Life is Difficult as Fuck

136 20 0
                                    

SCARLET LETTER
Disclaimer © Mashashi Kishimoto
.

Hidup Itu Begitu Sulit 🌻

-----------------------------------------------------------

"Mendapatkanya sesukar mencari mutiara di sungai berbatu, dan kehilangannya semudah menghanyutkan emas di sungai deras.
Apa itu?
Sahabat sejati."


Kyoto, 2021.

BRUAKK

Seorang gadis tercampak dengan begitu kerasnya menghantam meja-meja yang tersusun apik di ruang tamu rumahnya. Sang pelaku memijak salah satu meja yang ada disana dan sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan gadis yang sempat tercampak tadi.

"Dengar, kami memberi mu waktu 3 hari untuk segera melunasi hutang-hutang mu! Jika kau masih juga tidak sanggup membayarnya maka kami akan membunuhmu! Camkan itu." Ucap laki-laki menyeramkan itu bengis, "ayo semua, kita pergi." Sambungnya lalu berlalu pergi keluar rumah bersama dengan tiga orang temannya yang tubuhnya juga sama besarnya, meninggalkan gadis tersebut dengan keadaan yang begitu shock.

Pada awalnya semua berjalan baik-baik saja, sama seperti biasanya. Gadis berambut ungu itu pulang dari kerja part time nya dan memasuki rumahnya yang sudah terlihat tua itu. Meletakkan tasnya di salah satu meja yang tersusun disana, ia pun bersiap ingin mandi. Namun alangkah terkejutnya ia karena tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dengan sangat keras dan memunculkan empat orang preman bertubuh besar berjalan mendekat kearahnya. Tentu saja untuk menagih hutangnya, ralat, hutang-hutang sang ibu lebih tepatnya.

Ini bukanlah kali pertama para preman itu datang menemuinya, seharusnya gadis itu telah terbiasa dengan semua ini. Namun tetap saja, cara preman itu memperlakukannya sudah sangat kelewatan, bahkan mereka mengancam akan membunuh gadis itu jika ia tak sanggup membayar hutang-hutangnya, membuat raut ketakutan terlihat sangat jelas diwajah pucatnya.

Dengan sigap dia meraih tasnya yang tak sengaja jatuh akibat perbuatan beberapa preman tadi, mengambil handphonenya lalu menekan beberapa tombol dengan tangan gemetar. Ia pun meletakkan handphone tersebut didekat telinganya menunggu panggilan tersambung. Wajahnya masih senantiasa memperlihatkan mimik ketakutan.

Tuttt...

Tuttt...

"Ne moshi-moshi~ ada apa Sumire-chan?" Panggilan telepon akhirnya tersambung, memperdengarkan suara seorang wanita yang kelihatannya sebaya dengan gadis itu.

"..."
Tak ada jawaban sama sekali, gadis berambut ungu itu terus gemetar ketakutan.

"Halo? Sumire, kau disana?"
Sang teman kembali bertanya karena tak mendapatkan balasan sedari tadi.

"N-namida-chan... A-aku takut hiks, a-aku takut s-sekali.." akhirnya gadis itu menjawab, dengan terisak dia menjawab pertanyaan sang teman.

"Eh?! Sumire kau kenapa? Apa yang terjadi pada mu?" Gadis yang bernama Namida itu pun ber-seru panik.

Namun hanya suara tangisan yang Namida dapatkan sebagai jawaban. Gadis itu pun membiarkan sang teman menangis, mungkin dengan menangis perasaan sang teman bisa menjadi lebih baik pikirnya.

Scarlet LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang