Malam ini mark mengajak haechan untuk makan berdua, dan tanpa di duga haechan langsung menyetujui nya tanpa memprotes atau memberikan mark banyak alasan, ini sesuatu yang sangat aneh tapi juga menyenangkan bagi mark.
Mark menunggu haechan di halaman rumah nya, malam ini mark membawa mobil udara malam tak baik untuk kesehatan kekasih.
Haechan keluar dari rumahnya, menghampiri mark yang tengah menyandarkan tubuhnya pada mobil, dengan tatapan yang fokus memainkan ponselnya.
“Hai kak..” Sapa haechan tersenyum manis pada mark.
Mark menatap penampilan haechan dari ujung kaki hingga ujung kepala, gila! Mark bisa gila jika harus melihat haechan menggunakan celana pendek memperlihatkan kaki jenjang nya.
“Kenapa?” Tanya haechan sedikit risih dengan tatapan mark.
“Ganti celananya..” Ucap mark.
“Kenapa? Emang kita mau pergi jauh? Kita cuman mau makan malam kan? Lagian kak mark juga bawa mobil..” Ucap haechan, ia terlalu malas untuk mengganti pakaian nya lagi.
“Yaudah gapapa ayo deh..” Ucap mark.
Mark hanya bernafas pasrah, lalu membuka pintu mobil agar haechan masuk terlebih dahulu dan di susul olehnya.
Di dalam mobil dengan sengaja mark menaruh sebelah lengan nya di paha haechan yang terekspos, ia mengusap pelan paha dalam haechan hingga membuat haechan bergidik geli.
“Kak mark apaan sih..” Haechan berusaha menyingkirkan lengan mark namun mark malah mencengkram paha nya.
“Biar lo kapok gak pake celana pendek lagi..” Ucap mark, tangan nya masih asyik mengusap paha haechan.
“Isshh kak!!” Haechan memukul lengan mark dengan kencang.
Mark dengan sengaja mengusap paha haechan, tanpa peduli dengan haechan yang memukuli lengan nya.
“Kak mark!!!” Haechan mulai jengkel karena lengan mark yang tak kunjung lepas dari pahanya.
“Lo bikin gue sange..”
“Kak mark sopan dikit dong ngomong nya”
“Lo aja gak sopan pake celana gini.”
“Ih udah fokus nyetir aja! Takut tahu kita lagi di jalan.”
“Gue gak bisa fokus nyetir”
“Kak mark jangan bercanda!”
Mark tertawa pelan melihat wajah panik haechan, namun lengan nya masih setia mengusap paha mulus milik haechan.
Haechan berhenti memukuli tangan mark, meraih telapak tangan besar milik mark lalu menggenggam nya.
“Diem ya.” Ucap haechan, menatap tautan tangan mereka.
Mark tersenyum lembut lalu kembali fokus membawa mobilnya, sesekali mark melepaskan tangannya ketika ia kesusahan mengemudi lalu kembali menautkan tangan nya dengan haechan.
“Kak mark ceritain dong tentang kak mark..” Ucap haechan, sudah hampir dua bulan haechan dan mark berkencan tapi ia belum tahu banyak soal mark.
“Em? Cerita gimana?” Tanya mark.
“Ya kaka itu gimana? Kaka sama siapa tinggal disini? Teruss keluarga kaka.”
“Kaya mau nikah aja cerita sedetail itu..”
“Emang harus nikah dulu baru boleh tahu?”
“Iya..”
“Kita kan gak bisa nikah.”