34. Baikan

1.8K 164 38
                                    

"Bacot juga ya lo-"

"Tem, mulut lo!" Peringat Karin cepat, takut-takut bakal menyinggung Izu.

"Gue tau, gue udah bikin lo semua kecewa banget. Sekali lagi gue minta maaf ga bisa ngendaliin perasaan sama emosi gue." Izu hampir aja melangkah pergi kalo aja suara Temari ga menyapa indra pendengarnya.

"Eh anak kurang ajar! Gue belom kelar ngomong, main pergi-pergi aja. Ga sopan lo sama gue!" Jiwa emak-emaknya udah mulai keluar. Suasana yang tadinya tegang itu mulai sedikit mencair gara-gara suara tawa Sakura.

Gatau bagian mana yang lucu, tapi maklum aja bocahnya emang receh banget.

"Tuh, Zu! Emak lo udah marah-marah HAHA!" dan sukses dapet bekapan tangan besar Sasuke. Berisik banget, pikirnya.

Izu melempar senyum simpul ke Sakura. "Ra, lo ga marah sama gue? Gue kan, udah pernah suka sama Sasuke?"

"Yaelah! Lo mau suka sama siapapun itu hak lo, Zu! Lo mau suka sama Sai juga terserah lo, walaupun gue tau lo ga mungkin suka sama partner gue jaga lilin sih!"

"Maksud lo, gue babi Ra? Agak anjing juga ya lo!"

Izu dibikin ketawa lagi. Dia ngelirik Karin, mengucap terimakasih sama orang baik itu. Dan langsung dianggukin sama si Karin.

Temari tampaknya ga begitu kecewa sama dia. Izu sempet lirik-lirikan sama Temari dan dapet senyuman dari si Temari. Begitu juga Hinata, yang tampak fine-fine aja.

"No,"

"Diem! Gue ga maafin lo ya!"

"Lo segitunya benci sama gue?"

"Iya! Benci banget gue sama lo!" Ino menghambur, memeluk Izu erat-erat. "Gue ga maafin lo sebelum lo maafin gue!"

Izu terkekeh, sialan! Dia pikir beneran.

Pelukan itu juga disusul sama Sakura, Hinata juga Temari. Ah indah banget kalo diliat-liat.

Cuman, salah satu di antara mereka masih berdiri dengan senyuman lembut di wajahnya. Adem gitu liat mereka bareng-bareng lagi.

"Lo ga ikut?" Tenten tersentak denger pertanyaan itu. Itu Neji.

"Emang boleh?"

"Lo juga bagian dari mereka kali!"

"Gue ga enak-" ucapannya terpotong waktu Neji mendorong tubuh Tenten biar mendekat ke arah yang lain.

Hinata yang menyadari hal itu langsung membuka satu lengannya, seakan memberi akses Tenten buat masuk juga.

"Kita mau pelukan juga ga?" Pertanyaan bodoh Naruto sukses menghasilkan tatapan datar dari lima kepala lain.

Ciwi-ciwi yang udah saling melepas rindu, sekarang balik lagi ke posisinya. Sakura ngakak denger Naruto tadi.

Sakura merentangkan tangannya, niatnya sih mau bercanda sama Naruto. "Ututu kasian banget, sini peluk!"

Tapi, Sasuke lebih dulu mendekap tubuh yang jauh lebih kecil darinya. Hah? Naruto mau dapet pelukan Sakura? Ga bisa tsayy!

"KAN GUE YANG DITAWARIN, SAS! KENAPA LO YANG NYOSOR?!" dia ga dengerin si dugong ngeromet, malah mempererat pelukannya ke Sakura.

Yang lain cuman bisa menggelengkan kepalanya, maklum sama hati Sasuke yang lemah tiap bareng Sakura.

Sakura terkekeh, tangannya menepuk-nepuk pundak Sasuke yang lebar. "Manjanya entar aja. Lagi banyak orang."

"Gantian dong. Gue juga mau dipeluk sama elo."

Bocah MilenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang