Meskipun tak pernah terpikirkan untuk hidup dibalik jeruji besi, tapi setidaknya itulah hukuman yang paling setimpal untuk perbuatanmu selama ini. Kau tahu dan sadar bahwa selama ini kau hanya dijadikan alat oleh Paman Seungcheol untuk mendapatkan wanita-wanita yang nantinya akan ia perjual belikan. Bahkan tak jarang kau diminta untuk menjual obat-obatan terlarang kepada teman-temanmu, dan anehnya kau menuruti keinginan pamanmu itu.
Menilik dari semua perbuatanmu selama ini, kau pun hanya bisa berserah diri.
"Mingyu."
Laki-laki itu masih sibuk menancap gas membelah jalanan Kota Seoul malam ini. Menyalip setiap kendaraan yang menurutnya menghambat perjalanan kalian. Matanya sangat fokus hingga panggilanmu tak terdengar olehnya.
"Mingyu, hentikan mobilnya."
Ia menoleh ke arahmu sesaat sebelum bersikeras pada keinginannya untuk membawamu kabur.
"Tidak! Kau tidak boleh menyerah begitu saja! Kau tidak salah (y/n)!" Ucapnya menggebu-gebu
"Biarkan aku mempertanggung jawabkan perbuatanku selama ini. Tolong hentikan mobilnya." Balasmu.
"Tidak! Aku akan melindungimu, sayang. Kau tenang saja."
"Mingyu, jangan lindungi aku. Kau tidak boleh melindungi seorang kriminal sepertiku. Jangan bahayakan dirimu seperti ini." Pintamu masih dengan nada pelan yang menyiratkan kepasrahanmu.
"Kau bukan seorang kriminal! (Y/n) tolong jangan ganggu aku dulu, aku akan membawamu ke tempat yang aman." Ucapnya bersikeras
"Mingyu, aku mohon-"
"KIM (Y/N)!"
Bentakan Mingyu membuatmu terdiam dan tak mampu lagi mengutarakan permohonanmu. Air matamu tiba-tiba saja kembali melewati kedua pipimu. Bukan. Bukan karena Mingyu membentakmu, tapi karena kau melihat Mingyu meneteskan air matanya sesaat setelah membentakmu. Ia mungkin merasa lelah dengan tekananmu yang memintanya untuk menghentikan mobil sementara ia ingin terus melindungimu.
"Tolong... aku sudah berjanji di depan Tuhan dan aku telah diberikan amanah oleh ibumu untuk melindungimu. Jangan buat aku melanggarnya, (y/n)." Ucap Mingyu pelan.
Kau mengusap air matamu. Tiba-tiba saja kau merasakan perasaan tak rela. Kau benar-benar tak rela untuk meninggalkan Mingyu, tapi keadaan memaksamu untuk tetap meninggalkannya untuk sementara waktu.
"Mingyu...."
Air matamu kembali menetes setelah memanggil namanya dengan begitu rapuh.
"Terimakasih karena telah memilih untuk mencintaiku. Aku akan selalu bersamamu sampai aku mati nanti. Tapi percayalah, ini hanya sementara Mingyu. Kita pasti akan bertemu lagi nanti setelah aku melewati masa hukumanku." Ucapku bersusah payah.
Mingyu masih tak bergeming namun kau masih bisa melihat setitik air mata yang melewati pipinya. Gerutan kekhawatiran di wajahnya semakin terlihat jelas begitu melihat beberapa mobil polisi mulai mengikuti mobil kalian. Sirine dari mobil polisi di belakang kalian seakan menjadi pengiring perpisahan kalian. Seolah menghimpit kalian pada jalan panjang yang buntu. Sia-sia.
"Mingyu. Dengarkan aku. Aku mohon."
"Diam! Aku tidak akan menghentikan mobil ini!!!"
Mingyu menambah laju kecepatan mobil yang kalian tumpangi. Jujur saja, hal itu membuatmu takut dan khawatir akan hal yang belum tentu terjadi.
"Kalau begitu tolong jawab aku untuk yang terakhir kalinya." Ucapmu sembari berpegangan pada pegangan mobil di atasmu karena Mingyu mulai tak terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing Me [M] ✔
FanfictionTak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana terkejutnya dirimu ketika kau tahu laki-laki yang akan menjadi ayah tirimu adalah kekasihmu sendiri. Kim Mingyu. Laki-laki berusia tiga puluh empat tahun itu masih nampak awet muda sehingga tak heran ji...