar kemudian menjawab, "ya nggak lah Arseennn"

"Katanya kamu tidak punya rumah 'kan?" tanya Arsen lagi seraya mengerutkan keningnya bingung.

"Aku emang gak punya rumah, tapi aku tinggal di apartemen lah mas" ketus Ellis sembari bersedekap dada membuat Arsen melongo di tempat.

"Ck! terserah. yang intinya, kamu 'kan yang menabrak saya, jadi kamu harus tanggung jawab" ucap Arsen.

"Aku udah tanggung jawab loh, aku bawa kamu kerumah sakit, ngebayar rumah sakit, trus apa lagi mas bro?"

"Kata dokter tadi saya lumpuh, tap--"

"WHAT? APA? kamu lumpuh? e-eh terus aku harus donorin kaki aku juga supaya kamu gak lumpu lagi, gitu? gak! gak! aku nggak mau ya, nanti kalo aku gak bisa jalan trus gak bisa naik motor lagi? yaampun mamaaa" cerocos Ellis dramastis memotong ucapan Arsen membuat sang empu menatapnya datar.

"Jangan potong ucapan saya" ketus Arsen menjeda ucapannya sejenak lalu kembali berujar, "Saya lumpuh tapi hanya sementara, jadi selama saya belum sembuh, saya tinggal di apartemen kamu dan kamu harus merawat saya. sampe sembuh!"

"Loh? berduaan? apartemen saya kecil loh. kotor, trus banyak debu, trus ada kecoa, trus ada tikus, trus bau banget" ungkap Ellis sengaja menjelek jelek 'kan apartemennya supaya Arsen tidak mau tinggal di apartemenya. bukan karna apa, tapi bagaimana jika Arsen meniduri kasur kesayangannya dan dia tidur di sofa?.

"Trus tras trus tras aja trus, saya tau kamu bohong, jadi tidak ada bantahan sama sekali" kata Arsen saat tau kalo gadis itu berbohong, "saya tidur di sofa, jadi gak usah takut" lanjutnya.

Ellis yang mendapat jawaban seperti itu hanya diam, berfikir sejenak kemudian ikut menyetujui lalu berucap, "oke kalo gitu, besok udah bisa pulang. jadi silahkan istirahat mas mas"

"Mas! mas! kamu yang mbak mbak" ketus Arsen. ia kesal di panggil mas, ia masih muda dan ia tak mau di panggil mas oleh orang seumuranya.

"Terserah deh! aku mau lanjut tidur yah" setelah itu Ellis berjalan menuju sofa yang ada dikamar inap Arsen, dan merebahkan badannya di sofa itu.

"Kamu tidur juga kalo mau, kalo nggak mau ya terserah. good sleep mas mas" kemudian mata Ellis tertutup, beberapa menit terdengar dengkuran halus dari mulut cantiknya.

Sedangkan Arsen hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis yang menurutnya itu unik. setelah itu ia juga ikut menutup matanya untuk berlayar ke alam mimpi karna badannya juga masih agak sakit.

* * *
.
.
.

Bagus gak? kalo bagus, vote and komen hehhe><
.
.
.

* * *

ARSELLI (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang