02

2.6K 328 24
                                    

Mau ingetin dulu buat vote sebelum lanjut baca, siapa tau ada yang lupa kan
🧡🧡🧡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kau pikir kau akan mampu bertahan selama beberapa bulan tanpa kehadiran sosok Mingyu yang selama ini menemanimu, tapi nyatanya baru sepekan yang lalu kejadian tak mengenakan itu terjadi, dan kau kembali berdiri disini. Di depan pintu apartementnya. Berharap ia datang dan membukakan pintunya untukmu.

Kau tak bisa menunjukan dirimu di depan dia yang sekarang telah resmi menjadi CEO di perusahaan ayahnya. Jujur saja, kau bukannya malu. Kau hanya tak ingin, karyawan di perusahaan itu menganggap kau sebagai anak tiri yang baik. Tidak.  Seharusnya bukan sebagai anak tiri, melainkan sebagai pasangan hidupnya.

Namun kau tak mendapatkan apapun setelah menanti selama dua jam di depan pintu apartementnya. Bahkan kakimu mulai terasa pegal, karena kau menantinya setelah seluruh kegiatan kampusmu selesai.

"Apa aku pulang saja?" tanyamu pada diri sendiri.

Saat perasaan lelah mulai membayangimu, kau pun memilih untuk pergi dari depan apartementnnya. Namun tak disangka, kau melihat sosoknya yang tengah berjalan mendekatimu. Ia tak menyadari kehadiranmu karena tengah sibuk menelepon seseorang.

Dan yang membuat hatimu merasa sakit adalah keadaannya yang jauh lebih baik darimu. Bukannya kau ingin ia terlihat sengsara atau sebagainya, kau hanya merasa bahwa hanya dirimu yang merasakan sakitnya perpisahan sementara ia masih bisa tersenyum bahkan bersenda gurau dengan seseorang yang tengah dihubunginya itu.

"Mingyu." Panggilmu.

Akhirnya ia menyadari kehadiranmu. Tapi raut wajahnya justru terkejut, lebih tepatnya seperti sedang kedapatan tengah berselingkuh. Namun seperti aktor terkenal yang sering muncul di televisi, ia begitu mudah menutupi keterkejutannya dengan ekspresi lain yang berhasil membuatmu luluh.

Ia mematikan sambungan teleponnya, lalu menghampirimu dengan langkah lebarnya. Setelah sampai di depanmu, ia menarikmu dalam pelukan yang selama sepekan ini kau rindukan. Wangi tubuhnya menguar begitu kau bersandar di dada bidangnya. Kau tak bisa berbohong, kenyamanan inilah yang tak bisa membuatmu berpaling darinya.

"Aku merindukanmu, Daddy." Lirihmu.

"Aku juga. Kau menungguku pulang? Astaga! Sudah berapa lama kau berdiri disini huh? Tanganmu dingin sekali. Ayo masuk lebih dahulu." Ajaknya.

Ia langsung menarikmu masuk ke dalam apartementnya yang telah ia buka. Saat melangkah masuk, kau merasakan suasana yang lain. Dulu kau sangat ingin menghabiskan banyak waktu dengannya di apartement itu, tapi kali ini yang bisa kau ingat adalah bagaimana hubungan kalian berakhir secara sepihak tanpa bisa kau hentikan.

"Hey? Kau mendengarku?"

Lamunanmu buyar ketika tangan besarnya menyentuh pundakmu.

"Hm... kau berbicara apa tadi?" tanyamu lagi.

Ia menghela napasnya kemudian tersenyum kearahmu. Setelah ia mengganti sepatunya dengan sandal rumahan, ia mendekatimu yang telah lebih dulu masuk ke ruang tamunya. Ia lantas menakup pipimu sebelum mencium keningmu lembut.

"Kau pasti lelah, sampai tidak focus seperti itu. Mau makan malam denganku? Aku akan memasak makanan kesukaanmu." Balasnya sembari menatapmu dengan penuh kehangatan. Seolah-olah kau adalah wanita yang paling beruntung karena diperlakukan seperti ini olehnya.

Kau tak bisa berbohong bahwa kau terlena. Demi apapun, kau sangat ingin mengikat laki-laki ini dengan ikatan yang tak dapat diputus oleh apapun. Ia hanya boleh untukmu. Ia hanya diciptakan untukmu. Jikapun tidak, maka kau akan melawan takdir dan menjadikannya milikmu.

Losing Me [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang