03: Mimpi dan Harapan

777 70 3
                                    

Akhirnya aku bisa melanjutkan cerita ini setelah dokter memeriksa kondisiku. Maaf jika aku terlalu banyak bercerita.

Suatu hari nanti, jika aku masih bernapas hingga saat itu tiba, aku harap aku bisa memeluk seluruh saudaraku. Aku ingin merasakan kehangatan mereka semua.

Aku ingin Yoongi hyung memasakkan untukku makanan kesukaanku. Makanan kesukaanku adalah Jjajangmyeon, tolong diingat ya Yoongi hyung. Hehe, aku bercanda.

Aku ingin Hoseok hyung menceritakan sesuatu yang membuatku tersenyum dan tertawa.

Aku ingin Namjoon hyung mengajakku jalan-jalan ke tempat-tempat yang indah. Aku ingin ke New Zealand bersama Namjoon hyung suatu hari nanti.

Aku ingin menonton banyak film bersama Jimin hyung. Yang banyak pokoknya. Kalau bisa setiap hari, hehe.

Aku ingin Taehyung hyung memeluku dengan erat saat aku lelah, sedih, kesal, dan bahagia.

Aku ingin bermain game bersama Kookie hyung hingga aku bosan.

Suatu hari nanti, bisakah mimpi-mimpiku terwujud satu per satu?

Jika pun tidak bisa, aku harap Tuhan mengizinkanku untuk mewujudkan impianku dalam tidurku. Bisa dikatakan mewujudkan mimpi di dalam mimpi. Kalian paham kan maksudku?

.
.
.

Aku juga ingin semua hyungku menganggapku selayaknya adik kecil mereka yang masih membutuhkan kasih sayang.

Asal hyung tahu, aku iri mendengar teman-temanku menceritakan liburan mereka bersama orang tua dan saudara mereka.

Aku iri melihat teman-temanku yang sering diantar jemput keluarganya di sekolah.

Aku bahkan iri melihat senyum dan tawa mereka, yang tidak palsu seperti milikku.

Ketika memandang langit malam, bahkan lagi-lagi aku iri dengan sang bulan. Bukankah bulan tampak pemberani? Bulan masih bisa memantulkan sinar dengan indah walau ia sendirian. Tak sepertiku yang selalu tampak menyedihkan walau aku sudah berusaha keras menutupinya.

.
.
.

Sejujurnya aku lelah dengan hidupku dan ingin menyerah. Tapi aku tak boleh mengakhirinya begitu saja bukan? Ibuku sudah mengorbankan hidupnya untuk melahirkanku ke dunia ini. Ayahku telah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanku hingga aku masih hidup dan bernapas sampai saat ini. Lantas masih pantaskah aku untuk menyerah? Tidak.

Aku pasti bisa bertahan, karena aku orang yang kuat.

Namun, kala mengingat sisa waktuku yang tak lama lagi, aku jadi semakin ragu kalau impianku akan terwujud.

.
.
.

Seminggu yang lalu, kondisi jantung Kookie hyung memburuk. Ia harus dirawat intensif di rumah sakit.

Sejak saat itu semua hyungku hampir tak pernah terlihat berada di rumah. Mereka semua menemani Kookie hyung di rumah sakit. Hanya ada aku sendirian di rumah kala itu, karena mereka tak mengizinkanku ikut menjaga Kookie hyung bersama mereka.

Kelima hyungku yang lain tampak sangat khawatir dengan kondisi Kookie hyung. Aku maklum, karena akupun juga tak kalah khawatir. Tapi tenang saja, sebentar lagi Kookie hyung akan sembuh kok. Sabar ya hyung.

.
.
.

Untuk diriku sendiri yang sudah berkerja keras selama ini. Kamu hebat Kim Seokjin. Kamu anak yang baik.

Ingatlah suatu hari nanti, akan tiba waktu untukmu bersinar seterang mentari. Oleh karena itu, tunggu sebentar lagi ya.

Untuk diriku yang berharga. Kamu memang tidak sempurna, tapi sangat indah.

Jangan takut dengan apa yang akan terjadi esok hari. Percayalah bahwa sebentar lagi kamu mampu menjadi orang yang berguna untuk orang lain.

Berjalanlah dengan berani. Demi hyung, orang yang aku cintai.

.
.
.

Maaf aku tidak bisa menulis lebih banyak lagi hari ini. Dokter sudah memanggilku untuk pemeriksaan selanjutnya.

Sampai jumpa lagi.




Tbc~

Voment voment, jangan lupa voment nya kakak😉

5 Juli 2021

Pain | Kim Seokjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang