Chapter 4 - Telat sedetik

22 8 0
                                    


"Kalian semua ke lapangan sekarang juga!" perintah guru BK kepada jejeran murid yang berdiri di depan gerbang.

Sekarang baru pukul tujuh lewat tiga puluh. Namun tampaknya, beberapa murid sudah mencari masalah dengan guru BK. Kebanyakan dari mereka datang terlambat, dan sisanya ketahuan akan bolos sekolah.

"Kenapa kamu ada disini Emi?" tanya guru BK kepada Emi yang berada di barisan murid terlambat. 

"Karena saya terlambat bu!" jawab Emi santai, menambah kekesalan guru BK.

"Maksud saya, kenapa kamu terlambat?" tanya guru BK dengan kesal.

"Karena peraturan sekolah ini terlalu ketat!" jawab  Emi, membuat beberapa murid yang ada dilapangan setuju dengannya.

"KALIAN SEMUA DIAM!" teriak guru BK dengan kesal. Suaranya yang menggema di penjuru lapangan membuat suasana menjadi hening. Tidak ada yang berani berbicara atau bercanda.

"Apa yang membuat mu berpikir kalau peraturan sekolah ini terlalu ketat?" tanya guru BK  sambil menatap Emi dengan tatapan tajam.

"Saya kan hanya terlambat satu detik saja bu, masa harus ikut dibarisan ini!" ucap Emi membela diri.

"Sudah terlambat, masih saja mengelak! Memang nya siapa yang menyuruh kamu membantah?" ucap guru BK.

"Bukannya tadi ibu yang bertanya"  jawab Emi.

"Kamu ini benar benar...!" ucap guru BK lalu menghela nafas, "sekarang kamu ke kelas, dan ikuti pelajaran!" lanjut guru BK sambil memijit pangkal hidungnya.

"Terimakasih bu..." balas Emi singkat, lalu berjalan menjauh dari lapangan menuju ke kelasnya.

Emi POV

Aku berjalan menuju kelas ku dengan perasaan kesal. Bisa bisa nya aku dihukum hanya karena terlambat satu detik. 

Terkadang, aku berpikir kalau satpam sekolah terlalu disiplin. Walaupun begitu, ia masih luluh dengan uang. Lagipula siapa yang mau menolak uang? 

Sekarang semua nya butuh uang, dari bayi yang baru lahir, sampai orang yang sudah tua. Kalau aku menjadi dia... aku pasti akan meminta lebih banyak lagi.

Tanpa sadar aku sudah berada di depan kelas ku. Saat aku masuk ke dalam kelas, semua pandangan langsung tertuju ke arahku. Aku merasa seperti artis terkenal... atau mungkin buronan.

"Maaf pak saya terlambat!" ucapku ke pada guru Matematika yang sedang mengajar.

"Apa alasan kamu terlambat?" tanya guru itu lalu duduk di kursi nya.

"Bapak gak akan percaya kalau saya bilang alasan sesungguhnya!" ucapku bercanda.

"Memangnya apa alasan kamu terlambat?" tanya guru itu sambil mengangkat alisnya.

"Jadi saat saya di perjalanan menuju kesekolah, saya menolong orang yang hampir menabrak pohon, dan saat saya sampai di gerbang sekolah, saya ditahan oleh fans berat saya... biasalah pak, saya kan terkenal" ucapku mendramatisir. 

Semua teman teman ku tertawa mendengar alasan ku barusan, begitu juga dengan guru Matematika ku itu. "Sekarang duduk, dan kerjakan soalnya!" ucapnya menyuruhku duduk. 

Aku mematuhi perintahnya dan berjalan menuju kursiku. Aku melihat ada murid laki laki tak dikenal yang duduk di kursi yang ada di sebelahku. 

"Maaf permisi..." ucapku kepada murid itu.

"Tunggu bentar Em, gue berdiri dulu!" ucap murid laki laki itu lalu berdiri dan tersenyum kepadaku.

Setelah aku duduk, dia kembali duduk di kursinya. 

Her feelings [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang