confused

13 8 2
                                    

Sampai keesokan harinya Rara masih merutukki dirinya, dirinya lah yang menyebabkan Mark kelelahan dan jatuh pingsan harusnya dia menolak ajakan Mark dan tidak seharusnya Mark begini
Dan sampai saat ini Rara tidak tahu kabar Mark ia tidak di perbolehkan keluar kamar oleh dokter dengan alasan bahwa Mark yang melarang Rara untuk keluar kamar

Rara yang merasa panik takut khawatir dan bosan pun menghubungi kedua sahabatnya untuk datang ke rumah sakit 

tidak menunggu lama kedua sahabat nya itu langsung bergegas pergi ke rumah sakit 

tok tok tok  

"assalamu'alaikum wahai beban keluarga" ucap nana saat akan memasuki ruang inap teman nya itu 

"lambe mu" protes rara yang abis di ejek nana

"jawab salam dulu bego" omel dinda ke rara sambil menjitak kepala rara

"iya iya wa'alaikumusalam" jawab rara 

"nah ade ape gerangan ni memanggil princess kesini"  nana penuh percaya diri sembari mengibaskan rambutnya ala ala iklan duta shampoo lain 

"ewhhhhhhhhhhhh" teriak jijik rara dan dinda ke nana 

"sialan lo" umpat nana 

"cepetan mau cerita apaa" lanjut dinda 

"jadi kemaren tuh-" rara menceritakan apa yang terjadi kemarin lengkap bahkan sampe detail banget dari awal sampai akhir 

"jadi lo udah pacaran sama kak mark?" tanya dinda memastikan 

"iyaa nih kita juga couple an cincin" ucapnya sambil memperlihatkan benda yang melingkari jari manis nya

"nah terus sekarang kak Mark nya mana?" Tanya Nana

"Nah maka dari itu gue juga Gatau ada dimana" dan raut wajah Rara langsung sendu memikirkan dimanakah sang kekasih saat ini

"Lo udah chat? Udah telpon?" Rentetan pertanyaan itu berasal dari Dinda

"Udah" Rara menyahut dengan suara yang melemah sambil melihat kearah ponsel nya yang menunjukkan kontak Mark

"Ck udah ntar aja mikirnya Lo udah makan belom?" Dinda tau sahabatnya ini jika memikirkan sesuatu pasti lupa akan makan
Padahal penyakitan tapi masih sok Sok an telat makan ibarat kata Nana mah "udah penyakit pala batu mati tau rasa Lo" nyelekit tapi memang seperti itu kenyataan yang akan terjadi

Akhirnya tiga sekawan itu turun ke lantai bawah rumah sakit menuju restoran yang ada di rumah sakit untuk makan siang
Yapp mereka bertiga belum makan apa apa sejak pagi dan tiba tiba mereka di telpon oleh Rara dan langsung bergegas pergi
Untuk Rara kan dia di rumah sakit emang ga di kasih makan? Rara selalu menolak makanan rumah sakit dengan alasan "ga enak ga ada rasa hambar banget ewh" begitulah Rara dan alhasil dia makan makanan yang hanya di bawakan sang ibunda saja

Dan akhirnya mereka bertiga pun makan sambil melanjutkan perbincangan

"Oiya kok lo pada bisa kesini ga sekolah Lo?" Rara yang tiba tiba teringat akan sekolah

"Goblok ini kan hari Minggu" Nana dan Dinda kompak langsung menjitak kepala Rara yang entah apa isinya itu

"Lo baru kaga sekolah seminggu ya marpuah dan bisa bisa nya Lo udah lupa hari gila Lo" omel Nana kepada Rara ia tidak habis pikir bagaimana secepat itu teman nya lupa akan hari

"Namanya juga Rara kan emang pikunan anaknya kek gatau Ama Rara aje Lo" sahut Dinda santai sambil memakan makanan nya

"Dah dah makan dulu ntar dulu mikir yang lain nya" ajak Dinda kepada dua sahabatnya itu

Selesai makan mereka pun kembali lagi ke ruang inap Rara

Sedari tadi Rara hanya melamun entah memikirkan apa tapi Nana dan Dinda yakin Rara sedang memikirkan Mark
Ya siapa lagi yang sedang di pikirin sama Rara selain mark
Nana dan Dinda pun merasa sangat kasihan kepada temannya itu karena Rara nampak tidak ada semangat hidup sama sekali
Hanya berdiam diri menatap handphone nya yang menampakkan kontak bernama "Kak Mark❣️‼️"

"Ra masih ga ada balasan?" Nana akhirnya membuka pembicaraan dan memecahkan kesunyian yang sedari tadi menguasai hawa ruang yang berbau obat obatan tersebut

"Ehemm nope" balas Rara dengan senyum yang nampak sangat berat yang terukir di wajah cantiknya itu

"R u ok honey" tanya Dinda sambil mengusap usap punggung sang sahabat mencoba menenangkan Rara yang raut muka nya seperti menahan nangis

"Yapp haha I'm okay I'm okay" dengan fake smile nya rara menjawab bahwa dia baik baik saja
Padahal kedua sahabatnya tau sekali bahwa Rara berbohong

"Lo ga jago bohong" ejek Dinda sambil mencubit pipi temannya itu

"Eh iya Ra Lo udah coba tanya dokter belom?" Nana yang tiba tiba kepikiran kenapa tidak tanya ke dokter saja pikirnya
Tumben ya Nana nggak ngebug disaat yang seperti ini
Bagus na kamu ada peningkatan

"Nah coba Ra tanya dokternya katanya dokter Lo sama dia sama kan?" Sambung Dinda

"Iya kok gue ga kepikiran ya?" Rara pun bingung kenapa dia tidak kepikiran buat nanya ke dokter jeff

"Yaudah deh ayo temenin ke lantai bawah kita samperin dokter jeff" ajak Rara semangat

"Yaudah ayo" ajakan Rara pun diterima kedua temannya

Tetapi saat mereka hendak Keluar dari ruangan Rara tiba tiba dokter jeff masuk bersama ibu nya Rara

"Ehh dokter Dateng Rara baru aja pengen samperin dokter ke bawah" Rara yang kaget sekaligus bersyukur dokter jeff datang tepat waktu jadi dia tidak usah susah payah deh turun ke bawah

Ucapan Rara di atas hanya di balas dengan senyuman oleh dokter jeff
Hemm tidak biasanya dokter jeff hanya diam seperti ini

"Eumm begini Ra nih pegang ini" dokter jeff tiba tiba memberi sebuah surat untuk Rara

"Ehhh apanih dok? Dari siapa?" Tanya rara yang heran serta kebingungan

"Itu dari Mark Ra Mark yang kasih" sahut dokter Jeff tetapi dengan tatapan sendu Rara heran kenap raut wajah dokter tampan itu begitu sendu

"Ehh dari kak Mark??? Kak Mark nya mana dok" Rara yang senang saat tau bahwa surat itu pemberian dari Mark

Dokter Jeff dan ibu nya Rara hanya tersenyum sendu Rara yang melihat nya pun tambah bingung sebenernya apa yang sedang terjadi?

Ibu Rara pun datang ke samping ranjang nya Rara sambil mengelus lembut kepala sang anak lalu berkata

"Tuhan lebih sayang sama Mark" satu kalimat yang membuat hati Rara runtuh se runtuh runtuhnya hatinya terasa hancur berkeping keping dada nya terasa sesak disertai air yang langsung mengalir deras dari mata cantiknya

"H-hah i-ini boong kan kalian nge prank Rara kannn ga ga mungkin boong kalian boong" Rara yang masih belum percaya atas kepergian sang kekasih berteriak kepada semua orang bahwa mereka bohong
Teriakan yang terdengar menyakitkan sangat menyakitkan
Ruangan putih tersebut menjadi saksi seberapa pilu nya tangisan Rara
Kedua sahabatnya yang tidak tega melihat Rara menangis tersedu sedu hanya dapat menenangkan dengan cara mengusap usap punggung Rara dan mengucapkan kata semangat

"Udah yaa gaboleh nangis nanti Mark marah" begitulah contoh kata yang di bisikan di telinga Rara

"Rara gaboleh nangis terus ya Mark nya udah bahagia disana dia udah ga sakit lagi ikhlas ya cantik" dokter Jeff yang tidak tega pun ikut menenangkan Rara
Tetapi Rara tetap nangis tersedu sedu
Jika kalian bisa mendengar nya tangisan nya begitu menyakitkan

Bagi Rara ini hal yang paling menyakitkan yang pernah dirasakan oleh Rara selama dia hidup
Sebab dia tidak pernah mencintai seseorang sedalam ini.

TBC.

6 Day'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang