Part 4 : Seorang Sahabat?

24 2 0
                                    

Sepekan berlangsung dan menjadi hari terakhir Anna menginap di rumah orangtuanya. Hari terakhir bertemu Shawn hanyalah saat festival. Dia sedikit kesal karena Shawn tidak mengunjunginya meski dia yakin Shawn tahu kalau Anna sedang pulang ke rumah orangtuanya.

Hanya sahabat-sahabatnya yang mengunjunginya hampir setiap hari dan Stief yang tiap malam meneleponnya menyampaikan rindu. Namun di hari terakhir dia menginap, hanya Mark yang datang.

"Anna, boleh aku masuk?" Tanya Mark setelah mengetuk pintu kamar Anna siang itu.

Mark dan Anna bercanda gurau dan Anna sedikit lega Mark sudah kembali seperti dulu sebagai sahabat yang humoris.

"Mark, apa menurutmu laki-laki itu rumit seperti wanita?" Tanya Anna.

"Wah, bukankah ini sedikit random? Kenapa? Stief membuatmu bingung atau dia berubah menjadi wanita? Hahaha" Mark memang humoris dan Anna hanya tertawa tidak menjawab.

"Atau kamu teringat sesuatu?" Timpal Mark.

Rupanya Mark tahu ada sesuatu yang janggal semenjak pulang dari festival. Anna tidak lagi terlihat sama. Sering diam ketika yang lain asik mengobrol dan lebih sering menghabiskan waktu memandangi jendela kamarnya.

"Anna, kamu ke sini karena bertengkar dengan Stief? Stief mengatakan sesuatu yang buruk padamu?" Tanya Mark lagi sebelum Anna bisa menjawab pertanyaan sebelumnya.

"Tidak. Tidak. Aku hanya.. Yah, merindukan orangtuaku". Jawab Anna seadanya. Dia tahu Mark tidak bisa dibohongi dan itu adalah jawaban omong kosong karena dia tidak bisa mengarang alasan yang lebih baik.

"Anna". Mark memegangi tangannya.

"Kamu punya aku. Kamu bisa cerita semua denganku". Mark menatapnya dan mulai membuat Anna sedikit takut. Kalimat "kamu punya aku" sedikit mengganggu Anna. Mark tahu dia punya Dessy dan Lea. Tetapi dia menghilangkan mereka berdua dan seolah hanya Mark sahabatnya.

"Mark, bisakah kamu pulang sekarang? Terima kasih atas perhatianmu, tetapi aku ingin sendiri". Jawab Anna sambil menepis tangan Mark. Mark memaklumi dan setuju untuk pulang agar tidak mengganggu Anna. Anna tidak berani menatapnya. Matanya melihat ke sisi lain karena merasa sedikit bersalah pada Mark.

Tengah malam itu Anna tidak bisa tidur, matanya terjaga setelah menutup telepon dari Stief yang akan menjemputnya di pagi hari.

"CTAK!!"

Suara lemparan batu di kaca jendela kamar Anna memecah lamunannya.

"CTAK!!"

Suara itu terdengar dua kali. Anna bergegas melihat dari jendela kamarnya yang di lantai 2.

Dia benar-benar muncul lagi!

Dan di.. malam hari?

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang