Ghibah

0 0 0
                                    

Happy reading

From Dea
"Gua jemput di gang biasa"

For Salva
"Oke"

Salva menyimpan benda pipihnya ke dalam tas setelah membalas pesan dari Dea sahabat Salva satu satunya. Bisa dibilang begitu Salva tidak disukai banyak orang 'terutamanya' kaum sejenisnya. Mungkin karena mereka iri, pikir Salva baginya Dea saja sudah cukup. teman baik yang koplak plus kadang rada miring. Orang yang sudah menjadi bagian dari keluarganya atau mungkin Dea adalah keluarga terakhir yang ia miliki.

Sampai di depan gang sudah ada wanita dengan motor metik berwarna hitam merah.

"Dea.." pekik Salva.

Dea menoleh dan melambaikan tangannya. Tanpa aba aba Salva menaiki jok penumpang di belakang Dea.

"Udah belom??"

Salva mengangguk mantap

"Ya udah turun"

"Yeee" Salva memukul pelan bahu Dea. Yang dipukul malah cengengesan.

Dea melajukan motornya membelah perkampungan rumah Salva.
Dea fokus menghadap jalan sampai sepersekian detik ia ingat ada hal penting yang ingin dibahas kepada Salva

"Oh ya Sal, emang bener ya lu pacaran ama  si Ando?" Tanya Dea. Salva menyimpan kepalanya di pundak Dea.

"Lu tau dari mana?"

"Oh jadi bener?" Pancing Dea

Salva memukul pundak Dea sebelahnya. Yang dipukul kembali cengengesan.

"Ya kagak lah,lagian lu kata siapa sih?"

"Banyak gibah" jawabnya santai. Salva tak lagi membahas. Kalau soal gibah sudah biasa baginya. Di kampusnya banyak sekali penghuni neraka, sekali ada kabar berita bahkan yang belum jelas sekalipun langsung tersebar luas di seluruh penjuru kampus Abdi Bangsa 06.

Motor Dea sudah memasuki gerbang kampus, tempat parkir yang cukup luas dapat mencakup lebih dari 200 kendaraan roda dua.

Salva turun membiarkan Dea memakirkan motornya. Salva menunggu Dea. Ia berdiri di depan mobil berwarna hitam.

Tiiin tiiiin.
Salva terperanjat kaget ketika suara klakson mobil di belakangnya. Ia menatap kaca mobil depan sinis.

Merasa mengganggu si pemilik mobil Salva berjalan santai dari depan mobil itu.

Tiiin tiiin. Lagi

Salva terkejut lagi. Kali ini wajahnya berubah kesal.

Apaan si?

Tiba tiba nongol sosok kepala lelaki dari kaca mobil.

Dia lagi. Bakal mampus nih siap siap aja.

Si lelaki yang melihat wajah kesal Salva malah tersenyum miring. Puas pagi pagi udah buat wanitanya ngambek.

Apa tadi wanitanya?? Ihh jelas tidak. Arlando sama sekali tidak pernah punya pikiran seperti itu.

Ia bergidik ngeri sendiri. Arlando keluar dari mobil menghampiri Salva. Salva membalikan badannya membelakangi Arlando.

"Ngapa Luh?" Tanya Arlando tanpa dosa.

Salva hanya menggeleng tanpa menatap nya.

Tiba tiba ada seorang meneriaki Salva.

"Salvaaaaaa"

Salva balik badan mencari asal suara. Dea tengah berlari ke arahnya.

"Salva pa-parah banget ini sum-sumpah" Dea ngos ngosan.

"Dea lu kenapa?" Tanya Salva.

Dea berusaha mengatur nafasnya. Ia meraih tangan Salva dan menariknya.

"Pokonya lu ikut gua"

Salva kebingungan Dea berjalan cepat ke arah gerbang kampus.

Tanpa mereka sadari Arlando mengikuti mereka dari belakang.

Gerbang kampus Abdi Bangsa sudah ricuh riuh oleh para wanita yang berteriak dan membawa papan dengan tulisan kembalikan Arlando kami.

Salva dibuat terkejut bukan main.
"Ehh itukan cewek yang ngaku ngaku pacarnya Arlando?" Teriak salah satu dari mereka sambil menunjuk ke arah Salva dan Dea.

Semua melihat ke arah salva

"Eh iya tuhhh" pekik seorang lagi

"Serangggg" teriak yang lainnya.

Salva dan Dea sama sama panik. Segerombolan wanita menyerbunya.

"Sal lariiiii" teriak Dea meninggalkan Salva dan arlando.

Melihat segerombolan wanita hampir mendekatinya Salva ikut berlari mengejar Dea yang meninggalkannya.

"Dea tungguin gueeee"

Mereka berlari kedalam kampus orang orang tadi mengejarnya. Terjadi lah kericuhan kejar mengejar antara Salva-Dea dengan para pencinta Arlando.

Mereka berlari memecah koridor kampus sesekali mengusir orang yang menghalangi jalan. Semua orang di sana menonton keributan yang dibuat fans Arlando.

Saat dibelokan tiba tiba tangan Salva ditarik oleh tangan hingga memasuki sebuah ruangan musik. Secepat kilat orang itu menutup pintu dan mengumpatnya tubuhnya di balik tubuh lelaki yang berdiri di balik pintu.

Salva ngos ngosan. Ia melihat pundak yang naik turun. Sepertinya lelaki itu juga habis berlari.

"Aman" katanya saat beberapa lama mereka diam seperti itu



Thanks for this bab. Next...
Dan malam:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salva dan ArlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang