Unpredictable Day

107 22 0
                                    

SCARLET LETTER
Disclaimer © Mashashi Kishimoto
.

Hari Yang Tak Terduga 🌻

-----------------------------------------------------------

"Bukankah ini sangat kebetulan sekali?"

Seorang gadis berkuncir dua sedang menyeruput jus jeruk miliknya. Raut lelah jelas terukir diwajahnya namun tak menutupi kilau bahagia yang juga ikut terpancar secara bersamaan. Namida terus menatap teman ungunya yang juga kelihatan sama lelahnya dengan dirinya.

"Kau beruntung sekali Sumire! Baru pertama kali ke Tokyo tapi kau sudah mendapatkan pekerjaan." Ucap Namida sambil menyeruput jus miliknya.

"Haha, ini juga berkat bantuan mu lho, terimakasih banyak ya Namida-chan. Jus jeruk mu aku yang traktir deh." Ucap Sumire sambil tersenyum bak mentari.

"Membantu mu adalah prioritas ku." Lalu Namida pun tertawa.

"Kau ini bisa saja." Gadis berambut ungu itu pun juga ikut tertawa.

Beberapa jam yang lalu, mereka berdua pergi meninggalkan rumah Namida untuk mencari pekerjaan. Sudah 4 tempat mereka datangi namun Sumire baru diterima di tempat kerja yang ke empat, yaitu sebuah cafe di dekat kampusnya Namida.

"Ngomong-ngomong maaf ya Namida, karena aku, kau jadi tidak mendapatkan kesempatan bekerja di cafe itu. Sayang sekali, mereka hanya membutuhkan satu lowongan pekerja." Ucap Sumire lesu.

Namida tertawa mendengar perkataan sahabat ungunya itu.
"Oh ayolah Sumire, tidak usah meminta maaf. Sebenarnya uang saku yang orang tua ku kirim lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ku. Aku mengatakan bahwa aku juga ingin bekerja karena aku pikir mungkin kau masih belum terbiasa tinggal di kota yang sibuk ini, sehingga jika kita bersama mungkin akan terasa lebih mudah bagi mu. Namun sepertinya kau akan baik-baik saja, benar bukan? Ditambah lagi cafe tempat mu berkerja nanti jaraknya sangat dekat dengan kampus ku, jadi akan lebih mudah untuk bertemu." Ujar Namida.

"Hehe, baguslah jika begitu." Balas Sumire dan meminum jus apelnya.

"Ne, apakah kau sudah memeriksa pemberitahuan dari universitas mu?" Tanya Namida membuat Sumire menoleh menatapnya.

"Oh iya, lupa." Jawabannya panik.

Sang teman hanya mendengus kesal menatap tingkah Sumire, "kebetulan aku membawa laptop ku. Cepat periksa." Tukas sahabat Sumire itu seraya menyerahkan laptopnya kepada Sumire.

"Ahhh kau benar-benar malaikat penolongku Namida." Ucap Sumire dengan puppy eyes no jutsu, ia lalu membuka laptop tersebut dan segera membuka situs web tempat ia berkuliah.

"Ah ternyata universitas ku merekomendasikan ku ke tiga universitas yang ada dikota ini." Sumire berujar namun pandangannya masih tetap tertuju ke laptop Namida.

"Oh benarkah? Lalu?"

Sumire terus berkutat dengan laptop yang ada didepannya, "ketiga universitas itu adalah Sakura University, Thunder of University, eh tunggu bukankah itu nama yang cukup aneh untuk sebuah universitas?" Sumire bertanya heran.

"Entahlah aku tidak terlalu peduli, yang ku tahu Universitas itu lumayan terkenal juga." Jawab Namida seadanya.

Sumire mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda ia mengerti.

Scarlet LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang