06

2.7K 291 95
                                    

Ga jadi bulgos ya, kasi istirahat dulu. Kasian kan Mingyu habis digebukin gitu.
Belum diedit juga, jadi maaf ya kalo menemukan typo hehe.

Jangan lupa vote ya

.

.

.

.

.

.

.

.

Kau menatap Mingyu yang terbaring di atas brangkar dengan balutan perban di sekujur tubuhnya. Matamu terasa lelah karena tetap terjaga semalaman. Kau juga sesekali menguap karena menahan kantuk.

"Kau mau sarapan?"

Minghao menghampirimu yang masih duduk menghadap Mingyu.

"Nanti saja." Balasmu singkat.

"Kau tidak tidur semalaman, setidaknya jangan melewatkan sarapanmu." Balasnya.

"Kau tak perlu mengkhawatitkanku. Yang harus kau khawatirkan adalah bagaimana membuat laki-laki ini tidak melaporkanku ke polisi."

Minghao menghela napas. Ia mungkin sudah tak habis pikir denganmu. Rencana awal yang kalian susun tidak seperti ini. Awalnya, kau meminta Minghao dan beberapa anak buah Paman Seungcheol untuk mengeroyoknya setidaknya hingga pingsan. Tapi keikutsertaan amarahmu semalam membuat semuanya menjadi lebih runyam.

Kini Mingyu harus di rawat di rumah sakit akibat kedua tulang keringnya yang retak dan lebam di sekujur tubuhnya. Ia mungkin tak akan bisa berjalan selama beberapa bulan kedepan. Tapi bukan itu yang menjadi kekhawatiranmu. Tentu saja kau takut Mingyu melaporkan mu ke polisi atas tuduhan penganiayaan.

"Kenapa kau bertindak gegabah seperti kemarin? Ku pikir kau tidak lagi mampu untuk melukai orang lain, apalagi dia adalah laki-laki yang membuatmu lepas dari Seungcheol. Bukankah artinya dia sangat berarti bagimu?" Tanya Minghao.

Kau mengangguk singkat. Matamu masih terus memandangi Mingyu, berharap ia lekas bangun dan melihat keadaanmu yang juga tak baik-baik saja.

"Semenjak laki-laki ini bermain api di belakangku, saat itu juga aku sudah bukan (y/n) yang dulu. Aku telah kembali menjadi pion Paman Seungcheol. Kau mengerti arti pion itu kan? Aku orang terdepan dari laki-laki gila itu. Maka tak salah jika aku menjadi sama gilanya dengan dia." Jelasmu

Minghao mengusap wajahnya bingung.

"Baiklah, itu sudah menjadi keputusanmu. Ku harap kau tak menyesal. Aku hanya sangat menyayangkan keputusanmu untuk kembali ke neraka ini."

Kau terkekeh pelan.

"Ya, ku harap aku tidak menyesal juga."

Tak lama setelah itu Minghao pergi dari rumah sakit karena mendapat tugas baru dari Paman Seungcheol. Sementara kau masih disana, masih setia memandangi Mingyu yang terlelap seolah tak ada objek menarik lainnya selain Mingyu.

Kau sadar yang kau rasakan ini bukan lagi sebuah cinta. Mungkin saja sudah melenceng jauh ke tahap dimana kau merasa kau tidak akan bisa hidup bila tidak bersama Mingyu. Katakan saja kau terobsesi, tapi semua itu berawal dari perasaan tulusmu. Jadi kau tak menyalahkan perasaan tulusmu itu untuk Mingyu. Cinta tak pernah salah.

Karena merasa begitu lelah, kau pun memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi terlebih dahulu sembari menunggu Mingyu untuk sadar.

Tak berapa lama, kau kembali menghampiri Mingyu yang ternyata telah membuka matanya dengan bibir yang terus meringis kesakitan.

Losing Me [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang