PART 03

30 4 0
                                    

Jorge tidak melepas pandangannya dari kedua manusia itu, tangannya terkepal kuat menahan gejolak yang meradang. Geraman yang tidak tertahankan keluar dari mulutnya berasal dari Briar yang berusaha mengambil alih tubuhnya.

Warna netra mata Jorge mulai berubah-ubah menjadi warna kuning jingga. Serigala itu ingin menunjukkan taringnya. Jorge merasakan cakarnya keluar menusuk telapak tangannya yang masih dalam genggaman, darah menetes jatuh mengenai karpet lantai yang berwarna merah, membuat tetesan darah itu tidak terlihat.

Sifatnya mulai muncul kepermukaan saat melihat matenya disentuh. Tapi Jorge tidak membiarkan serigala itu membuat kekacauan, mengingat hari ini mungkin cukup istimewa bagi matenya. Briar memahami itu, ambisinya untuk mencabik lawan yang tidak seimbang dengan cakar tajamnya mulai mereda. Seperti kembali ditarik masuk kedalam jari-jarinya, cakar Briar perlahan menghilang.

Sedangkan Mattia berada dalam kondisi siaga merasakan atmosfer mencekam, ditengah keterkejutannya mengetahui Alpha Briar yang sudah kembali menampakkan dirinya. Mungkin hanya dirinya yang menyadari perubahan sang Alpha yang tengah menatap matenya. Hal yang wajar terjadi pada werewolf yang menunjukkan ke-posesifan terhadap matenya.

Mattia yang berdiri selangkah dibelakang Jorge melirik kearah punggung tangannya yang sudah menampakkan ujung cakar yang tajam, tapi tidak terlihat raut kesakitan sama sekali diwajah Alphanya. Jika orang lain yang melihatnya pasti sudah bergidik ngeri tapi tidak dengan Mattia, werewolf berstatus Gamma itu sudah sering melihat yang lebih dari ini.

Setelah dirasakan atmosfer disekelilingnya mereda, Mattia mengeluarkan sapu tangan dari saku memberikan kepada Alphanya. Meskipun luka tusuk ditelapak tangannya sudah sembuh tanpa meninggalkan bekas dalam hitungan detik, darah yang berlumuran ditangannya tidak akan hilang.

*****

"Apa kau akan datang ke acara promnight?" Tanya David.

"Aku tidak punya rencana," ucap Crissandra.

"Kenapa? Pesta nya masih besok malam, minum obat dan istirahat pasti demam mu akan sembuh."

"Akan ku pikirkan nanti."

David tertawa, Crisaandra menatap heran, 'apa yang lucu?' Niat nya ingin menghentikan obrolan ini karena ia tidak punya tenaga sekedar merespon laki-laki itu.

"Maaf-maaf pasti aneh melihatku," ucap David yang dibalas anggukan oleh Crissandra, yang terlihat menggemaskan dimatanya sampai ia meremas tangannya sendiri yang ingin mencubit kedua pipi gadis itu. Tapi tidak, dia tidak ingin gadis itu kembali menatapnya aneh.

"Biasanya anak perempuan lebih tertarik dengan hal semacam ini, bahkan hari ini aku menemukan beberapa yang agresif memintaku menjadi pasangannya dipesta." Ucap David lagi.

Crissandra tidak tertarik dengan hal semacam itu. Ia tidak mengharapkan sesuatu dari pesta. Tidak ada moment yang ingin dikenang olehnya. Crissandra sama sekali tidak menonjolkan dirinya selama ini, fokusnya hanya dengan pendidikannya. Karena sebagian waktunya yang lain dihabiskan untuk bekerja.

Beberapa orang datang hanya sebatas saling memperkenalkan diri kemudian setelah mereka menemukan yang lebih seimbang, mereka akan pergi dan bersikap seperti tidak pernah mengenalnya. Sangat wajar mengingat darimana mereka semua berasal. Tidak tau harus merespon bagaimana, yang terlintas hanya--

"Itu bagus."

David mengerucutkan bibirnya mendengar balasan yang tidak diharapkan, "tidak. Itu akan merepotkan."

Diam-diam Crissandra setuju dengan ucapan David, semua gadis pasti berharap mereka menjadi 'Best Award' dengan masing-masing prom-date mereka. Tapi bukankah memang begitu seharusnya? Entahlah, ia tidak tau harus melakukan apa dipesta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Mate [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang