01: Inilah keluargaku

1K 78 3
                                    

Oh iya, sebelum aku memulai ceritaku, perkenalkan namaku Kim Seokjin. Aku adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Banyak kan saudaraku? Haha, jangan iri, karena tak ada satupun dari mereka yang menyayangiku.

Kakak tertua ku bernama Kim Yoongi, ia adalah sosok yang paling aku takuti. Tatapannya sangat dingin kepadaku, tapi ketika bersama saudara-saudaraku yang lainnya, Yoongi hyung tampak sangat hangat. Andaikan Yoongi hyung menyangiku seperti ia menyayangi saudaraku yang lainnya, mungkin aku akan merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

Kakak kedua ku bernama Kim Hoseok, ia sangat suka tersenyum dan tertawa. Namun, senyum dan tawa itu tak pernah sekalipun ia tujukan padaku, padahal aku juga ingin Hoseok hyung tersenyum untukku. Aku harap suatu saat nanti, setidaknya sekali saja dalam hidupku, Hoseok hyung tersenyum untukku. Hehe, permintaanku tak berlebihan kan?

Kakak ketiga ku bernama Kim Namjoon. Sedikit berbeda dari kedua kakakku yang sudah aku ceritakan sebelumnya, jika mereka tak pernah menganggap aku ada dan selalu mendiamiku, Namjoon hyung sebaliknya. Namjoon hyung selalu menyadari keberadaanku, karena itulah ia tak pernah absen melemparkan kata-kata cacian dan makian untukku. Bukankah setidaknya itu lebih baik daripada aku dianggap tak terlihat? Aku bukan hantu asal kalian tahu.

Kakak keempat ku bernama Kim Jimin. Ia sangat manis dan lembut. Terkadang aku gemas saat melihatnya tengah bercanda dengan saudara-saudaraku yang lainnya. Jimin hyung sangat menyayangi saudara-saudaranya, terutama adik-adiknya, Taehyung hyung dan Jungkook hyung, namun tidak padaku. Hehe, lagipula aku juga tidak berharap Jimin hyung akan bersikap berbeda dibandingkan hyungku yang lainnya.

Kakak kelima ku bernama Kim Taehyung. Ia sangat tampan. Namun, ia yang paling kasar padaku dibandingkan yang lainnya. Ia sering memukulku dengan tangannya. Sakit, tapi aku baik-baik saja, mungkin karena sudah terbiasa. Kepada Taehyung hyung, apakah kau mau memeluku alih-alih memukulku suatu hari nanti?

Kakakku yang terakhir bernama Kim Jungkook, ia yang paling aku sayangi. Meskipun Jungkook hyung terlihat membenciku, tapi entah kenapa aku merasa sebenarnya ia menyayangiku, walau aku juga sedikit tak yakin. Setidaknya tatapannya tampak hangat.

.
.
.

Aku sudah tidak mempunyai Ayah dan Ibu. Ibuku sudah meninggal sejak aku dilahirkan. Aku tak pernah melihat wajahnya secara langsung. Tapi dari foto keluarga yang ada di ruang tamu, aku bisa melihat wajah Ibuku, sangat cantik tentu saja.

Sedangkan ayahku, Ia meninggal dunia ketika usiaku sekitar dua atau tiga tahun. Aku tak ingat. Ayah meninggal karena kecelakaan. Ayah menyelamatkanku ketika aku hampir ditabrak truk saat mengejar bola yang menggelinding ke arah jalan raya. Mungkin sejak saat itulah saudara-saudaraku mulai membenciku. Karena aku adalah anak pembawa sial. Pembunuh kedua orang tua kami.

Di foto keluarga, yang tidak ada aku tentunya karena aku belum lahir, mereka semua tampak sangat bahagia. Senyum mereka semua sangat cerah. Jungkook hyung juga tampak sangat imut saat masih kecil. Apa aku dulu saat masih kecil juga imut? Aku tidak tahu karena tak ada satupun foto yang aku miliki saat aku masih kecil. Hanya ada beberapa foto saat aku bayi yang sepertinya diambil oleh Ayah. Mungkin saudara-saudaraku tak ada yang sudi mengambil gambar seorang pembunuh sepertiku. Tenang saja, aku orang yang sadar diri kok, hehe.

.
.
.

Oh iya, sekarang aku sudah SMA kelas satu. Aku siswa yang beruntung mendapatkan beasiswa dari sekolah. Kalau tidak, entah bagaimana aku bisa melanjutkan pendidikanku, siapa yang mau membiayainya?

Yoongi hyung dan Namjoon hyung berkerja di perusahaan peninggalan Ayah kami yang sangat besar dan sukses. Sedangkan Hoseok hyung dan Jimin hyung telah mendirikan studio tari milik mereka sendiri. Taehyung hyung dan Jungkook hyung masih kuliah di perguruan tinggi favorit.

Sekolahku sendiri adalah sekolah biasa yang tidak terlalu terkenal. Aku memilih sekolah ini karena dekat dengan rumahku. Tentu saja hal itu aku lakukan untuk menghemat ongkos perjalanan ke sekolah, karena aku tak punya cukup uang untuk itu.

Sepulang sekolah aku berkerja paruh waktu di minimarket tak jauh dari sekolah untuk menambah uang saku, karena tak ada satupun saudaraku yang mau memberiku uang untuk membiayai kebutuhan sekolahku yang sebenarnya tak bisa dibilang sedikit walau aku sudah memperoleh beasiswa.

Di sekolah, aku tak memiliki teman dekat, toh siapa yang mau berteman dengan siswa yang penampilannya berantakan dan kumal sepertiku. Baju seragamku bahkan sudah tak seputih milik teman-teman sekolahku karena seragamku adalah seragam bekas milik Jungkook hyung dulu. Aku senang Jungkook hyung mau memberiku seragam bekasnya saat SMA, karena aku jadi tak perlu susah payah mencari uang tambahan untuk membeli seragam baru.

Di sekolah, aku tak cukup pintar. Nilai-nilaiku standar dan biasa saja. Apa karena aku tak punya waktu untuk belajar ya? Tapi sepertinya tidak juga, memang dasarnya saja aku yang bodoh, hehe. Untung saja aku masih bisa dapat beasiswa.

.
.
.

Sepertinya aku sudah cukup banyak menceritakan mengenai keluargaku. Suatu hari nanti aku yakin mereka akan menyanyangiku dengan tulus. Kalian percaya kan?









Tbc~

Yuk voment nya:)😉

4 Juli 2021

Pain | Kim Seokjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang