PERISIAPAN TUGAS KEDUA

170 16 0
                                    

Kendall sedang termenung di dekat danau hitam, sambil membuka tutup buku pemberian Five. "Kurasa, buku itu tak berguna pada tugas kedua mu!" kata Zayn tiba-tiba. Kendall hanya mengangkat kedua bahunya. "Mungkin!"

"Kau sudah tau, tugas kedua apa?" tanya Zayn. Kendall mengangguk lemah. "Ayo semangat!" Kendall tersenyum ke arah Zayn. Tetapi ia kembali lemah. Mukanya pucat sekarang. "Kau demam?" tanya Zayn, sambil memegang dahi milik Kendall. Tak panas, sama sekali. Malah dingin.

Zayn menyodorkan sebuah coklat kepada Kendall. "Itu membuat mu lebih baik!" Kendall mengucapkan terima kasih tapi sangat kecil. Hampir tak terdengar. "Kau tau kan Zayn. aku mempunya phobia. Thalassophobia" Zayn mengangguk. "Lagian lu ngadi-ngadi jatuh dari pesawat, kecemplung ke laut, langsung liat muka ikan badut!" Kendall menatap Zayn datar. "Gak lucu!"

Kendall menggigit sedikit coklatnya. "Yaelah sok imut banget!" Kendall yang sudah kesal. Langsung menggigit habis coklatnya dan makan dengan muka sangat galak. "Terus tantangan kedua, aku harus gimana nih?" tanya Kendall mulai resah dan gelisah.

Zayn membisikkan sesuatu ke telinga Kendall. Kendall segera melepas sepatunya dan melemparnya ke kepala Zayn, yang sedang berlari meninggalkan Zayn. Kendall bangkit dan kembali mengambil sepatunya. "Baguskan idenya?" Zayn mengangkat tinggi-tinggi jempolnya. Lalu ia lari pergi dengan terbirit-birit.

"Udah gak beres lagi otak Zayn itu!" ujar Kendall.

Sekarang Harry dan Hermione sedang berada di jembatan lorong milik Hogwarts. Mereka sedang membahas tugas kedua yang petunjuknya berada di telur emas yang diambil saat tugas pertama, melawan naga. "Aku rasa Viktor sudah memahaminya," ujar Harry. Hermione menatap Harry, "Aku tidak tahu. Kami tidak membucarakan turnamen!," kata Hermione.

Harry hanya menatap lurus ke depan. "Sebenarnya, kami tidak mengobrol sama sekali. Viktor lebih banyak berbicara melalui tubuh," sambung Hermione. Ia tersenyum dan terkekeh malu. "Maksudku, dia tak terlalu suka berbicara! Dia lebih sering melihatku belajar. Sebenarnya itu menyebalkan." Lalu Hermione langsung merubah raut wajahnya. "Kau sedang mencoba memecahkan teka-teki telur itu, kan?" tanya Hermione. Harry pun juga ikutan merubah raut wajah.

"Maksudmu apa?," tanya Harry. "Maksudnya, tugas-tugas ini dirancang untuk menguji kalian dengan cara yang palibg brutal sehingga hampir kejam. Lalu, aku..." Ia berpindah tempat. "Aku mengkhawatirkanmu. Kau mengalahkan naga dengan keberanianmu. Aku tak yakin itu akan cukup kali ini."

"Hei, Potter!" Seseorang memanggil Harry. Suaranya berat seperti laki-laki. Harry tampak menoleh dengan malas. Lalu ia berjalan meninggalkan Hermione dan pergi meninggalkan seseorang tersebut. "Potter!" Cedrix memanggil Harry. "Cedric"

"How-how are you?" tanya Cedric basa basi. "Luar biasa!" jawab Harry singkat. "Aku sadar aku belum berterima kasih dengan sepantasnya kepadamu karena memberitahu tentang naga-naga itu," kata Cedric. "Lupakan saja. Aku yakin kau akan melakukan hal yang sama untukku."

"Tepat sekali. Kau tahu kamar mandi Prefek di lantak lima? " tanya Cedric. Harry mengangguk. "Ini bukan tempat yang buruk untuk mandi. Bawalah telurmu.. dan berpikirlah baik-baik dalam air panas." Lalu ia pun meninggalkan Harry.

Hermione berjalan menuju ke perpustakaan. Ia melihat Kendall yang sedang duduk sendirian termenung, sambil memegang sebuah buku kecil yang lumayan tebal. Di sampingnya ada buku yang tebal seperti buku sejarah, yang ditumpuk lima buku sejarah juga.

Hermione mulai menghampiri Kendall. Sebelumnya ia mengambil buku yang ia inginkan untuk membaca. "Hi Kendall!" sapa Hermione duluan. Kendall hanya melambaikan tangan. Hermione mulai membuka bukunya dan membaca sekitar 1 lembar halaman.

Lalu ia menoleh ke arah Kendall yang masih tetap termenung. "Kendall. Apakah kau sudah menemukan petunjuk, teka-teki telur emas itu?" tanya Hermione. Kendall mengangguk. "Ya!"

PROTEGO MAXIMA | Harry Potter storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang