- Tidak ada sesuatu yang tenang, saat kau mendapat suatu hal yang baru, maka akan ada hal lain yang menjadi sebuah pengorbanan -
Rumah Sakit
12.30"Aku sedikit ingin tahu suatu hal." ujar Seokjin pelan dan membuat Jisoo mengangkat salah satu alisnya, ikut penasaran. Ini adalah kata pertama yang keluar dari mulut Seokjin dari tiga puluh menit setelah mereka berdua di tinggalkan begitu saja oleh semua orang untuk makan siang.
"Sedikit ingin mengkonfirmasi sesuatu, kau tahu bukan? Aku bukanlah orang yang bisa dengan mudah terikat dengan seseorang. Coba jelaskan kenapa aku bisa jatuh cinta dan dengan sukarela menyerahkan diriku kepadamu!" Seokjin kemudian memberi kode kepada Jisoo untuk duduk dan mendekat pada ranjangnya.
Jisoo berjalan dan mendekat ke arah ranjang Seokjin. Tanpa diduga, Seokjin menarik salah satu tangan Jisoo kemudian saling mengaitkan jemari tangannya, Seokjin benar-benar bersungguh-sungguh memperhatikan jemari Jisoo yang ia genggam begitu erat.
Ada yang berkata bahwa memulai sebuah hubungan, cinta akan muncul semakin dalam pada pandangan selanjutnya. Tapi, sebelumnya pasti akan ada percikan gairah antara dua orang yang saling tertarik. Dan demi apa pun kenapa setiap saat dia ingin sekali bersentuhan dengan gadis ini. Kenapa dia sekarang yang merasa sebagai pihak yang begitu ingin diperhatikan, sedangkan wanita yang kini telah berstatus sebagai istrinya hanya diam. Seolah memberi waktu dan menghindar. Jika seperti ini terus, maka bisa tamat riwayatnya.
"Kau tahu?" ujar Seokjin sedikit tercekat, ia terkena jebakannya sendiri, karena inilah sentuhan ke tiga yang ia lakukan pada wanita yang berstatus menjadi istrinya beberapa menit yang lalu. Seokjin mengepalkan tangan kanannya yang menganggur, tanpa sengaja kedua matanya memandang dengan sangat intens wajah Kim Jisoo dalam jarak kurang dari satu meter, dan itu tidak cukup baik untuk kinerja Jantungnya.
Wewangian yang menyegarkan keluar dari setiap pori-pori milik istrinya, bau itu mampu membuat isi kepalanya menjadi sedikit lebih kacau.
"Astaga, baumu kenapa enak sekali," gumam Seokjin. Seokjin semakin mendekatkan wajahnya dan mengambil beberapa helai rambut Jisoo, kembali membaui nya.
Tingkah Seokjin membuat tubuh Jisoo menegang, astaga bahkan ini bukan pertama kalinya dia berjarak sedekat ini dengan seorang pria. Tapi, semuanya berbeda, kali ini dirinyalah sebagai pihak yang disentuh sedangkan selama ini setiap pria yang mencoba menyentuhnya akan berakhir mengenaskan. Lalu, kenapa dirinya saat ini begitu bodoh?.
"Seharusnya aku harus selalu waspada, bahkan ketika aku sedang tertidur sekalipun. Lalu, sejak tadi aku selalu bertanya-tanya. Kalaupun, ini rencana keluargaku demi memberiku kehidupan yang normal. Mereka melakukan hal yang salah." ucap Seokjin panjang lebar
Jisoo perlahan menjadi sedikit jauh lebih tegang, Seokjin yang merasakan perubahan itu mendadak menjadi sedikit tersenyum. Bukan jenis senyuman yang berbahaya seperti seseorang yang licik. Bukan, itu bukan jenis senyuman seperti itu.
"Karena, sejak ayahku berkata bahwa aku mempunyai calon istri saat itulah aku menyadari jika kehidupanku tak pernah lagi normal. Terlebih kaulah wanita yang menjadi istriku. Gadis kecil yang selalu merengek menyebut ayah dan ibunya di balik punggungku dulu. Gadis yang menolak memberikan kesaksian tiga belas tahun yang lalu."
Jisoo mendengus sebal mendengar seluruh penjelasan Seokjin "Lalu? Kau merasa sangat kecewa? Bukankah menyenangkan memiliki seseorang di dalam hidupmu?"
Seokjin menggeleng pelan "Tidak menyenangkan ketika kau bertanggung jawab dengan kehidupan orang lain. Aku tidak menyukai gagasan yang satu itu."
Jisoo melepaskan genggaman tangan Seokjin kemudian bersedekap dengan alis yang menukik penuh "Ku rasa aku termasuk gadis yang cerdas, tangguh, dan mampu melindungi diri sendiri. Jadi kau bisa tenang okay?" Jisoo berucap dengan begitu percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
You will be mine!
FanfictionPernah mendengar bahwa pertemuan seremeh apa pun mampu merubah orang lain? Keduanya sama-sama cerdas, tangguh, elit dan tentunya rupawan. Di saat kau dibanggakan karena mampu menyelesaikan misi dengan sempurna maka dia juga. Di saat kau sanggup mene...