28. Lapak Perbucinan

1.8K 211 38
                                    

"Gue udah denger semuanya dari Ino. Tentang masalah lo sama Izu." Neji ambil gelas dia yang udah mulai kosong, sebelum ngisi lagi sama cola yang nganggur. "Gue ga nyangka dia setega itu sama lo -ah! Sama Karin apalagi."

Itachi tersenyum kecut dengernya, dia ngerasa makin bersalah sama Izu sekarang. Mungkin ini alesan Karin nyuruh dia buat cepet-cepet baikan sama Izu. Biar ga ada lagi orang yang ngecap Izu jelek gara-gara dia.

"Dia ga seburuk itu, Ji. Jangan jauhin dia karena gue."

"Hah?"

Sekarang, dia lagi ngobrol berdua doang sama Neji di ruang tengah, nungguin ciwi-ciwi selesai masak, sementara sisanya lagi sibuk ngacak-ngacak taman belakang.

"Sumber masalahnya itu gue, kalo aja waktu itu gue ga mentingin emosi sama perasaan gue, ga akan ada kondisi yang kayak gini, Ji." Itachi neguk satu gelas cola yang udah dia tuang sebelumnya. "Harusnya gue emang ngabarin dia dulu, engga main ngilang gitu aja. Dan tiba-tiba muncul nempel sama Karin."

Neji yang mulai ngerti titik penyesalan Itachi cuman bisa nganggukin kepala sambil nepuk pundak Itachi.

"Karin bener, gue tuh jahat banget, Ji. Bikin Izu kehilangan kebahagiaannya sama kehilangan temen-temennya. Gue kayaknya harus cepet-cepet minta maaf sama dia."

Suara Itachi yang kian lemah bikin Neji ikut ngerasa bersalah sama Izu. Kalo dia bisa berpikir dewasa, harusnya dia nyoba nyatuin pertemanan Izu sama anak-anak lain. Bukannya malah ikut ngejauhin.

Pembicaraan itu ga berlanjut, mereka diselimuti keheningan, dan berkutat sama pemikiran masing-masing.

Sampe akhirnya, suara teriakan dari arah dapur sukses bikin dua orang itu lari buat ngecek keadaan dapur. "SAI ANJING!"

 "SAI ANJING!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

naru_ramen

naru_ramen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bocah MilenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang