Begin

87 26 15
                                    

"Ra don't forget kita ada praktek hari ini" ucap Nana sambil mengeluarkan seragam olahraga dari dalam tasnya

"Iye ga lupa kok gue ga pikunan kaya Lo" kekeh Rara, yang mendapat umpatan dari nana
"Sialan Lo, ayo ganti baju udh" Nana berjalan menuju lockernya mengambil sepatu olahraga.

Dan Akhirnya mereka berdua pun pergi ke ruang ganti.

Nana yang udah Ganti baju menatap rara yang masih komplit memakai seragam sekolahnya

"Ra kok lu pucet? Sakit?" Nana khawatir melihat temannya yang sudah pucat.

"Emang iya?" Tanya ia dengan senyum kikuknya, karena emang dari kemarin dia merasakan sakit di kepalanya.

"Lo gamau ke UKS aja? Gausah ikut olahraga muka lu pucet banget anjir" Nana semakin khawatir saat mengingat temannya ini suka sakit-sakitan saat pelajaran olahraga.

"Udahlah, gua mah kebal. lagian kan ada praktek masa gua tinggalin" Nana masih ga yakin dengan kondisi temanya itu, terkada Rara selalu menyembunyikan sakitnya dan kadang-kadang ia pingsan tiba-tiba.

"Sok-sokan kebal lu, penyakit be" Nana menoyor Rara, membuat empunya meringis kesakitan.

"Sakit bege na" Ringisnya mengusap-usap kepala.

"Ra serius Lo gapapa?, Tapi nanti-"

"Syutt udah gua mau ganti baju dulu bye!" Rara akhirnya berganti baju, akhir-akhir ini ia memang agak pusing. Tapi dia gamau kasih tau Nana karena Nana pasti akan khawatir cukup ia yang sakit-sakitan dari kecil dan jangan sampai temanya ini khawatir karena Rara gamau ngerepotin siapapun.

Selesainya ganti baju, Rara menghampiri Nana yang menunggunya di depan pintu.

"Yo na" mereka pun berjalan ke locker, menaruh pakaian mereka serta aksesoris yang mereka kenakan.

"Ra serius Lo gapapa" tanya Nana lagi untuk ke sekian kalinya. Rara menghembuskan nafasnya kasar.

"Ngga kok Nana sayang, gua ga sakit nih sehat walafiat gue" kesal Rara yang di tanyain melulu.

"Tau ah batu banget Lo di bilangin ayo cepet ntar si bapak Dora dah keburu Dateng" ajak Nana, memang guru olahraganya di juluki Dora Chicago karena guru itu memang berasal dari sana dan ngakak nya lagi guru itu mempunyai potongan rambut yang mirip seperti Dora. Kalau kata Nana 'tinggal nyari monyetnya aja'.

"Istighfar na dosa Lo banyak" kekeh Rara,

"Mirror monyet, udah lah yuk" ajak Nana yang takut guru olahraganya datang duluan dan marah-marah.

Mereka pun kelapangan, dan di sana sudah banyak teman-temanya yang menunggu pak Johnny datang.

"Ya Allah Na, liat noh cowok lu buat masalah apalgi coba" Rara menyenggol Nana, dan menunjuk 6 orang kakak kelasnya yang sedang di hukum menghadap ke bendera sambil hormat.

"Biasalah" Nana mengangkat kedua bahunya, ia sudah biasa dengan cowoknya Jingga yang terus menerus di hukum karena sering berulah bersama gengnya.
Dan mereka pun menghampiri Jingga dan teman"nya yang sedang di hukum

"Hoy dihukum ya lopada"Ucap Rara sambil menertawakan mereka yang sedang kepanasan dibawah tiang bendera
"Apa lagi kali ini ji"tanya Nana kepada sang pacar
"Hehe anu na kita-"Jii
"Kita ketauan mau bolos jadinya di hukum"ucap Jovan tanpa bertele tele
"Mana dihukum Nye barengan lagi"ucap Rara
"Iya soalnya kita kan best friend forever sehidup semati"ucap Haikal agak lebay
"Ga dlu kal gua gamau mati bareng Lo Lo banyak dosa soalnya"ucap Renandra sambil menggeplak kepala Haikal
"Dah dah lain kali Gausah bolos bolos yang bener bener aje KLO sekolah tuh"ucap Nana menasehati
"Tau ye padaan udah tua sadar udah mau lulus masih aja betingkah"ucap Rara menambahkan nasehat dri Nana
"Iya iya"ucap Jehan lesu
"Hoy lu ga pada balik ntar pak Dora nyariin di amuk Lo pada"ucap Chandra mengingatkan
"Lah iya ayo dah Ra kita gas"ucap Nana mengajak rara agar segera bergegas menuju lapangan khusus lari
"Ayo Naa. bye ges Jan pada betingkah lagi ya"ucap Rara di akhir
Dan akhirnya mereka pun lari menuju lapangan

6 Day'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang