2.Flashback

7 2 4
                                    

*flashback on

Salva baru saja selesai kelas ia berniat untuk mampir ke indoapril untuk membeli beberapa kebutuhannya.

Hari ini adalah hari gajian. Kemaren malam uang gajiannya sudah ia terima. Dan bertepatan hari gajian Salva ingin memanjakan matanya untuk berbelanja lagi pula memang kebutuhan di dapur nya sudah menipis.

Saat sedang berjalan di trotoar menuju indoapril. Tiba tiba salva dikejutkan oleh seseorang yang berlari kearahnya dan menyerempet tas yang diselmpengnya di tangan. Alias Salva di jambret.

"Woiii maling lohhhh.... Woii" Salva berteriak mengejarnya. Jalanan yang tengah sepi membuatnya hanya mengejar maling itu sendirian.

"Woii sia bangsat berhentiiiii...." Salva berlari sambil berteriak.

Lelaki berjaket hitam dengan masker itu terus berlari kencang sesekali ia menoleh ke belakang melihat kegigihan Salva yang terus mengejarnya.

"Bangsaaaaaaatt kadie sia...." Salva mulai ngos ngosan.

Ia berhenti saat tak lagi melihat si bangsat, eh maksudnya si jambret.

Salva menyebarkan pandangan ke seluruh sekitarnya. Dengan nafas yang ngos ngosan. Ia berjalan pelan.

"Bangsat... Maneh kamana??" Suara Salva di tengah ngos ngosannya.

Tiba tiba salva melihat si jambret yang juga tengah ngos ngosan menyenderkan tangannya di mobil. Ia tak melihat Salva dari kejauhan

Tak mau buang buang kesempatan Salva lantas mengambil batu berukuran sedang lalu berjalan pelan. Ia berusaha menahan nafas nya agar tak ketahuan.

Saat jarak mulai dekat. Ia kerahkan seluruh kekuatan menarik tangannya yang sudah mengepalkan sebiji batu. Siap melempar.

Suiiinngggh.......

Prakkknngggggh......

Serpihan kaca mobil berserakan. Jendela mobil mewah itu kini tak memiliki kaca lagi.

Salva membekap mulutnya tak percaya. Ternyata sebelum batu itu mengenai si bangsat. Ia kalah cepat karna si bangsat keburu menghindari.

Dari jarak dekat Salva bisa melihat sosok orang yang keluar dari balik mobil.

Lelaki dengan baju kemeja rapi dan celana putih panjang. Ia melihat kaca mobilnya yang sudah bolong seukuran batu yang dilempar Salva.

Awalnya lelaki itu menatap pejambret dengan tatapan mematikan. Si jambret yang tengah berjongkok sambil menutupi kepalanya dengan tas Salva mendadak terjungkal di tendang lelaki tadi.

Ia memaki, menendang bahkan kerah baju si jambret ditarik hingga ia berdiri.

Awalny Salva te-mampus mampus saat melihat si bangsat di gebukin tanpa ngelawan. Tapi sedetik kemudian ia mendengar pertanyaan lelaki tadi pada jambret.

"Woi banhsat, Lo yang udah mecahin kaca mobil gue?" amuk lelaki.

Si jambret menggeleng sambil minta ampun.

"Bu bukan bang, bukan saya tapi dia" katanya sambil menunjuk ke arah Salva.

Salva menelan salivanya berat. Ke mampusan yang ia berikan pada si jambret jadi Boomerang untuk dirinya. Si jambret tersenyum sinis padanya.

Mampus gue.

*Flashback off

"Woy cewek budeg, bisu Lo dengerin gue kan?" Tanya Arlando membuyarkan kenangan miris 2 tahun lalu.

"Mampus gue" lirih Salva pelan tapi masih terdengar di telinga Arlando.

"Cih, emang loh mampus" sahut sinis Arlando wajahnya ia lempar ke wajah Salva tanpa sadar itu membuat jarak antara mereka hanya menjadi lima senti saja.

"Eh eh so-sory kak," Salva sadar akan kondisinya ia memundurkan kepala lalu menunduk.

"Gu-gue harus tanggung jawab gimana kak?" Tanya Salva terbata.

Teringat jelas di memori ingatannya. Arlando pernah mengatakan kata kata yang sangat membekas di hatinya hingga saat ini.

Lo, dan harga diri loh lebih murah dari pada kaca mobil mahal gue.

Cih. Ia berdecih mengingatnya.

"Nikahin gue"

Salva memanggut tak sadar ia masih kesal dengan ingatannya.

Sepersekian detik kemudian.

"A-apaaa" Salva berteriak terkejut. Saking terkejut nya ia sampai berdiri menggebrak meja.

Untung tak banyak orang disekitarnya. Salva kembali duduk.

"Gak usah teriak bisa kan?" Ucap Arlando sinis.

"Gue pengen Lo nikahin gue" katanya mantap
"Gak ada bantahan atau pun protes." Lanjutnya menutup mulut Salva yang baru saja mangap.

"Tapi kak..." Bantah Salva pelan.

Arlando tak menggubris ia berdiri dan berteriak lantang.

"Mulai hari ini tanggal 7 Desember. Salva anak fakultas ekonomi resmi jadi pacar gue. Siapa pun yang berani deketin dia akan berhadapan langsung dengan gue" teriak Arlando lantang. membuat orang disekitarnya menatap ngeri ke arah Salva.

"Weh dia pacar barunya gak nyangka gue"

"Ternyata tipenya si Ando receh yah"

"Weh jangan macem macem loh ntar si Ando denger lagi"

Mereka saling berbisik membicarakan Salva.

Receh katanya??.

Alasan gue benci laki laki. Dasar banci.

Bukan hanya Salva yang mendengar bisikan yang sengaja agar terdengar oleh orangnya. Tapi Arlando pun mendengarnya ia malas berantem cuma demi wanita yang baru resmi jadi pacarnya.

Arlando memilih menarik tangan Salva dan pergi meninggalkan kantin. Tak lupa ia menyelipkan uang berwarna merah di bawah gelas es teh setengah surut.

Arlando menarik dengan langkahannya membuat si empunya tangan terseret te-aduh aduh.

"Kak pe-pelan pelan" ucap Salva.

"Lo lelet" jawab Arlando

"Ta-tapi kak tangan gue sakit" adu Salva.

Tak di gubris oleh Arlando. Sampai di parkiran mereka berhenti didepan motor gede warna merah.

"Gue anter Lo pulang" Arlando menaiki motornya.

"Cepetan naek" titah Arlando ngegas.

"Gak usah kak gue pulang sendiri aja" tolak Salva pelan

"Bacoot tau gak" Arlando menarik tangan Salva hingga menabrak tubuhnya yang sudah nangkring di motor. Ia melingkarkan tangan kanannya memeluk Salva.

Yang dipeluk panik ingin membantah Tapi ditahan.

"Diem.."

"Gue bakal cium Lo kalo Lo nolak, mau??" Bisik Arlando di telinga tertutup hijab Salva.

Ia bergidik ketakutan. Salva memanggut tak ada pilihan lain. Akhirnya ia pulang diantar Arlando.

Motor yang tak nyaman baginya membuat ia setengah tak sadar dalam perjalanan. Tak ingat harus bekerja Salva rasanya ingin cepat cepat sampai di kosannya.

°°°tuh kan gje :( . Tapi gpp ya kan?? Namanya juga belajar. Kalian suka baca gak suka tinggalkan.

Salva dan ArlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang