"Wanita aneh!" Gerutu pria melihat wanita yang berada di seberang jalan tempat dia berdiri.
(Lima menit sebelumnya)
PLETAKKKKK! (suara jitakan)"Duh sakit kak" ucap polos gadis berseragam putih abu-abu yang terlihat tertunduk melihat di hadapannya berdiri tiga gadis yang satu seragam dengannya. Ya, gadis-gadis itu adalah seniornya.
"Aduhhh ngga sengaja, hahahahahaa😅😅" jawab gerombolan itu
"Kasian, sakit ya, kalau kamu sok cantik lagi, nanti aku elus lagi kepalamu😅😅hahaha" sambung gadis lainnyaGUBRAAKKK!!!
"Njirr! Pake mata dong kalau jalan!" teriak salah satu wanita berseragam putih abu-abu yang tersungkur jatuh .Umpatan tadi dibalas dengan ceringai gadis yang baru tiba, sekaligus baru menginjak kaki dan mendorong penjitak tadi.
"Kurang ajar ni Sil, ngga tau lu siapa" jawab gadis lain dari gerombolan itu
Lagi-lagi perkataan itu tak ada sahutan dari gadis yang menginjak kaki penjitak tadi
"Sialan lu. Nyolot banget. Panggil gua kak Silvi. Gua senior lu, jawab gua ngapa" tegas gadis berpita itu.
PLAKKKK!!
Spontan semua mata tertuju pada keributan 4 orang gadis ini.
Mata gadis yang baru tiba tadi kini memerah, berjalan maju satu langkah, menyahut tangan yang baru saja menamparnya, menggenggam erat."Lepasin tangan gua anjir!" Gerutu penampar
"LEPAS!!" bela gadis lainnya sembari mendorong dan kini cengkraman pada tangan penampar tadi lepas.Cengar cengir dari ketiga gadis komplotan semakin mewarnai keributan, Silvi mendekat satu langkah pada gadis yang tadi menginjak kakinya.
"Lu siapa? Berani ama gua, lu ngga kenal gua? Siapa sih lu?!" Gertak silvi
"Fiany!" Jawab gadis itu mendekat di telinga lawan bicaranya.
Dua gadis lainnya mendekati target semula, menyuruh berlutut pada ketiga gadis gerombolan itu.
"Cupu!! bersimpuh gih, hahahaha😅😅"
Yang semula terus tertunduk kini bersimpuh menghadap ketiga gadis gerombolan tadi."Liat, dia aja ngga keberatan. Lu juga harus ngikutin kaya dia"
Fian melangkah maju, berniat meninggalkan komplotan itu, mengotak atik handphonnya, mengarahkan pada gadis gadis tadi, memperlihatkan foto momen ketika Silvi menjitak kepala gadis cupu. Kemudian memutar sebuah suara, ya ternyata suara silvi dan kawan-kawannya ketika menggertak tadi."Sial, awas lu" Tiga gadis gerombolan melangkah pergi.
Fian berbalik, melihat gadis yang masih bersimpuh, hanya memastikan dan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Makasih, aku Rara"
Perkenalan itu hanya di balas dengan senyum nyengir dan berlanjut dengan langkah meninggalkan tempat keributan.***
"AAAAAAAAA... JANGAN!" Teriakan terdengar memenuhi suasana rumah, mengalihkan perhatian, memancing setiap penghuni berancak dan menghampiri sumber suara.
"Fi, bangun Fi, kamu kenapa, Fi bangun?" Ucap lirih wanita setengah tua berbisik di telinga Fian yang berteriak tadi.
Matanya terbelalak, tangan gemetar dan mengepal, keringat seperti sedang berlari mengelilingi lapangan. Tak spontan tersadar, beberapa menit mata itu masih menatap kosong, menghiraukan sekeliling.
"Fi, Fian, ini bunda" tegas lirih wanita tadi, kembali berupaya mematahlan lamunan putrinya.
Mata Fian berkedip, ia menengok sekeliling, memicingkan mata, memastikan siapa yang sedang merangkulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romance"Wanita Gila" persepsi orang kepada Fian Zumaro Al Fiany gadis abstrak, Terlampau rancu untuk di mengerti. Terauma lamanya menyulapnya menjadi wanita kaku,dingin dan ambigu.